Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 7 Part 2, Diketahui juga list lengkap recap ada di goresan pena yang ini. Selain itu, Kalian juga bisa mengenali part pertama Episode sebelumnya baca di sini.
Sementara itu di rumah sakit Pi Young merasa khawatir, bagaimana jikalau kanker lambung? Shi Eun pikir itu nggak mungkin. Lalu kenapa bisa muntah darah? Yanya Pi Young. Shi Eun pikir rumah sakit Pi Young lebih baik? Pi Young menginformasikan kalo mereka perlu menyaksikan hasilnya dulu.
Sa Hyun sampai. Pi Young menginformasikan kalo Hye Ryeong sedang diperiksa. Shi Eun nemberitahu kalo beliau muntah banyak darah. Sa Hyun nampak sungguh ketakutan dan masuk.
Ami sedang bareng Gabin dan Song Won. Ia mengaku belum pernah ke taman bermain selama di Korea. Aku tak sempat ke sana. Gabin menyayangkan padahal menyenangkan. Ami menyaksikan kalo di drama juga begitu. Gabjn menyarankan mudah-mudahan mereka ke sana hari ini. Ami pribadi setuju.
Gabin menanyakan apa Ami pernah ke Disneyland, kan? Ami membenarkan. Song Won mengaku lebih senang taman bermain di Korea ketimbang Disneyland. Gabin juga. Song Won menanyakan umur berapa kau ke Amerika?
“Empat tahun.”
Selama itu jarang pulang ke sini? Tanya Gabin. Ami menjawab sekali, di saat neneknya meninggal. Nenek dari ibunya. Kadang saya teringat padanya.
Yu Sin dan Dongmi menikmati minuman. Ini menyerupai bukan non-alkohol, komentar Dongmi sehabis mencicip dan dibenarkan sama Yu Sin. Ia mengungkit waktu ia masih kecil, kau sering mengajakku ke museum atau pameran.
Dongmi berpikir kalo itu bagus untuk kemajuan emosi Yu Sin. Yu Sin membalikkan kalo hari ini juga bagus untuk emosi. Dongmi membenarkan. Tadi menyenangkan. Aku hingga nggak teringat apa pun.
Yu Sin menghela nafas dan memandang Dongmi. Ih ih tatapan macam apa ini??? Yu Sin berkomentar kalo nggak banyak perempuan berumur yang masih bagus sepertimu.
Dongmi sedikit tersenyum. Aku juga tahu saya berumur tanpa kau ingatkan. Yu Sin mengulangi kalo maksudnya, kau bagus meski berumur. Dongmi mengakui kalo Ji a Appa memang pintar memuji.
Yu Sin minta disanjung balik namun Dongmi nggak mau sebab terlampau banyak hal yang dapat ia puji. Aku akan bertahan. Kamu nggak perlu memaksakan diri beri perhatian padaku. Ini sudah cukup.
Yu Sin nggak suka dengan apa yang ibunya katakan. Memaksakan diri katamu? Aku sedih. Apa kau dahulu memaksakan diri untuk baik padaku? Dongmi membantahnya. Aku melakukannya sepenuh hati. Yu Sin menginformasikan kalo ia juga begitu. Kamu dan aku… . Kita hidup saling menampilkan perhatian. Itu takdir kita.
Dongmi mengajukan pertanyaan pada Yu Sin apa kau percaya kehidupan lampau? Yu Sin menginformasikan kalo dari apa yang ia alami, sulit untuk nggak percaya. Kira-kira apa hubungan kita di masa lampau? Tanya Dongmi. Yu Sin memikirkannya. Mungkin saja kekasih. Atau hubungan ibu-anak sarat kasih. Yang jelas, kelihatannya hubungan yang baik. Dongmi mengangguk setuju. Aku merasa menyerupai itu.
Yu Sin melanjutkan. Kalau nggak ada aku, mungkin Ayah nggak bisa menutup mata dengan tenang. Dia nggak akan bisa meninggalkanmu sendiri di dunia ini dan pergi selamanya.
