Drama Korea – Sinopsis Love Scene Number Episode 1 Part 1, Daftar lengkap selengkapnya di goresan pena yang ini.


Drama ini tayangnya sepekan sekali. Total ada 8 episode. Sekali tayang eksklusif 2 episode. Tapi sama penyedia file kita dijadiin satu episode dan wah…durasinya panjang banget kalo jadi seepisode. Berasa nonton film. Secara ceritanya eksklusif selesai ketika itu juga jadi ahad depan bakal ganti lagi tokoh utamanya.
Di episode pertama dan kedua ada Kim Bo Ra. Ah suka deh. Hayuk mulai.
Jun Ji Sung sedang mewawancarai Doo Ah. Kamu percaya ada kekerabatan sempurna? Dan Doo Ah menjawab; Bagiku, inti dari kekerabatan merupakan “menerima dan memberi”. Kita semua punya keistimewaan masing-masing, namun itu juga memiliki arti kita memiliki kekurangan. Memercayai seseorang sanggup menyanggupi semua keperluan kita itu naif. Aku tidak meminta banyak. Aku cuma menginginkan apa yang sanggup dipersiapkan orang tertentu.
Dan dengan gembira ia membenarkan kalo ia sedang menjalin kekerabatan dengan 3 pria.

Pria pertama
Mudah dan menggembirakan berada di dekatnya. Dia seperti memujaku. Dia lelaki yang lebih muda, alias Bocah Manis.

Pria kedua
Intelektual dan dewasa. Dia mengetahui situasiku apa pun itu. Pacar yang dewasa.

Pria terakhir,
Ia merupakan lelaki memukau yang tahu impian wanita.
Totalnya tiga.


Ji Sung pikir Doo Ah mungkin merasa puas dengan mendapatkan apa yang dipersiapkan oleh ketiga lelaki itu, namun mereka dengan terpaksa saling menyebarkan dirinya. Apa itu adil?
Doo Ah sesumbar kalo senantiasa lelaki yang menyatakan cinta kepadanya lebih dahulu. Ketiganya nembak Doo Ah dan menyatakan kalo mulai kini Doo Ah merupakan pacar mereka.
Doo Ah memberitahu kalo mereka saling menyampaikan keperluan satu sama lain, jadi, ia nggak menyaksikan ada masalah. Ji Sung menanyakan apa para lelaki tahu bahwa ada lelaki lain?
Doo Ah menjawabnya sambil senyum. Fakta bahwa mereka nggak tahu memunculkan ini sempurna.
“Love Scene Number”
23


Han Wool masuk rumah sambil menari-nari. Ia membuka bajunya dan kaget. Ha? Ada Doo Ah di rumahnya. Heran banget lihat Doo Ah bukannya di rumahnya sendiri. Doo Ah mengaku suka di rumah Han Wool sebab lebih higienis dan lebih banyak persediaan. (Sambil nunjukin bir di tangannya). Han Wool mengeluhkan kalo harusnya Doo Ah bilang dahulu kalo mau datang.
Doo Ah malas. Kayak hal gres aja. Dia mau nonton film dan minta kentang goreng keju Australia.
Han Wool memberikannya. Doo Ah yang sudah fokus nonton film mau mengambilnya namun Han Wool menahan. Dia membersihkan tangan Doo Ah pakai tisu kemudian ngasih makanannya di garpu. Manusia sebaiknya memakai alat.
Doo Ah nggak mau itu lagi. Dia mau Gimbap. Itu yang kudambakan. Han Wool nghak mau. Kamu bercanda? Doo Ah nggak mau Han Wool beli namun buat di rumah. Gimbap produksi sendiri oleh Do Han Wool. Lebih yummy dibandingkan dengan narkoba. Doo Ah gres tangannya di kedua pipinya dan merengek minta gimbab.



