Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 8 Part 3, Jika Kamu ingin mengenali daftarnya pribadi pergi ke link di goresan pena yang ini. Untuk cek dan baca serpihan kedua Episode sebelumnya baca di sini.
Pi Young sama Yu Sin ada di kawasan tidur yang serupa namun kerasanya jauh banget. Kamu tidur? Tanya Yu Sin. Pi Young nggak menjawab. Kamu tahu saya jarang bercerita ihwal almarhum ibuku.
Kalau bicara masa kecil, saya takut saya bicarakan hal jelek soal perempuan yang melahirkanku. Aku nggak ingin mengenang ingatan buruk. KaMu mengajukan pertanyaan pun saya jawab seadanya, dan bilang saya nggak terlalu ingat.
Ibu cuma perhatian pada kakakku. Ayah sedang memperbesar rumah sakit, dan nggak memperhatikanku sebab banyak pasien.
Hal yang paling tak sanggup kulupa yakni ada salah satu kawan dekat Ibu yang punya kebun pir di Taereung. Kami dipanggil pesta barbeku di sana.
Tapi hari itu, Ibu juga cuma mengajak kakakku. Aku sungguh ingin ikut. Kakakku bercerita, di kebun buah dengan guguran bunga pir itu, mereka memanggang daging sapi dengan arang.
Dia berbangga diri sebab itu sungguh keren. Hari itu, saya menangis hingga tertidur. Seperti itulah ibuku. Aku nggak melaksanakan kesalahan apa pun,
tapi tatapannya padaku…nggak ada emosi sedikit pun. Terasa dingin. Tapi di saat menyaksikan kakakku, tatapannya sarat dengan cinta.
Pi Young membuka matanya. Mungkin kau salah paham. Yu Sin membantahnya. Ada yang bilang, belum dewasa sanggup tahu mereka dibenci atau enggak. Tanpa alasan? Tanya Pi Young.
Alasan? Yu Sin melanjutkan. Suatu hari saya pernah dengar ibuku bicara dengan nenekku di kamar.
Mereka berbincang-bincang soal kasih orang tua, dan ibuku bilang kasihnya berat sebelah, walaupun sama-sama melahirkan kami. Ibu bilang,
dia merasa nggak sayang padaku. Hati belum dewasa niscaya terluka. Seperti kau lihat, saya belum melupakannya.
Dan kini saya menceritakannya kepadamu. Ibuku
berulang kali menyakiti hatiku dan cuma menenteng kakakku
saat meninggal dunia. Patutkah ini disyukuri?
Kalau Ibu juga sama menyayangiku, mungkin saya akan ikut ke pantai. Walaupun saya mungkin nggak mati. Aku berterima kasih terhadap Dongmi yang menyayangiku bagai adiknya sendiri…
Jika bukan sebab dia, mungkin saya sudah salah jalan
dan kita nggak akan bertemu. Kadang saya berpikir, mungkin ia yakni ibuku di kehidupan sebelumnya. Seperti itulah korelasi kami.
Pi Young menekankan kalo dahulu dan kini itu berbeda. Kamu bukan anak tujuh tahun lagi. Tapi Yu Sin membantahnya. Perasaanku dahulu dan kini masih sama.
Karena itu, di saat ibuku meninggal dan ayah menikah lagi, saya sama sekali nggak menentang. Aku justru senang. Itu lebih baik dibandingkan dengan orang lain menjadi ibu tiriku. Selain berteman sebentar dengan perundung di saat SMP, saya nggak menghasilkan masalah.
Dia sungguh-sungguh melaksanakan yang terbaik untukku. Karena itu, kini saya sanggup berperan selaku ayah…dan juga suami. Menikah denganmu pun, bahu-membahu Ayah ingin menjodohkanku dengan putri temannya, namun Bu Kim berpihak padaku.
Dia bilang saya mesti menikahi orang yang kusuka. Aku ingin kau mengerti. Ini cuma sementara. Seperti ia menolongku bertahan dari hal-hal susah di saat kecil, kali ini saya mesti melaksanakan hal yang sama. Hmm?
Pi Young bangun dan mengambil ponsel Yu Sin. Ia memamerkan fotonya sama Dongmi. Kalo ini saya dengan ayah tiriku yang masih muda, apa kau nggak cemburu?