Mendadak Dongmi jadi duka lagi. Yu Sin mrmberinya nasehat. Kamu mesti secepatnya mengikhlaskannya. Agar Ayah pergi dengan tenang. Konon yang wafat tak bisa tenang, jikalau keluarga yang ditinggalkan meratap.
Dongmi nangis. Ia minta mudah-mudahan Yu Sin jangan cemas. Aku tak akan merepotkanmu. Yu Sin melarangnya untuk berkata menyerupai itu lagi.
Keduanya berada di lift. Dongmi menginformasikan kalo sebenarnya, kemarin…saat di Chuncheon saya agak lapar, namun menahannya.
Kenapa?
Dongmi pikir, kalo kita terlalu kenyang, kau akan mengantuk di saat menyetir. Yu Sin membantahnya. Mengantuk, apanya? Kita sudah jauh-jauh ke sana. Ia kemudian menawan Dongmi dan merangkulnya. Ih senyumnya Dongmi…🤦♀️
Dongmi percaya kalo Yu Sin niscaya mengantuk kalau kenyang karbohidrat sebab makan mi di saat lapar. Yu Sin melarang Dongmi untuk mengurusnya sebab saya yang hendak mengurusmu. Dongmi cuma membisu dan memandang Yu Sin. Yu Sin memintanya untuk menjawabnya. Dongmi balasannya mengiyakan. Dia kelihatan senang banget sanggup perlakuan menyerupai itu dari Yu Sin.
Shi Eun telponan sama Wu Ram. Dia nyuruh Wu Ram untuk pribadi menghubunginya kalo nuna pulang. Pi Young tiba dan mengonfirmasi kalo Hyang Ki pergi dari rumah? Shi Eun yang merasa putus asa menginformasikan kalo suaminya…berselingkuh. Dan Hyang-gi mengetahuinya, jadi, beliau nggak mau pulang.
Pi Young seakan nggak percaya. Ternyata itu alasannya? Shi Eun membenarkan. Ucapan Hye Ryeong benar. Aku gres tahu Sabtu malam. Saat belum dewasa pesta piama…dia pulang dalam kondisi mabuk. Hidupku nggak berguna.
Pi Young mengaku nggak percaya. Aku nggak bisa membayangkan perasaanmu sekarang. Shi Eun menginformasikan kalo ia mendapatkannya dan menyerah. Pi Young rasa Shi Eun boleh menyerah, namun rasa dikhianati itu…
Shi Eun mengungkapkan kalo Hyang Ki…sangat menghormati dan mengasihi ayahnya. Pi Young meminta maaf mau menanyakan ini. Tapi, beliau tergila-gila pada siapa? Wanita macam apa yang memikatnya?
Shi Eun nggak peduli. Nggak akan ada bedanya mengenali itu. Wu Ram secara tiba-tiba nelpon. Ia mengabarkan kalo nuna gres saja pulang. Shi Eun bilang mau bicara dengannya. Nggak jadi. Nggak, Ibu pulang sekarang.
Hyang Ki menghampiri Wu Ram. Wu Ram menanyakan sepanjang hari ini kau ke mana saja? Ibu sungguh cemas. Hyang Ki menanyakan seandainya Ayah berbuat kesalahan besar… . Apa yang hendak kau lakukan? Apa kau akan tetap mencintainya? Maksudku, bisakah kau mencintainya?
Wu Ram mengingatkan kalo ibu pernah bilang, kan? Semua orang niscaya melaksanakan kesalahan.
Bagaimana jikalau ini kesalahan besar? Tanya Hyang Ki. Kamu niscaya pernah menyaksikan postingan semacam itu di internet. Ada drama menyerupai itu juga. Ayah…memacari perempuan lain. Kamu paham maksudku? Masihkah kau mencintainya?
Wu Ram nampak resah dan menjawab nggak tahu. Hyang Ki menyimpulkan kalo masih ada kemungkinan. Wu Ram menanyakan gimana dengan nuna sendiri?
