Drama Korea – Sinopsis Love Scene Number Episode 2 Part 2, Selengkapnya baca full recap ada di goresan pena yang ini. Yu, Kalian sanggup lihat juga Episode sebelumnya baca di sini.

Bel pintu bunyi. Doo Ah berdiri dan menyaksikan Han Wool di luar. Ia membukakan pintu dan mereka bicara di luar. Han Wool mengeluhkan Doi Ah yang nggak menjawab telponnya. Ia nggak mau Doo Ah terkejut. Seperti perayaan dari pelaku, ada unggahan di lembaga komunitas daring.
Doo Ah mengaku tahu. Han Wool heran dengarnya. Ia menginformasikan kalo tulisannya terlihat agak berbeda. Ini aneh. Ia merasa… . Doo Ah cuma diam. Han Wool menanyakan apa ada yang ia pikirkan? Doo Ah memberitahu kalo mereka bertiga ada di dalam.
Han Wool nggak paham. Siapa? Doo Ah memberitahu kalo para penulis unggahan itu yaitu Han Shi Han, Yeon Sang Wu, dan Yoo Do Ham. Han Wool terkejut dengarnya. Doo Ah menyudahi dan mau masuk.


Han Wool menahan dan menawan tangan Doo Ah. Kamu nggak sanggup masuk begitu saja. Kamu dalam duduk problem sekarang? Doo Ah menawan tangannya dan memberitahu kalo ia yang mengundang mereka kemari. Biar saya sanggup putus dengan mereka semua menyerupai saranmu. Kamu menyuruhku menyelesaikan ini. Kamu mau saya putus dengan mereka semua. Semua ini berhasil. Aku nggak sanggup mengencani lelaki yang mengekspos diriku menyerupai itu.
Jadi, kau mengundang mereka semua kemari? Tanya Han Wool. Doo Ah membenarkan. Itu cara termudah untuk menangani ini. Ia berbalik dan mau masuk. Han Wool secara tiba-tiba menanyakan menurutmu kenapa mereka menulis unggahan menyerupai itu?


Kenapa? Tanya Doo Ah. Biar kau sanggup bilang kau sebaiknya menulisnya sendiri? Kenapa kau terus bersikap menyerupai korban? Aku nggak meninggalkanmu. Jika perpisahan kita begitu melukaimu, jangan jadi temanku. Kamu nggak perlu menemuiku. Jika kau begitu membenciku, kenapa kau tetap berteman denganku?
Han Wool yang nggak sanggup menahannya lagi jadinya mengatakannya. Bagaimana sanggup saya nggak menemuimu? Aku nggak akan sanggup hidup tanpamu. Setelah peristiwa itu, sehari sebelum pendaftaranku, kamulah yang mendiamkanku. Aku meneleponmu sebelum masuk kamp pelatihan. Aku meninggalkan pesan bunyi di telepon umum, namun kau abaikan. Kamu mau kita tetap berteman setelah wajib militerku selesai. Seolah-olah nggak terjadi apa-apa. Aku nggak sanggup hidup tanpamu. Tetap di sisimu, menjadi temanmu yaitu satu-satunya pilihan. Apa lagi pilihanku? “Pasangan mendapat laba yang serupa dari hubungan?” Orang-orang yang sudah menyebarkan laba denganmu menghasilkan goresan pena menyerupai itu. Begitukah kau menganggap cinta? Biar kutanyakan satu hal. Pernahkah kau mengasihi seseorang? Doo Ah nggak sanggup menjawab. Sampai jadinya Han Wool pergi.


Ternyata Shi Han, Sang Wu sama Do Ham menyimak seluruhnya dari dalam. Mereka tergesa-gesa lari di saat Doo Ah kembali masuk. Doo Ah mengabaikan mereka dan masuk ke kamarnya.