Bagaimana jikalau saya merawat ayah tiriku, kemudian mengabaikanmu dan Ji a. Bertemu saban hari dan menghabiskan waktu dengan hangat begitu?
Aku tahu kau berterima kasih, namun banyak temanku yang mengirimiku foto yang sanggup menghasilkan salah paham. Kamu memang nggak peduli, namun saya peduli. Tinggallah di sana hingga terasa tenang.
Pi Young mengembalikan ponsel itu dan kembali tidur. Yu Sin menghela nafas kemudian menatapnya. Beri saya waktu satu bulan. Setelah itu, saya nggak akan membuatmu ketakutan lagi. Pi Young cuma membisu dan kelihatannya masih marah. Satu bulan pun nggak bisa? Tanya Yu Sin.
“Latihan renangmu?” Tanya Pi Young.
“Aku akan berhenti. Aku sanggup pindah ke hotel lain. Tapi saya mesti merawatnya seenggaknya sebulan. Kita undang ia sesekali makan di rumah dan mengontak untuk memberi salam.
Pi Young mengangguk oke kemudian memejamkan matanya. Yu Sin kayak lega lihatnya. Omong-omong, jangan menghasilkan dadaku berdebar. Kamu ingin jantungku menyerupai ayah? Ya?
A nggak tahu. Pi Young mengabaikannya dan merubah posisi tidurnya membelakangi Yu Sin. Yu Sin nggak terima dan memeluknya. Kamu memunggungiku? Pi Young tersenyum.
Yu Sin kemudian menyindirnya. Temperamen Ji a kelihatannya menyerupai denganmu. Mianhae. Seharusnya saya mempertimbangkan perasaanmu juga, bukan cuma mempertimbangkan yang kudapat darinya.
Pi Young berbalik dan memandang Yu Sin. Maksudmu, kau nggak sanggup apa pun dariku dan cuma dari Bu Kim? Yu Sin membantahnya. Jangan konyol. Aku akan perlahan jaga jarak. Dia juga mesti sanggup sendiri.
“Ada syaratnya.”
“Syarat apa lagi?”
“Kalo kau nggak ada niat lain…”
“Memang ada niat apa? Kamu menilai saya apa?”
“Pokoknya, kalau kau benar mencemaskannya, kenalkan ia dengan orang baik.”
Yu Sin memikirkannya sambil menghela nafas. Kamu nggak terpikirkan hal itu? Kamu nggak suka? Yu Sin membantah. Sepertinya boleh juga. Pi Young menyinggung kalo Yu Sin bilang ada kenalan. Yu Sin memberitahu kalo umurnya nggak sesuai. Tapi akan kucoba.
Mereka kemudian tiduran sambil pelukan. Baikan? Oh manisnya pak dokter๐
Shi Eun sedang menulis di kamar. Lihat bantal Hae Ryun di sebelahnya menjadikannya kesal. Ia pun membuangnya.
Dongmi nggak sanggup tidur. Ia kemudian bangun fan mengambil baju di laci kamarnya.
Paginya ia berenang menyerupai biasa. Sudah ada ..Ih itu Yu Sin bukan ya? Dongmi memakai kacamata renangnya dan bersiap untuk berenang.
Hye Ryeong nggak sanggup tidur. Sa Hyun tidur di lantai. Ih ia malah kepikiran sama apa yang Pi Young katakan soal Seo Ban yang menyadari muka pusatnya haru itu. Dia jadi bertanya-tanya. Apa ia juga berhasrat padaku?
Perawat tiba untuk meriksa suhu tubuhnya dan menanyakan tidurnya nyenyak? Hye Ryeong mengiyakan dan memberi tahu kalo ia akan keluar sebentar untuk siaran hari ini.
Sa Hyun bangun dan mendengarnya. Hye Ryeong sudah memperoleh ijin dari dokter meski bahu-membahu ia nggak boleh banyak gerak. Hye Ryeong memberitahu kalo ada manajernya yang mau membantunya.
Hye Ryeong melaksanakan siaran. Dia pakai baju kuning dan nampak masih lemas. “Cinta dan rindu berkembang pada tiap pasangan. Namun, cinta dan rindu juga dibarengi oleh derita.