Hyang Ki nyuruh Wu Ram untuk menyampaikan pendapatnya dulu. Wu Ram mengaku nggak tahu. Ibu sudah tahu? Hyang Ki mengangguk membenarkan. Wu Ram sedikit heran sebab Ibu terlihat baik-baik saja.
Hyang Ki menginformasikan kalo demi kita…Ibu nggak menunjukkannya meski berat. Ibu nggak ingin melukai kita. Tapi niscaya sungguh berat untuk Ibu. Wu Ram pikir kalo itu benar, kasihan sekali…ibu. Aku nggak percaya.
Hyang Ki meniadakan air matanya. Ia juga nggak percaya jikalau nggak melihatnya. Wu Ram bilang akan mengajukan pertanyaan pribadi terhadap Ayah. Hyang Ki meminta mudah-mudahan Wu Ram merencanakan dirinya dulu.
Bagaimana jikalau beliau akui itu? Tanya Hyang Ki. Wu Ram malah nanya balik. Kalo nuna? Hyang Ki mengaku sudah nggak ingin hidup bareng Ayah. Ibu mungkin akan mengabaikannya sebab mereka suami-istri. Kamu berat berpisah dari Ayah?
Wu Ram membenarkan.
Hyang Ki memberi pemahaman kalo keluarga bukan hubungan saling membohongi. Tapi hidup dengan cinta dan perasaan tulus, serta kepercayaan. Wu Ram mengangguk membenarkan apa yang nuna-nya katakan. Tapi ia pikir ayah mungkin akan menyesal. Kita bisa memaafkannya.
Hyang Ki menghela nafas dan memalingkan wajah. Jangan berharap. KaMu mungkin bisa memaafkan, namun saya enggak. Wu Ram berpikir lain. Alih-alih pendapatmu atau aku, kurasa usulan Ibu lebih penting.
Hyang Ki menyarankan mudah-mudahan mereka mendengar usulan Ayah dulu. Tapi… . Apa pun keadaannya, kuharap kau nggak begitu terluka. Walau mungkin sulit menerimanya.
Wu Ram meminta kakaknya untuk jangan khawatir. Hyang Ki menjajal untuk tabah dan menepuk kaki adiknya.
Sa Hyun menemani Hye Ryeong. Dokter darang dan menginformasikan kalo Hye Ryeong menderita tukak usus 12 jari akut. Apa akhir-akhir ini beliau stres? Sa Hyun mengiyakann sedikit.
Dokter menginformasikan kalo stres yakni penyebab tukak usus. Apakah siaran melelahkan? Hye Ryeong cuma memalingkan wajahnya. Dokter memintanya mudah-mudahan jangan membaca komentar kebencian. Ia menyaksikan banyak di internet. Ia kemudian menginformasikan Sa Hyun kalo dalam waktu dekat beliau dipindahkan ke kamar.
Sa Hyun menanyakan berapa usang beliau mesti dirawat?
Bersama perawat Sa Hyun mendorong Hye Ryeong ke kamar rawat. Mereka sedang di dalam lift. Hye Ryeong menutupi parasnya dengan selimut. Perawat bilang padanya kalo nggak perlu menutupi wajah di rumah sakit.
Pintu lift terbuka. Seorang pasien perempuan masuk. Hye Ryeong nggak ingin menampakkan parasnya dan kembali menutupinya pakai selimut.
Shi Eun hingga rumah dan menanyakan eksistensi Wu Ram pada Hyang Ki. Hyang Ki menginformasikan kalo Wu Ram ke tempat tinggal Gi-ppeum. Ia mengonfirmasi kalo ibu juga tahu Ayah punya perempuan lain? Shi Eun membenarkan. Sabtu lalu, beliau mengungkapkan semuanya. Hyang Ki menanyakan Sabtu kapan? Saat pesta piama?
Shi Eun membenarkan. Hyang Ki menanyakan bagaimana perasaan Ibu? Shi Eun mengaku nghak tahu. Ia menyembunyikan perasaannya demi anak-anaknya.