Hari terus berlalu. Pria yang menemui Doo Ah di permulaan episode menghampirinya dan menyinggung perihal goresan pena itu. Tentang gadis di angkatan 2021. Kamu, bukan? Doo Ah nggak ngeh. Pria itu minta Doo Ah untuk berhenti berpura-pura.ia mengaku sanggup eksklusif tahu dari fotonya.
Doo Ah mengaku nggak ngerti tujuannya apa. Pria itu menyampaikan kalo ia nggak berupaya mengecamnya atau mengkritiknya atas perbuatannya. Jika kau sudah mengencani tiga pria, apa kau sanggup melibatkanku? Aku nggak menyebarkan gosip. Aku sudah menyukaimu cukup lama.


Doo Ah bilang ke lelaki itu kalo beliau beneran nggak tahu apa pun perihal wanita. Nggak mungkin kau sanggup menghasilkan perempuan memacarimu dengan mengawali percakapan soal pemerasan dan fitnah. Jika kau ingin mengungguli hatinya, berusahalah. Apa yang beliau suka? Dia kesengsem dengan apa? Apa yang sanggup kau laksanakan untuk menyenangkannya? Seenggaknya coba pertimbangkan itu.
Pria itu merasa nggak habis pikir. Doo Ah bahkan nggak memberinya peluang untuk mencoba. Doo Ah tersenyum dan memberitahu kalo semua dimulai dengan menjajal mendapat peluang itu. Ia kemudian pergi meninggalkannya.

Doo Ah minum dengan Ji Sung. Ia merasa kalo nggak ada yang tersisa sekarang. Mungkin tidak ada seorang pun sejak awal.
Ji Sung menenangkan. Nggak apa-apa. Usiamu 23 tahun. Kamu sanggup menjajal semua hal dan tiap hubungan. Kamu masih sanggup kembali. Praktis untuk pulih. Tapi kau sanggup menderita dan menyerah. Tapi apa salahnya? Itu juga hidup. Seluruh prosesnya yaitu sejarah kencan.
Doo Ah menyerupai ragu. Benarkah?


Ji Sung kembali bilang nggak papa. Konon, mengasihi diri sendiri yaitu romansa yang berjalan seumur hidup. Tinggalkan hal lain dan cintailah diri sendiri. Kamu tahu apa tragedimu? Kamu terlampau banyak berpikir. Kamu pikir kau sungguh pintar. Kamu terlalu sering memakai otakmu. Kamu berpikir tiga-empat langkah di depan, bukan dua menyerupai umumnya.
Doo Ah berpikir kalo ia nggak berniat menyiksa otaknya. Itu berjalan begitu saja. Ji Sung memotong. Ia pikir niscaya ada waktu tertentu di saat Doo Ah menjadi sungguh ceroboh. Kapan itu? Saat kau bermitra s#ks.
Aku mesti bersikap terbelakang di saat melakukannya? Tanya Doo Ah. Ji Sung pikir s#ks sebaiknya menyerupai itu. S#ks. Jangan beri arti lain. Saat kau melalui batas dengan seorang teman, Nam Doo Ah dikurung di pagar ini. “Bisakah saya menangani emosi ini?” Hatimu memasang remnya. Saat lelaki itu tiba-tiba berkata beliau mencintaimu. Apa yang kau pertimbangkan di saat itu?

Doo Ah berjalan pulang seorang diri.
“Semua hal dalam hidup punya waktu. Waktu sanggup menyatukan orang, namun juga sanggup menjauhkan orang.”


Ia teringat masa lalu. Malam di saat Han Wool bilang mau pergi wamil. Doo Ah bilang akan menulis untuknya tiap hari. Han Wool mengiyakan. Doo Ah mengijinkannya untuk pergi. Sedetik kemudian ia berubah pikiran. Ia nggak akan menulis. Jangan ikut wajib militer. Kalo kau ikut wajib militer, dengan siapa saya makan, menonton film, dan berjalan-jalan? Aku nggak punya teman.
Han Wool menenangkan kalo ia akan sering mengunjunginya. Doo Ah tetap melarang dan bersandar di bahu Han Wool. Bisakah kau nggak pergi? Han Wool memandang tampang Doo Ah dan tersenyum bentar.
“Kami lebih bersahabat dari siapa pun, dan teman dekat baik. Alasan korelasi kami berubah yaitu Han Wool mendaftar.”
Han Wool mendekat dan mencium Doo Ah. Nggak cuma hingga di situ. Mereka juga hingga pada bercinta. Dan di saat itulah Han Wool bilang kalo beliau cinta sama Doo Ah.