Han Wool nggak juga mengabulkannya jadi Doo Ah mengubah permintaannya. Dia mengambil miniatur pesawat di belakangnya dan mau minta itu aja. Han Wool melarang soalnya itu edisi terbatas. Susah dapatnya. Ia nyuruh Doo Ah untuk milih lainnya aja.
Doo Ah kemudian menyaksikan kura-kura Han Wool. Bagaimana kalo saya menenteng Buk-boogie saja? Han Wool tetap nggak bolehin. Doo Ah berdiri kalo nggak boleh maka ia akan mencurinya. Doo Ah lari meninggalkan Han Wool.
Tahu-tahu Han Wool memanggilnya dengan bunyi tinggi. Doo Ah eksklusif melongo kaget. Han Wool minta maaf namun Doo Ah dah terlanjur sakit. Ia menaruh pesawat itu kemudian pamit.

Doo Ah masih melongo sesampainya di luar. Lalu ada lelaki keempat. Temanku, Do Han Wool. Lampu mati dan rasanya sunyi. Doo Ah menepuk tangannya dan lampu kembali menyala. Ia kemudian masuk lift sambil nelpon Da Ham. Aku percaya kau merindukanku. Kamu sanggup mampir. Sekarang, pasti saja. Ibu dan ayahku? Mereka pergi berwisata. Ingat, saya tidak mau menanti lama.
Nggak usang kemudian Do Ham datang. Doo Ah menghela nafas kemudian menghadapinya. Mereka eksklusif ciuman. Ih ciumannya gini amat ya? Dan ketika Do Ham mau yang lebih lagi tahu-tahu Doo Ah menahan dan memyuruhnya untuk basuh tangan dulu.


Esok paginya
Doo Ah sudah bangun dan mandi juga. Ih lihat Kim Bo Ra kayak gini ingat pas di Touch. Do Ham masih tidur. Ih tidurnya dengan ekspresi terbuka. Doo Ah mengambil ponselnya. Ada pesan dari Shi Han yang menawarinya eclairs buat sarapan.
Doo Ah naik ke wilayah tidur dan membangunkan Do Ham. Sudah pukul 10.00! Bukankah kau bilang ada kelas? Do Ham eksklusif bangun dan keluar. Lah belum pakai baju juga. Dia balik lagi dan mengambil bajunya kalu pergi lagi.



Sekarang Doo Ah sudah bareng Shi Han. Mereka sarapan bareng. Shi Han menyuapi Doo Ah camilan manis eclairs. Rasanya enak. Doo Ah pikir kalo yang terbaik untuk sarapan merupakan masakan epilog manis.
Doo Ah teringat sesuatu. Ia mengambil bukunya di dalam tas dan memberikannya pada Shi Han. Shi Han berterima kasih dan akan menggunakannya dengan baik. Doo Ah memberitahu kalo ia sering menulisnya. Shi Han nggak mempermasalahkan. Baginya itu bukan buku biasa. Aku meminta ini biar sebagian energimu akan memengaruhiku dan membantuku mendapatkan nilai bagus.
Doo Ah berpikir untuk memberinya buku lainnya juga. Shi Han tiba-tiba ngasih tahu kalo mereka cuma mengalami sedikit kenikmatan dalam hidup. Entah apakah saya mesti puas denganmu.
Doo Ah memalingkan wajahnya. Ia merasa kalo Shi Han nggak pernah mengucapkan kalimat rayuan dua kali. Mahir dan kreatif. Bagus.


Kelas selesai. Seseorang menghampiri Doo Ah dan menampilkan sesuatu sambil memintanya untuk bergabung dengan timnya. “Perhimpunan Simposium Psikologi Klinis”
Doo Ah eksklusif bangkit. Ia mengambil selebaran itu dan pergi. Di luar Doo Ah menyaksikan pacar keduanya, Sang Wu sedang bareng seorang mahasiswi. Ia ingin mengambil kelas profesor namun nggak tahu mesti Gimana.
Song Ah jalan melalui mereka. Mendadak ia berbalik dan berdiri di belakang Sang Wu. Dengan sengaja ia menjamah jari Sang Wu hingga menjadikannya nggak sanggup fokus hingga ngaco ngomongnya. Saking nggak sanggup nahan ia kemudian berbalik dan memandang Doo Ah.