Hyang Ki merasa nggak habis pikir. Bagaimana bisa? Ayah yang bukan orang lain untuk kita… . Shi Eun berpikir kalo mereka punya masa depan. Ibu sudah bilang takkan bercerai. Sebagai gantinya, ayahmu boleh hidup sesukanya. Ibu nggak peduli beliau pulang atau enggak.
Hyang Ki minta mudah-mudahan ibu jangan cemaskan mereka.
Mana bisa ibu nggak cemas? Tanya Shi Eun. Ingat perkataan kalian belum usang ini? Hyang Ki menekankan kalo persoalannya berbeda. Kita bisa lewati kesusahan apa pun jikalau tetap berhati-hati dan waras. Ibu, ayo kita sadar.
Shi Eun membenarkan. Hyang Ki melanjutkan kalo pasangan akan jadi orang lain jikalau berpisah. Tapi saya putri Ibu. Aku potongan dari Ibu. Aku ingin dengar usulan jujur Ibu. Ibu ingin Ayah tetap tinggal?
Shi Eun menggeleng. Hyang Ki menginformasikan kalo beliau juga enggak. Shi Eun menyadari kalo Hyang Ki sungguh kecewa, namun kau berlainan dengan ibu. Ibu bisa nggak menemuinya lagi sama sekali. Namun, beliau ayahmu dan Wu Ram.
Hyang Ki berpikir kalo mereka sudah nggak ada artinya untuk Ayah. Shi Eun membantahnya. Hyang Ki merasa kalo kelihatannya Ibu belum memahami Ayah. Kata orang, kita nggak bisa tahu perasaan seseorang sesungguhnya. Persis menyerupai itu. Ayah mendustai kita. Ayah mendustai Ibu menyerupai orang kolot begini.
Shi Eun meminta maaf.
Hyang Ki menanyakan kenapa Ibu meminta maaf? Shi Eun merasa kalo ini salahnya. Hyang Ki meminta ibunya mudah-mudahan jangan menyampaikan hal yang nggak masuk akal. Kalau ini salah Ibu, bagaimana dengan para ibu lain?
Shi Eun menginformasikan kalo ia memang menelantarkan ayahnya sebab terlalu sibuk bekerja.
Ayah bilang begitu? Tanya Hyang Ki. Ayah berselingkuh sebab itu? Shi Eun membantah. Enggak, ibu cuma bilang ini salah ibu.
Hyang Ki menekankan kalo ini salah Ayah. Seharusnya Ayah berterima kasih atas semua yang Ibu lakukan. Bagaimana bisa beliau berkhianat?
Shi Eun berpikir kalo nggak semua orang berpikiran begitu. Terkadang, kau bahkan nggak bisa mengontrol perasaanmu sendiri. Hyang Ki melarang ibu untuk membela Ayah atau menahan emosi Ibu. Itu akan menyakiti Ibu. Memakilah jikalau ingin. Ayah layak menerimanya.
Shi Eun bilang kalo beliau nggak apa-apa. Asal nggak ada kasus padamu dan Wu Ram. ibu sudah bersyukur. Karena hidup nggak senantiasa menyenangkan.
Hyang Ki menyampaikan kalo bagaimanapun… . Jika Ibu nggak mau Ayah tinggal, suruh beliau pergi.
Shi Eun merasa nggak bisa. Lantas, kalian? Wu Ram juga masih kecil. Dia dalam waktu dekat pubertas. Hyang Ki mengungkapkan kalo Wu Ram nggak percaya sehabis ia beri tahu. Tentu saja beliau ingin dengar pribadi dari Ayah.
Shi Eun menyesalkan kenapa Hyang Ki memberitahunya? Hyang Ki berpikir kalo Wu Ram juga mesti tahu. Aku nggak bisa berpura-pura menyerupai Ibu. Kita dibohongi sejak lama. Sambil memandang ibunya Hyang Ki melanjutkan. Ibu niscaya akan menahannya hingga mati demi kami, namun kupikir ini lebih baik ketimbang keluarga kita terluka.
Shi Eun membenarkan. Seperti katamu, hal macam ini bisa terjadi dalam hidup.