Doo Ah duduk di saat Han Wool masih tertidur. Sekali saja, sebelum beliau masuk wajib militer, Itu kali pertama dan terakhir kami. Aku nggak percaya cinta. Daripada pertemanan kami hancur dengan kasih sayang nggak sempurna, kupikir sebaiknya kami tetap berteman. Aku tentukan dari sudut pandangku sendiri.
Doo Ah pergi meninggalkan Han Wool. Dan ternyata Han Wool nggak tidur. Ia membuka matanya setelah Doo Ah pergi.

Doo Ah termangu ingat itu. Akhirnya beliau pulang. Han Wool menunggunya di depan pintu apartemennya. Doo Ah menghampirinya dan mengajaknya masuk. Mari bicara di dalam.
Keduanya duduk bersama. Han Wool menanyakan apa Doi Ah habis minum? Sama siapa?
“Seseorang.”
Mendadak Han Wool minta maaf. Menurutnya ini tidak akan terjadi kalau ia lebih waspada dengan komputer tabletnya. Aku tahu ini sudah terlambat, namun saya merasa mesti meminta maaf.
“Terus?”
Aku juga minta maaf lantaran senantiasa meminta maaf setelah mengutarakan pendapatku.
“Terus?”
Aku juga minta maaf lantaran terlalu emosional denganmu padahal kau yang paling kesulitan.


Doo Ah mengaku nggak papa. Toh semua itu sudah berlalu. Tapi tetap saja, kenapa kau tidak menghubungiku selama seminggu penuh?
Han Wool juga minta maaf untuk itu.
Doo Ah menghela nafas panjang. Aku juga ingin meminta maaf. Karena kau senantiasa baik kepadaku, saya membiarkan diriku melalui batas. Kukira kau masih ada untukku betapa pun kejamnya saya kepadamu. Seharusnya saya nggak melaksanakan itu.
Han Wool membantah dan merasa kalo Doo Ah nggak menyerupai itu. Doo Ah tersenyum. Ia menginformasikan kalo Han Wool sebaiknya minta maaf kepadanya soal hal lain. Han Wool nggak ngeh. Doo Ah mengungkit sehari sebelum ia mengawali wajib militer. Kamu tiba-tiba bilang kau mencintaiku. Memang benar saya bingung. Saat kudengar kau tiba-tiba akan masuk militer, saya merasa aneh. Aku terus bertanya-tanya kenapa saya merasa menyerupai itu. Terutama pada hari terakhir. Tapi di saat itulah kau tiba-tiba bilang mencintaiku.
Keduanya sama-sama kembali ke masa itu. Saranghae.


Doo Ah mengaku bingung. Aku tidak sanggup memberimu jawaban, namun kau terlihat sungguh tegas soal itu. Karena itulah saya takut. Kamu tahu saya condong terlampau banyak berpikir. Kurasa saya nggak cukup berani untuk memajukan korelasi kita. Tapi setelah saya lari darimu, saya merasa kesepian. Kamu tahu kau satu-satunya temanku. Setelah saya lari dari satu-satunya temanku, teman dekat sekolah, dan satu-satunya pria… . Aku merasa terhubung. Aku tiba-tiba merasa kehilangan. Itu sebabnya saya berupaya mencari cara untuk mengisi ruangmu.
Han Wool menyimpulkan kalo itu sebabnya Doo Ah mengencani ketiga lelaki itu? Doo Ah mengangguk membenarkan. Han Wool merasa kalo Doo Ah b#doh. Ia sesumbar kalo tidak mungkin mengisi ruangku. Mereka kemudian tersenyum.
Bagaimana dengan sekarang? Tanya Han Wool. Doo Ah nggak ngeh. Han Wool memamerkan kalo ia ada di sampingnya. Kamu nggak butuh mereka untuk menggantikanku lagi. Maukah kau mengizinkanku berada di sisimu lagi?