Mereka berlangsung meninggalkan mahasiswi itu dan masuk ke ruangan asisten pengajar. Sampai di dalam Doo Ah mendorong Sang Wu duduk di sofa dan ia duduk di pangkuannya. Perlahan ia mendekat. Hmm Sang Wu pikir Doo Ah mau menciumnya namun ternyata malah ngomongin tugas.
Doo Ah ingin menulis disertasi ihwal poliamori. Untuk simposium. Ia nyaris menyelesaikan rencana disertasi. Sang Wu menanyakan maksudnya.
Sambil membelai wajah Sang Wu Doo Ah melanjutkan. Praktik menjalani beberapa kekerabatan terbuka. Ia mengonfirmasi kalo Sang Wu nggak menangkal pasangannya untuk menjalin banyak hubungan, kan?
Jenis kekerabatan di mana kau memelihara kekerabatan dengan beberapa pasangan? Tanya Sang Wu. Doo Ah tahu-tahu maju dan membenarkan. Bikin Sang Wu jadi hmm…
Doo Ah mengambil suatu buku dari dalam tasnya. Ia menyinggung kawan bersahabat Sang Wu yang seorang penulis menulis ihwal itu. Di seluruh dunia, jumlah orang yang menegaskan tidak menikah meningkat. Itu menunjukan bahwa ada kelemahan dalam metode ijab kabul ketika ini. Zaman sudah berubah. Maka insan juga akan berubah. Ini waktu yang sesuai untuk meriset ini.
“Terus?”
Doo Ah menampilkan bukunya dan minta Sang Wu untuk mengenalkannya dengan penulis itu. Ia ingin mewawancarainya. “Cinta Tanpa Kepemilikan”

Akhirnya Doo Ah sukses ketemu dengan penulis itu. Ji Sung mempersiapkan kameranya. Doo Ah sedikit risau sebab ia tiba untuk mewawancarainya. Ji Sung mengiyakan. Doo Ah sanggup melakukannya. Tapi pertama-tama ia ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Kenapa aku… Tidak. Kenapa bukuku menawan perhatianmu? Ia ingin tahu ihwal itu.
Doo Ah menanyakan apa yang menjadikannya penasaran? Ji Sung menginformasikan kalo sesudah membaca bukunya, orang ingin tau akan “Kenapa mereka menjadi poliamoris?” “Bagaimana mereka mengencani banyak orang sekaligus dan bahkan menikah?” Itu yang menghasilkan mereka penasaran. Tapi kau nggak sanggup menjelaskannya.
Doo Ah pikir itu cuma keinginan. Sama menyerupai mengajukan pertanyaan kenapa lelaki menggemari wanita.


Ji Sung membenarkan kalo itu cuma suatu keinginan. Dan menurutnya Doo Ah terlahir dengan talenta itu. Tapi cara mereka mengawali dan metode mereka melakukannya berbeda. Ji Sung menanyakan gimana sama Doo Ah? Ia tahu kalo Doo Ah menjalani kekerabatan yang nggak biasa.
Doo Ah menunjuk ke kamera kalo Ji Sung nggak akan menampilkan video itu terhadap orang lain, bukan? Ji Sung menampilkan untuk mematikannya kalo Doo Ah penasaran. Doo Ah merasa nggak papa sesudah mengonfirmasi kalo Ji Sung ama. Melakukan hal yang serupa sesudah ia selesai. Ia kemudian memberitahu kalo ia memiliki kekerabatan yang sempurna.
Ji Sung mengaku nggak setuju. Sebelum pastikan jenis kekerabatan yang paling ideal, kau mesti menegaskan ketulusan…

Doo Ah menyaksikan video itu dan mencatatnya. Seseorang mengetuk pintu. Ia nampak buru-buru. Doo Ah membukakannya. Han Wool menampilkan foto di ponselnya dan mengonfirmasi kalo itu Doo Ah. Itu rumahnya. Ini diunggah di komunitas daring kampus kita.
Doo Ah membaca artikelnya di rumah. “Aku Mengekspos Kehidupan Ganda Mahasiswi yang Sangat Cerdas dari Ilmu Sosial Angkatan 2017.” “Dari luar, beliau terlihat menyerupai anak emas yang sempurna.” “Sebenarnya, beliau memiliki kekerabatan yang awut-awutan dengan tiga lelaki dan membohongi mereka.”