Hyang Ki menginformasikan kalo Wu Ram juga lebih bijak ketimbang yang Ibu kira. Dia akan baik-baik saja sebab ada saya dan Ibu.
Shi Eun bangun dan memeluk putrinya. Kamu sudah besar, putri kesayangan ibu. Hyang Ki nangis dan nempererat pelukannya. Shi Eun melanjutkan. Kamu dan Wu Ram yang ibu butuhkan. Hyang Ki menginformasikan kalo mereka juga.
Ji a pulang dan menyapa ayahnya. Ibu juga menyapanya. Kamu di rumah, rupanya. Yu Sin menginformasikan kalo ia gres datang. Ia menyaksikan belanjaan yang Ji a bawa. Kenapa belanja banyak? Ji a menampilkan paper bag nya dan menginformasikan kalo nenek membelikan itu untuknya. .
Yu Sin mempersilakan ibu untuk duduk dan menawarinya camilan. Atau buah? Ibu menyaksikan kalo nggak ada orang lain lagi di rumah. Yu Sin menginformasikan kalo nggak ada pembantu sebab libur panjang.
Ibu mengaku sudah kenyang. Ji a menginformasikan kalo Nenek nghak makan banyak sebab takut gemuk. Yu Sin merasa kalo mereka niscaya habiskan banyak duit hari ini. Ibu membantah.
Ji a menampilkan bajunya dan menginformasikan kalo hari ini mereka pergi ke Hanguk World… . Yu Sin terkejut dengarnya dan ngasih tahu kalo ia juga ke sana bareng nenekmu. Ji a menyesalkan. Seharusnya saya mengontak Ayah. Yu Sin membenarkan. Ayah juga nggak tahu kau di sana. Ji a mengaku juga. Ia kemudian menampilkan bajunya. Yu Sin menyaksikan kalo Nenek membelikannya baju bagus. Kamu menyerupai tuan putri.
Ji a menyayangkan kalo beliau nggak bisa memakai itu ke sekolah. Terlalu mencolok. Mungkin di saat kumpul keluarga atau pesta.
Yu Sin minta ibu untuk makan malam dulu. Ada kedai makanan lezat di bersahabat sini. Ibu menolak dan mengaku masih kenyang. Ibu bangun namun Ji a memintanya mudah-mudahan pulangnya nanti saja.
Sambil senyum ibu bilang kalo nenek juga mesti istirahat. Seharian ini kita sudah bermain. Tugas sekolahmu sudah selesai? Ji a pribadi terdiam.
Yu Sin bangun dan mau mengirim Ibu Tapi ibu menolak. Jangan biarkan Ji a sendirian. Yu Sin kemudian menawatkan untuk memanggilan taksi.
Ibu keluar dan menyaksikan Pi Young gres pulang. Ibu berterima kasih padanya. Hari ini saya bersenang-senang. Yu Sin memesankan taksi untukku… . Taksi ibu datang. Dengan hambar Pi Young menyuruhnya pergi. Ibu ingin bicara sebentar dengan Pi Young. Ia bisa nunggu.
Pi Young hingga rumah. Yu Sin yang membawakan belanjaan Pi Young menginformasikan kalo Ibu menolak ia antarkan. Pi Young kayak nggak peduli. Rumahnya nggak terlalu jauh juga. Yu Sin menaruh belanjaan. Kamu pulang cepat.
Pi Young ngasih tahu kalo Hye Ryeong muntah darah. Yu Sin pikir kalo kelihatannya tukak akut. Ji a tiba dengan memakai baju barunya. Yu Sin pribadi memujinya. Yeppeoda. Ji a senang banget hingga berputar-putar.
Yu Sin bilang ke Pi Young kalo Ibumu niscaya menghabiskan banyak uang. Pi Young menanyakan mereka ke mal hari ini?
“Ke Hanguk World juga. Ayah ke sana juga, namun kami nggak berpapasan.”
Bersama Ibu? Tanya Pi Young. Yu Sin mengangguk membenarkan. Pi Young kayak kecewa. Itu agak aneh. Yu Sin mengaku teringat masa lalu. Ia kemudian bangun dan pergi.