Ketahuilah bahwa cinta menenteng kecemasan dan mengatur hidupmu secara signifikan.” Dengan kalimat yang berasal dari kitab suci Buddha ini, Cinta, Kenangan, dan Musik Boo Hye Ryeong dimulai.
Hyang Ki menyimak siaran Hye Ryeong di rumah.
Pendengar sekalian ada yang tinggal bareng orang yang dicintai. Dan ada juga yang menjalani hidup sendiri menyerupai ucapan Buddha. Seperti flora yang diempas badai, kita mengalami kesulitan.
Beruntunglah jikalau seseorang mengulurkan tangan di di saat menyerupai itu. Ketika sendirian dan tak ada orang lain, bagaimana jikalau menolong diri sendiri? Karena kau satu-satunya orang yang sanggup sungguh-sungguh memedulikanmu.
Pi Young menoleh ke Shi Eun kayak khawatir.
Hari ini, lihatlah perasaanmu dan periksa apakah kau sedih. Jika merasa berat dan sakit, berikan dirimu penghiburan terhangat di dunia. “Nggak papa. Berjuanglah.” Sebuah lagu mungkin akan membantu. Lagu pertama hari ini yakni alunan piano yang sungguh romantis. Melodi lembut menyerupai angin malam ekspresi dominan panas. Cinta, Kenangan, dan Musik Boo Hye Ryeong dimulai.
Hyang Ki nangis dengar lagu itu. Eomma!๐ญ๐ญ๐ญ
Shi Eun masih nulis di studio.
Ami sedang melaksanakan pemotretan. Ia nampak letih namun masih mesti tersenyum di depan kamera. Gabin sedang melakukan. Perawatan dan Song Won sedang bekerja. Ia juga nampak lelah. Ia berhenti untuk mengambil minum dan mencicipinya sambil menyaksikan ke luar jendela.
Shi Eun membaca beberapa komentar dari pendengar. Lagunya terdengar manis di film, namun entah kenapa terdengar sedih.
Aku merasa mesti menawan diriku sendiri dari bawah tanah yang gelap, ke atap yang terang.
Mungkin perasaanku saja? Suara DJ hari ini menyerupai tertekan.
Seo Ban memperhatikan ketiga rekan wanitanya. Kenapa situasi hari ini begini? Kalian semua. Pi Young mrlihat Shi Eun dan Hye Ryeong. Karena Hye Ryeong masih sakit.
Di kelas Ji a mengajukan pertanyaan pada Wu Ram. Jadi, ayahmu pergi dari rumah. Wu Ram mengiyakan. Aku ikut les hingga final bulan ini saja.
Ibumu yang menyuruhmu? Tanya Ji a. Wu Ram membantah dan memberitahu kalo itu keputusannya.
Siaran akibatnya selesai. Hye Ryeong mengaku nggak ingin kembali ke tempat tinggal sakit. Nggak ada investigasi juga. Shi Eun bilang kalo nanti ia akan mampir. Aku ada urusan di bank. Aku mampir setelah selesai.
Kamu ada waktu minum teh? Tanya Pi Young ke Seo Ban. Aku ingin minta bantuan. Seo Ban mengiyakan. Hye Ryeong kayak curiga lihatnya. Berdua saja? Kami nggak boleh ikut?
Pi Young mengalihkan mengajak Shi Eun dan Seo Ban untuk menjenguk Hye Ryeong sama-sama. Hye Ryeong bahagia dengarnya. Seo Ban kayak nggak nyangka gitu aja sanggup menghasilkan Hye Ryeong senang. Hye Ryeong mengiyakan.
Seo Ban kemudian pamit.
Ketiganya berada di lift. Hye Ryeong membicarakan Seo Ban. Dia nggak peduli atau cuma egois? Shi Eun pikir mungkin keduanya. Pi Young merasa kalo ada bagusnya ia jujur. Pria yang banyak bicara itu melelahkan. Hadeuh kayaknya bunyi hati ini???
Seorang perempuan yang juga di lift berpikir kalo verbal memang untuk bicara, kan? Hye Ryeong merasa kalo kelihatannya ia suka lelaki yang banyak bicara. Wanita itu memberitahu kalo ayahnya setipe dengan Seo Ban. Sangat tak menarik.