Doo Ah merasa kalo ada tanggal bau untuk semua hubungan. Kamu sungguh bermanfaat bagiku. Aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu. Tapi kurasa itu lantaran kita berteman. Kita sungguh tepat selaku teman. Serta saya nggak ingin menghancurkan apa yang kita miliki.
Menurutmu kita tepat selaku teman? Tanya Han Wool sarat kecewa. Jujur saja kepadaku. Entah saya tetap menjadi teman dekat atau pacarmu, kau merasa sanggup hidup tanpa saya sekarang? Doo Ah nggak menjawab dan cuma menunduk. Han Wool yang sudah tahu jawabannya kemudian pamit. Sesaat sebelum Han Wool hingga pintu, ia terhenti dan meminta maaf pada Doo Ah.

Doo Ah nangis. Bahkan hingga Han Wool nggak ada. Sambil memandang bayangannya ia mensugesti diri kalo ia akan baik-baik saja.
Enggak. Sambil tiduran Doo Ah nggak sanggup berhenti nangis.

Musim berubah dan hidup Doo Ah terus berlanjut. Ia berangkat kuliah, masuk kelas, pulang. Semua ia laksanakan sendirian.
Sampai suatu hari tali sepatunya terlepas. Sambil mengikatnya ia teringat Han Wool.

Ia tiba ke tempat tinggal Han Wool namun Han Wool nggak juga membukakan pintu. Ternyata pintunya nggak terkunci. Dan di saat Doo Ah masuk, kawasan itu ternyata sudah kosong.
Teman atau kekasih. Kenapa saya sungguh terjebak dengan label yang menyeleksi hubungan?

Kenangannya bareng Han Wool kembali melintas. Han Wool menyanyi dan ia menari di dekatnya sembari menerbangkan miniatur pesawat kesayangan Han Wool.

Saat Doo Ah makan. Han Wool menjangkau tangannya dan membersihkannya dengan tisu.

Saat mereka melaksanakan yoga.

Saat ngasih makan Buk-boogie. Han Wool mengambil Buk-boogie dan meletakkannya di tangan Doo Ah.
Aku nggak tahu bagaimana mencintainya. Tapi saya sadar kalau saya mau beliau di sisiku dan nggak mau kehilangan dia, sebaiknya saya jujur. Seharusnya saya jujur di saat saya perlu berkata jujur. Aku telat menyadarinya.

Doo Ah nangis. Ia berbalik dan menyaksikan suatu kotak di atas meja. “Hadiah”. Doo Ah mendekat dan membukanya. Isinya yaitu miniatur pesawat kesayangan Han Wool. Ada suratnya juga di sana.
Aku percaya suatu kebetulan akan menyatukan kita lagi.
Doo Ah mengambil pesawat itu. Si b#doh itu. Nggak tahu mesti nangis apa senyum.

Di rumahnya Han Wool lagi sama Buk-boogie. Yang kau laksanakan cuma tidur, kau tahu? Mendadak ada yang nelpon. Dari suaranya kayak Doo Ah. Meski suaranya dibuat lain. Apa ini Do Han Wool? Han Wool menyaksikan nomor penelpon yang dirahasiakan. Ia membenarkan kalo ia Do Han Wool. Orang itu ngasih tahu kalo ada paket untuknya.
“Doo Ah!”




Telponnya terputus. Han Wool keluar dan menyaksikan suatu kotak di depan. Oh Han Wool tinggal di atap sekarang. Ia menghampiri kotak itu. Di atasnya ada goresan pena bom namun ia tetap membukanya. Ia tahu kalo itu Doo Ah.
Isinya kura-kura. Namanya Ddo-boogie. Ada surat juga.
Nggak ada kebetulan di dunia ini, B#doh.
Han Wool berdiri dan mencari Doo Ah di bawah. Nggak ada. Ia mencari ke segi yang lain namun nggak ada juga. Tahu-tahu Doo Ah timbul di sebelah dan ikut mencari. Haha… .
“Ya Nam Doo Ah!”
Doo Ah tersenyum sambil mengangkat tangan. Annyeong! Mereka tertawa bareng dan habis itu kita disuruh lihat langit.
Nomor 23 dah kelar. Sampai ketemu di nomor lainnya. Luv you😘😘 Dah dah🙋♀️🙋♀️ Sayange🙆♀️🙆♀️