Sa Hyun menunggui Hye Ryeong. Ia menyesalkan semestinya Hye Ryeong bilang, di saat ada darah di bangkumu. Hye Ryeong nggak menjawab. Sa Hyun menggenggam tangannya namun Hye Ryeong perlahan menariknya.
Sa Hyun keluar. Berat rasanya. Ia hingga bersandar di dinding
Hae Ryun pulang. Ia, Shi Eun dan Hyang Ki berkumpul di ruang keluarga. Hae Ryun menanyakan ke Hyang Ki kapan pulangnya namun Hyang Ki nggak menjawab.
Wu Ram pulang. Shi Eun menanyakan ia makan malam di rumah Gi-ppeum? Wu Ram mengiyakan dan duduk di sebelah ibunya.
Hyang Ki nyuruh ayahnya untuk bicara.
Hae Ryun menyampaikan kalo pertama…Ayah mesti minta maaf terhadap kalian sebab nggak tahu malu. Aku nggak tahu Wu Ram tahu hingga mana.
Hyang Ki menginformasikan kalo nyaris semua.
Hae Ryun meyakini kalo mereka niscaya kecewa. Intinya, ayah mengencani perempuan lain selain ibu kalian. Namun, siapa saja pada balasannya niscaya akan berpisah, umpamanya sebab kematian. Dalam suasana kita… . Kita cuma berpisah secara fisik.
Hati Ayah tetap menyayangi kami? Tanya Hyang Ki.
Hae Ryun memandang Hyang Ki dan menginformasikan kalo cinta orang renta terhadap anak nggak akan berubah. Kamu akan tahu bila nanti punya anak.
Hyang Ki berpikir kalo cinta Ayah terhadap Ibu sudah berubah. Ayah menghasilkan Ibu terlihat mengenaskan di depan anak-anaknya. Lantas? Aku bisa menyaksikan Ayah pergi. Bagaimana dengan perceraian? Katakan. Aku lihat Ayah berbelanja dengan perempuan lain, Ayah mau menyembunyikan apa lagi?
Hae Ryun membenarkan kalo seluruhnya mesti teratasi secara hukum.
Ayah mau cerai? Tanya Wu Ram memastikan. Dengan Ibu? Hae Ryun cuma menunduk. Hyang Ki mendesaknya untuk menjawab. Hae Ryun balasannya membenarkan.
Wu Ram kayak nggak bisa nerima. Kenapa? Ibu salah apa? Hae Ryun membantahnya. Ibu kalian nggak salah. Ayah nggak cukup cakap.
Hyang Ki nyuruh ayahnya untuk milih kata-kata yang tepat. Ini bukan nggak cakap. Kata itu dipakai di saat kurang kesanggupan atau kompetensi. Ini yakni soal perselingkuhan.
Shi Eun menegur Hyang Ki namun Hyang Ki tetap nghak mau berhenti. Aku benar, kan? Ibu mau membela Ayah dalam suasana ini? Setelah yang kita tahu, dan yang kusaksikan?
Hae Ryun membenarkan semua yang Hyang Ki ucapkan.
Hyang Ki melanjutkan. Secara sopan, bisa dikatakan abjad Ayah buruk. Ayah mendidik kami untuk punya abjad yang baik. “Kalian mesti punya abjad bagus. Jangan melukai orang lain. Selalu hidup jujur dan benar.”
Ayo. Ambil tas dan pergi dari rumah ini jikalau itu yang Ayah mau. Wu Ram ikut bicara. Dibanding kami atau Ibu… apakah perempuan itu… lebih penting untuk Ayah?
“Sepertinya begitu.” Jawab Hae Ryun.
Kenapa? Tanya Wu Ram.
Ayah sama sekali nggak berniat ini terjadi. Tapi entah kenapa jadi begini. Maaf. Bencilah ayah semau kalian. Ayah layak sanggup itu.
Hyang Ki menginformasikan ayahnya kalo kebencian itu timbul di saat ada harapan. Sekarang, kami nggak berharap pada Ayah sedikit pun. Kebahagiaan Ayah nggak jauh dari sini. Jangan khawatir. Kami yang hendak mempertahankan Ibu mengambil alih Ayah. Ayah bisa pergi dengan riang selamanya.