Han Wool yang duduk di sebelah Doo Ah berpikir kalo itu mesti dianggap serius. Seseorang yang tiba ke rumahmu mengambil foto ini dan menyebarkan rumor konyol tentangmu.
Doo Ah lanjut membaca potongan akhirnya. “Sepekan dari sekarang, pada tanggal 19 siang hari, saya akan mengungkap identitasnya.” Doo Ah menjumlah kalo itu tinggal 6 hari lagi.
Han Wool menyarankan biar mereka minta adminnya untuk secepatnya meniadakan unggahan itu. Doo Ah menolak. Emangnya Han Wool mau siapa saja tahu kalo itu merupakan dirinya?
Han Wool menenangkan kalo ia yang mau minta sama mereka. Dan itu sanggup dilaksanakan secara anonim. Doo Ah melarang. Ia pikir nggak ada gunanya meminta mereka menghapusnya sekarang. Han Wool merasa nggak habis pikir. Terus kau akan membiarkan Ini? Doo Ah pikir tidak mungkin ada yang tahu kalo itu merupakan dirinya. Menghapus goresan pena ini secepatnya cuma akan memprovokasi individu ini.
Han Wool merasa heran. Kenapa Doo Ah menyerupai nggak peduli? Kamu tahu siapa yang memotret ini?
“Mungkin.”


Han Wool menanyakan siapa penduduknya namun Doo Ah nggak mau ngasih tahu. Ia bahkan nyuruh Han Wool untuk pulang dan bilang akan mengurusnya sendiri. Han Wool nggak sependapat. Apa yang mau kau lakukan sendiri? Memang kau sanggup apa? Aku yang mendapatkan unggahan itu. Aku tidak akan pergi hingga kau menjelaskannya. Han Wool malah duduk di tepi wilayah tidur dan nggak mau pergi.
Akhirnya Doo Ah mau ngasih tahu. Inilah tersangka yang mungkin memotret foto ini.
Totalnya ada tiga orang.
Ini berkembang dengan stabil… . Yeon Sang Woo, seniorku, dan mahasiswa pascasarjana. Han Shi Han, mahasiswa teknik, angkatan 2018. Yoo Da Ham, mahasiswa tahun keempat dari Universitas K. Mereka pernah kemari.
Han Wool nggak nyangka kalo unggahan itu benar. Kamu mengencani tiga lelaki sekaligus? Doo Ah menanggapinya dengan santai. Kenapa emang? Suara Han Wool malah meninggi. Gimana kau sanggup begitu berani menenteng lelaki ke tempat tinggal padahal kau tinggal sendirian?
Doo Ah mengingatkan kalo Han Wool juga lelaki dan ia di sana bersamanya. Han Wool kesal sebab Doo Ah membandingkan dirinya dengan mereka. Doo Ah merasa kalo Han Wool sama mereka emang nggak ada bedanya.


Han Wool berdiri dan berbalik. Doo Ah nggak ngerti kenapa reaksi Han Wool menyerupai itu dan itu menjadikannya bingung. Han Wool menekankan kalo akan ada konsekuensinya. Kamu tidak menyaksikan akibatnya? Itu semua terjadi…
Doo Ah jadi tersinggung. Maksudnya saya ceroboh? Han Wool membantah dan menekankan kalo bukan itu maksudnya. Doo Ah nggak peduli. Ia mengingatkan kalo ia sanggup mengurusnya sendiri dan nyuruh Han Wool untuk pulang.
Han Wool enggan. Ia menanyakan kekerabatan Doo Ah dengan ketiga lelaki itu. Doo Ah berdiri dan mengingatkan kalo ia sanggup mengurusnya sendiri. Aku akan mencari tahu kenapa beliau melaksanakan ini dan apa keinginannya lebih dahulu. Maka saya sanggup menghentikannya.
Han Wool mengaku nggak peduli. Dia nyuruh Doo Ah untuk mengakhiri relevansinya dengan mereka kini juga. Sok Ah nggak sanggup sebab orang itu akan mengungkapkan siapa dirinya tanpa menanti sepekan. Seperti kataku, beliau mau saya mengetahui diriku di foto. Dia ingin menyaksikan bagaimana reaksiku. Jika saya mengakhiri hubunganku dengan mereka bertiga tanpa mengetahui siapa pengunggahnya, beliau akan melaksanakan hal yang lebih provokatif untuk memojokkanku.