Pi Young ketemuan sama Seo Ban. Setelah memesan ia ingin membayarnya sebab ia yang mengajak ketemuan. Tapi tahu-tahu Seo Ban malah membayarnya.
Keduanya duduk. Pi Young mengajukan pertanyaan pada Seo Ban: apakah di antara seniormu ada yang lajang cerai? Seo Ban mengiyaka. Ada banyak. Pi Young memberitahu kalo ini ihwal mertuanya. Dia sungguh menderita. Seo Ban menangkap kalo Pi Young ingin mengenalkannya dengan seseorang? Pi Young membenarkan. Ia menhaku ketakutan ia mengalami depresi. Tahun depan ia 59 tahun usia Korea.
“Lebih bau tanah atau lebih muda?” Tanya Seo Ban.
Pi Young pikir lebih baik jikalau lebih muda. Tapi nggak mungkin.
Kenapa enggak? Tanya Seo Ban. Saat berjumpa di pemakaman, ia terlihat muda dari usianya. Kamu sudah minta pendapatnya untuk dikenalkan?
Belum.
Seo Ban nyuruh Pi Young untuk nanya dulu. Aku punya banyak kenalan. Pi Young pikir usia 61 atau 62 kelihatannya cocok.
Andai kau jadi dia, kemudian suamimu belum usang meninggal, apakah kau sudah ingin menemui lelaki lain? Tanya Seo Ban. Kedua mertuamu saling mencintai.
Pi Young membenarkan. Pria juga akan berjumpa orang gres jikalau putus.
Seo Ban memberitahu kalo banyak lelaki nggak menyerupai itu, sama halnya menyerupai wanita. Seo Ban nyuruh Pi Young untuk tanya dahulu padanya. Aku cari yang kira-kira cocok. Pi Young mengangguk mengiyakan.
Ayah meriksa ponselnya dan jadi sakit kepala gegara Dongmi belum mengiriminya pesan. Dia manggil ibu dan minya diambilkan obat sakit kepala. Lihat ayah menyerupai itu ibu jadi nyanbungin ke Dongmi. Ayah kesal dengarnya. Kamu cuma membuatku kesal dan jengkel. Apa kau mau terus mengomeliku di saat ijab kabul putra kita berada di ujung tanduk?
Ibu membantah kalo ia mengomel, cuma bicara fakta. Ibu kemudian manggil Jun jae! Ayah mengeluhkan kalo ia bahkan nggak tahu cucu kita besar di mana. Ibu menanggapinya dengan santai. Tentu saja di dalam perut ibunya.
Ih ayah kian kesal. Aku muak. Nggak ada habisnya. Ibu menjawabnya. Kalo dibandingkan dengan kesabaranku selama puluhan tahun, ini nggak seberapa buatku. Aku nggak akan lupa wajahmu yang berjumpa Dongmi di kawasan golf.
Kamu nggak bahagia bila tiba-tiba berjumpa kawan dekat kecil? Tanya ayah. Ibu mengingatkan kalo ia melahirkan dua putramu, merawat orang tuamu puluhan tahun, namun kau nggak pernah berparas begitu padaku.
Apa kau kawan dekat kecilku? Tanya ayah kesal. Ibu menanyakan mereka yang lebih penting? Atau istri yang tinggal seatap? Ayah menekankan kalo ini bukan soal siapa yang lebih penting.
Ahjumma tiba dan menanyakan kenapa ibu memanggilnya. Ibu nyuruh Ahjumma untuk mengambilkannya air hangat untuk minum obat.
Ibu kembali ke ayah dan ngasih tahu; Ini penting bagiku, sungguh penting.
Pi Young menjenguk Hye Ryeong bareng dengan Shi Eun. Mereka membicarakan ihwal perceraian Shi Eun dan suaminya. Kenapa kau menyetujuinya? Apa kau malaikat? Tanya Hye Ryeong nggak habis pikir. Kamu nggak perlu senantiasa jadi orang baik.
Shi Eun memberitahu kalo Hyang Ki nggak sanggup menerimanya. Hye Ryeong pikir Shi Eun mesti menjadikannya menderita. Pi Young memberitahu kalo nggak semudah itu. Hyang Ki juga sudah hingga batasnya.