Shi Eun bangun dan pergi. Hyang Ki menyaksikan ayahnya sinis. Ayah bahagia? Aku ingin tahu seberapa senang Ayah jatuh cinta dengan perempuan lain. Seharusnya Ayah nggak melaksanakan ini terhadap Ibu. Ayah bukan orang lain. Ayah nggak boleh begini. Ibu yang menyebabkan Ayah dosen. Ayah yang bilang kalau Ibu mengeluarkan duit ongkos kuliah Ayah. Demi Ayah bisa kuliah di luar negeri, Ibu melakukan pekerjaan paruh waktu di stasiun siaran untuk mendukung Ayah. Karena Ayah, Ibu meninggalkan rumah demi anaknya. Ibu gres berjumpa ibunya lagi di saat saya berumur tiga tahun. Mengabaikan orang renta dan kerabat cuma untuk menegaskan Ayah! Lihat bagaimana jadinya putri seorang kaya raya yang dahulu hidup dengan nyaman. Dia mengorbankan jari dan pergelangan tangannya. Seperti induk anjing yang diperas susunya. Ibu jadi menyerupai itu. Nggak ada masa muda yang tersisa. Ibu nggak lebih dari perempuan paruh baya yang kelelahan. Lalu kini Ayah nggak lagi mencintainya? Pada dasarnya, ayah berkhianat sebab Ibu nggak lagi menawan selaku wanita. Meskipun nggak menawan lagi, namun demi Ayah! Demi kami! Ibu berupaya sekuat tenaga. Bagaimana bisa Ayah nggak berterima kasih dan membuangnya? Apakah perempuan itu menghasilkan Ayah sebahagia itu?
Hae Ryun menghela nafas dan membantahnya.
Lalu apa? Tuntut Hyang Ki.
Hae Ryun menyatakan kalo ia nggak menyangkal. Ucapanmu benar. Ayah tahu, ayah jahat dan keterlaluan.
Hyang Ki membantahnya. Masih jauh untuk Ayah mengerti. Itu cuma omong kosong. Bukan ajakan maaf dari hati. Sampah macam apa yang berniat mengacaukan keluarga kita?
Hae Ryun meminta mudah-mudahan Hyang Ki jangan menyebutnya begitu.
Hyang Ki semakin nggak habis pikir lihat ayahnya. Biar kuperbaiki. Wanita berengsek mana yang kukuh meminta menjadi istri sah Park Hae Ryun dan bukan menjadi simpanan?
Shi Eun kembali dan meminta Hyang Ki untuk berhenti sebab Wu Ram mesti tidur. Dengan sedikit menoleh Hyang Ki ngasih tahu ibunya kalo Wu Ram bukan bayi yang dapat tidur di suasana menyerupai ini.
Ia kembali pada ayahnya. Kali terakhir, kami cukup naif untuk percaya dan minta Ayah nggak pergi. Tapi kini enggak.
Benar? Tanya Hyang Ki ke Wu Ram. Wu Ram mengangguk dan menyatakan kalo pendapatnya sama dengan nuna.
Hyang Ki nyuruh Ibunya mudah-mudahan besok mengorganisir dan kirimkan berkasnya. Apakah perlu menundanya?
Shi Eun nyuruh Wu Ram untuk mencuci wajah dan tidurlah. Pembicaraan kita selesai. Dia juga nyuruh Hyang Ki untuk tidur. Tapi Hyang Ki belum selesai. Apakah pernah Ayah berbelanja mengambil alih Ibu demi kami? Nggak pernah sekali pun! Tapi hari itu, Ayah berbelanja dan masuk ke mobil, terlihat sungguh senang. Makanan yang Ibu siapkan untuk Ayah sudah nggak terhitung lagi. Apakah pernah Ayah merencanakan masakan untuk Ibu? Bayangkan posisi Ibu… . Coba Ayah bayangkan bagaimana menjadi Ibu.