Han Wool risau mikirin solusinya. Doo Ah membukakan pintu untuknya dan menyuruhnya pulang. Ini sudah larut. Aku mesti bangun pagi besok. Han Wool menurut. Mendadak beliau menjangkau tangan Doo Ah dan menggenggamnya. Beri tahu saya jikalau kau butuh sesuatu. Aku akan membantumu.
Doo Ah mengangguk mengiyakan. Han Wool melepaskan tangannya kemudian pulang.

Doo Ah kembali dan duduk di sofa. Hubungan yang sempurna. Omong kosong. Aku sungguh-sungguh tertipu. Dia kemudian berdiri dan berdiri di sofa sambil teriak-teriak kemudian guling-guling. Bingung haris gimana. Ia pikir pelakunya merupakan salah satu dari mereka bertiga.
Setelah memaksa lebih hening ia pun mulai menganalisa. Aku sanggup menemukannya. Jumlah tersangkanya terbatas. Siapa yang paling mungkin? Dengan menganalisis, saya sanggup menemukannya. Ini salah satu dari ketiganya.

Tersangka nomor satu merupakan Yeon Sang Wu. Ingat ketika ia nangis. Sang Wu menghampirinya dan mencemaskannya. Dia jatuh cinta kepadaku ketika melihatku. Dia lelaki cukup umur berpikiran terbuka yang sanggup mendapatkan apa pun tanpa prasangka. Dia sudah ke rumahku dua kali. Itu artinya beliau punya dua potensi untuk memotret. Menurutku prospeknya lebih dari cukup.

Berikutnya, tersangka nomor dua merupakan Han Shi Han. Shi Han menghampirinya dan menampilkan aplikasi yang sedang ia kembangkan. Nggak cuma itu. Shi Han juga memberinya bunga.
Shi Han. Dia lelaki yang polos, lebih muda, yang menyampaikan sudah menyukaiku selama dua tahun sejak beliau masuk universitas. Dia gres sekali ke rumahku. Itu artinya beliau cuma punya satu potensi untuk memotret. Tapi jikalau beliau sungguh mau, itu tidak akan mustahil.

Tersangka terakhir, Yoo Da Ham, merupakan satu-satunya yang tidak kuliah di kampusku. Doo Ah berjumpa dengannya ketika sedang minum.
Sejak kali pertama kami bertemu, kami sungguh saling tertarik. Dia lelaki yang sungguh mempesona. Dia pernah ke rumahku berkali-kali. Sebenarnya, nggak terhitung. Karena itu, beliau juga memiliki potensi paling besar untuk memotret.

Paginya Doo Ah berpakaian layaknya detektif. Orang-orang bertingkah lebih bermoral di pagi hari dibandingkan dengan di sore hari. Ini disebut dampak moralitas pagi. Di pagi hari, peluangku lebih besar untuk membongkar kebohongannya.
Do Ham berlari menghampiri Doo Ah. Ada apa? Sedang apa kau di kampusku sepagi ini? Doo Ah memberitahu kalo sebenarnya, ada peristiwa di kampusnya belakangan ini. Seorang mahasiswi gres putus dengan pacarnya, dan pacarnya menyebarkan foto pribadinya di media sosial. Pada akhirnya, polisi tiba dan sebagainya.