Hye Ryeong minta Shi Eun untuk memikirkannya lagi. Jangan menghasilkan ini gampang baginya. Shi Eun ngasih tahu kalo ia menangis memohon. Hye Ryeong kian nggak habis pikir. Profesor Park melaksanakan itu? Shi Eun mengaku lebih hening sekarang, fisik maupun mental. Kini, cucian jadi lebih sedikit. Pria mesti diamati terus. Hye Ryeong mrnyesalkan harusnya kau berpisah setelah membalas perempuan itu. Kamu nggak penasaran?
Shi Eun pikir untuk apa? Apa akan ada yang berubah? Pi Young merasa percaya kalo Shi Eun sungguh hancur, namun anak-anak… . Shi Eun berpikir kalo berpura-pura baik-baik saja justru menyakitkan.
Hye Ryeong mengaku sama sekali nggak mengerti. Kalau aku, niscaya akan balas yang setimpal di saat menyepakati perceraian itu. Haruskah saya menjambak rambutnya menyerupai di drama? Tanya Shi Eun pasrah. Hye Ryeong memberitahu kalo Shi Eun sanggup minta tolong jasa pencarian. Pi Young memberitahu kalo itu nggak senantiasa berkhasiat untukmu. Mereka justru minta duit dari para suami, dan menjadikannya terlihat tak bersalah. Uang tutup mulut.
Hye Ryeong merasa kalo orang-orang yang serupa saling memihak. Dapat duit dari kedua pihak. Pi Young menyaksikan jam dinding di belakangnya. Sudah jam 6 lewat. Ia merasa kalo Seo Ban nggak datang. Nggak tahu nggak tiba atau nggak sanggup datang.
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Yang tiba yakni yang mereka bicarakan. Seo Ban masuk sambil menenteng seikat bunga dan sekotak kue. Hye Ryeong tersenyum melihatnya. Nggak nyangka kalo ia beneran datang.
Seo Ban mengingatkan kalo ia akan datang. Pi Young mengambil bunga dan masakan ringan manis Seo Ban sambil mengonfirmasi kalo ia nggak terpaksa datang, kan? Shi Eun mempersilakan nya untuk duduk namun Seo Ban menolak sebab merasa mengusik mereka. Ia pamit dan memerintahkan mereka untuk mengobrol. Seo Ban pergi setelah bilang lekas sembuh ke Hye Ryeong.
Pi Young mau menyimpan masakan ringan manis ke kulkas namun Hye Ryeong melarang. Dia nyuruh merek untuk memakannya. Dia mau lihat. Pi Young pun membukanya. Wah masakan ringan manis nya cantik. Dia tahu selera wanita. Dia niscaya pemikat wanita. Shi Eun bilang asal ia nggak buat perempuan menangis saja. Justru mereka cuma buat perempuan menangis. Kata Pi Young.
Pi Young dan Dongmi berada di kuil. Yu Sin nggak ikut sebab ia pergi ke pulau Keju. Guru SMA-nya kini tinggal di sana, dan sedang kurang sehat.
Dongmi tahu kalo maksudnya, Pak Lee Gang-jae? Orang itu sungguh menyayangi Yu Sin. Penerbangannya pukul 15.00. Artinya ia akan menginap.
Sa Hyun sedang di sauna dan berjumpa dengan dokter oriental. Dokter menyaksikan muka murung Sa Hyun dan menanyakan apa ada masalah? Sa Hyun membantah. Dokter menanyakan apa problem pekerjaan?
Gabin, Ami dan Song Won sedang di bandara. Mereka membicarakan makanan. Kayak seru banget. Di belakangnya tiba Yu Sin. Dan di saat ia duduk, ketiga perempuan itu malah bangun dan pergi.
Saatnya masuk pesawat. Gabin, Song Won dan Ami mencari kawasan duduk masing-masing. Ami duduk bareng Gabin sedang Song Won duduk terpisah dari mereka.
Yu Sin berlangsung melalui mereka mencari kawasan duduknya.
Wah ingin tau banget apakah pak dokter menduakan sama salah satu dari mereka apa justru mau selingkuh? Secara pak dokter kan emang senantiasa baik sama tiap wanita. Ih sayang banget nggak ada preview buat episode selanjutnya. Hhh dah separuh jalan ternyata. Nggak nyadar๐ . Tinggal 4 pekan lagi.
Bersambung…