Shi Eun nangis.
Hyang Ki mengaku bingung. Ayah sudah mendidik kami, namun kenapa memperlakukan kami begini? Apakah menyerupai ini tabiat orisinil Ayah? Sosok mana yang mesti saya teladani?
Hae Ryun bilang kalo ia nggak bisa bicara lagi.
Hyang Ki mengungkit di saat kali terakhir bicara soal obat-obatan dan judi, Ayah bilang jangan hingga kami salah jalan. Lantas, Ayah pikir berselingkuh itu jalan yang benar?
Shi Eun kembali menegur Hyang Ki dan meyakini kalo ayahnya niscaya sudah memahami apa yang kau rasakan.
Hyang Ki meremehkan. Ayah mengerti? Ayah memahami perasaanku? Meskipun begitu…apakah Ayah akan berganti pikiran? Hae Ryun nggak menjawab. Hyang Ki nangis lihatnya. Ayah bilang bisa mengerti. Ayah yang saya hormati dan saya cintai pergi naik kendaraan beroda empat dengan perempuan lain selain Ibu di depan mataku. Mobil itu…hadiah ulang tahun dari Ibu yang dibeli dengan duit yang beliau simpan dari hasil kerja kerasnya! Ayah nggak mengerti. Jika mengerti, Ayah nggak akan begini. Aku ingin tahu satu hal. Apakah beliau janda atau lajang?
“Lajang” . Jawab Hae Ryun
Hyang Ki melanjutkan; Maka kalian bisa punya anak. Hiduplah dengan bahagia. Aku sudah nggak ingin menikah lagi. Bagaimana bisa saya percaya pria?
Hae Ryun menginformasikan kalo mereka nggak bisa menjamin apa pun. Mungkin ini terdengar menyerupai alasan, namun ayah juga nggak tahu akan jadi begini.
Hyang Ki nggak tahu bagaimana dengan Wu Ram namun saya nggak akan pernah lupa.
Wu Ram mengaku juga nggak bisa lupa.
Hyang Ki mengungkit kalo ayah bilang jerih payah senantiasa berhasil. Tapi semestinya Ayah bilang ada kemungkinan bisa dikhianati alih-alih sanggup ucapan terima kasih. Dengan begitu, Wu Ram dan aku…nggak akan tercabik menyerupai ini.
Hae Ryun mengaku merasa aib dan bersalah pada mereka. Tapi…aku akan bertanggung jawab selaku ayah.
Hyang Ki menanggapinya secara sinis. Soal uang? Nggak perlu. Kami bisa hidup dengan duit Ibu. Aku juga bisa kerja paruh waktu. Bagaimana menurut Ibu? Tanya Hyang Ki ke ibunya.
Shi Eun nangis dan berpesan mudah-mudahan Hyang Ki memprioritaskan belajarnya.
Hae Ryun juga ngasih tahu kalo Hyang Ki nggak akan sanggup banyak dari paruh waktu.
Hyang Ki kembali memandang ayahnya tajam. Meski cuma sepuluh ribu won…nggak ada argumentasi lagi bagiku untuk memperoleh duit dari ayah yang nggak berperasaan.
Wu Ram bilang ke ibunya kalo ia juga tak perlu ikut kursus.
Hae Ryun merasa sungguh tersudut. Apa kalian…perlu hingga begini?
Hyang Ki memotong. Seharusnya saya yang mengajukan pertanyaan begitu terhadap Ayah. Ayah melukai hati Ibu dua kali. Sebagai anak, ini sungguh menyakitkan. Ada kata-kata terakhir?
Wu Ram menyampaikan kalo ini bukan khusus untuk Ayah. Tapi saya memahami perasaan sakit hati.
Hyang Ki bangun dan mengajak adiknya pergi. Shi Eun nangis. Ia bangun dan pergi juga.
Ih kelewatan banyak. Sumpah duka banget. Nangis. Dengar apa yang Hyang Ki katakan. Lihat gimana nyeseknya dia. Marahmya dia. Kaprikornus ngikut nangis.
Bersambung…