Do Ham terkejut ada polisi segala. Doo Ah melanjutkan. Ternyata gadis itu menghasilkan laporan. Do Ham berpikir kalo lelaki itu sebaiknya mendapatkan perpisahan dan menyelesaikannya. Doo Ah memberitahu kalo masalahnya, gadis itu ternyata berselingkuh. Menurut Do Ham itu bukan alasan. Perbuatan gadis itu salah, namun lelaki itu sebaiknya tidak bereaksi menyerupai itu. Do Ham menanyakan apa itu mengganggunya?
Do Ah mengangguk membenarkan. Ia kemudian berdiri dan pamit.
Mereka berpisah. Do Ah tahu-tahu berbalik dan mengundang Do Ham. Kamu mau tiba nanti?

Han Wool gres pulang dan naik lift. Saat pintu lift mau menutup, Do Ham tahu-tahu menahan dan akhirnya masuk. Mereka menuju lantai yang berbeda. Han Wool yang berdiri di belakang Do Ham memperhatikannya.
Han Wool turun duluan.



Sesampainya di wilayah Doo Ah, Do Ham dikasih minum. Do Ham mau menolak kalo beliau nggak boleh minum alkohol sebab ia akan kehilangan massa otot. Doo Ah menyayangkan sebab itu botol kesukaan ibunya. Ia sudah usang nggak minum alkohol, jadi, nggak masalah. Akhirnya Do Ham mau dan nggak usang kemudian ia pun mabuk dan tertidur.
Do Ah mengambil ponsel Do Ham dan menyaksikan galerinya. Eh apa ini? Kok videonya??? Hmm?
Tahu-tahu ada yang datang. Do Ham hingga bangun. Beruntung beliau balik tidur lagi setelahnya.


Yang tiba merupakan Han Wool. Doo Ah membukakan pintu namun nggak mengijinkannya masuk. Mereka bicara di luar. Han Wool percaya banget kalo ada orang di dalam. Doo Ah mengingatkan kalo ia akan mengurusnya. Han Wool mengonfirmasi kalo beliau salah satu dari tiga lelaki itu?
Doo Ah merasa mesti mencari tahu siapa dia. Han Wool merasa nggak habis pikir. Apa itu penting sekarang? Jika beliau yang mengunggah itu, kau sanggup berada dalam ancaman sekarang.

Do Ham tahu-tahu keluar. Han Wool mau bicara dengannya namun Doo Ah tergesa-gesa menahan. Dia mengenalkan Han Wool selaku tetangga dari lantai bawah. Ia merasa kalo mereka agak berisik. Do Ham menginfirmasikannya ke Han Wool namun Han Wool cuma diam. Tanpa Do Ham tahu Doo Ah mencubit pinggang Han Wool.
Do Ham meminta maaf sebab menghasilkan kericuhan selarut ini. Ia kemudian pamit pada Doo Ah dan akan menghubunginya nanti. Doo Ah mengantarnya hingga lift dan melambaikan tangan.


Doo Ah menghampiri Han Wool yang menatapnya tajam. Menurutmu apa yang mau terjadi jikalau kau terlibat? Itu akan lebih berbahaya sebab kau memprovokasinya. Han Wool menanyakan kenapa Doo Ah nggak eksklusif menanyai mereka? Doo Ah mengingatkan kalo mereka nggak akan mengaku menyerupai itu.
Han Wool meragukannya. Kamu percaya bukan sebab nggak mau mengakui kau dikhianati oleh orang-orang yang kau remehkan? Doo Ah memandang Han Wool nggak nyangka. Apa yang kau tahu tentangku hingga menyampaikan hal semacam itu? Apa kau tahu pemikiranku?
Han Wool cuma diam. Ia kemudian membenarkan. Apa yang saya tahu? Ia yang mau pergi masih sempat-sempatnya mengingatkan Doo Ah biar jangan lupa makan. Doo Ah mengiyakan dan kembali masuk ke rumahnya.



Han Wool mengirim pesan dan menyuruhnya untuk ke ke lift sekarang. Doo Ah ke sana dan mendapatkan sepiring gimbab. Ia mengambilnya dan membawanya pulang. Mendadak ia mendapatkan sesuatu. Pelakunya mengenakan kemeja kotak-kotak.
Bersambung…