Drama Korea – Sinopsis Love Scene Number Episode 2 Part 1, Yuk simak juga untuk Kalian yang ingin tahu daftar selengkapnya di goresan pena yang ini. Lihatlah penggalan dongeng yang kemudian pada Episode sebelumnya baca di sini.
Sementara itu Do Ham dan yang yang lain sudah berkumpul di bawah pohon besar di Taman Changrim, di kawasan yang Han Wool tentukan.
Do Ham meragukan pesan itu. Apa Doo Ah betul-betul gadis yang mengencani tiga lelaki sekaligus? Sang Wu mengaku nggak mengirim pesannya. Shi Han juga nggak dijawab telponnya. Han Wool tiba dan menghampiri mereka.
Doo Ah berlangsung mau ke sana. Tiba-tiba ia menyaksikan masa lalunya. Saat Han Wool mau pergi wamil. Han Wool oke untuk berteman saja sama Doo Ah. Kalo mulai pacaran mereka mungkin akan berantem dan putus. Ia sendiri juga nggak menyukainya dan mengajak Doo Ah untuk terus berteman menyerupai sekarang.
Doo Ah berpikir kalo itu cinta dan kebencian. Saat cinta berjumpa pengkhianatan, itu menjadi kebencian. Ia kemudian melanjutkan langkahnya.
Han Wool menginformasikan masalahnya pada ketiganya. Mereka terkejut dengar Doo Ah mengakui pacaran dengan mereka bertiga. Doo Ah juga berpikir kalo salah satu dari mereka menulis unggahan itu. Han Wool juga percaya kalo pelakunya yakni mereka lantaran orang yang mengunggahnya masuk ke rumahnya baru-baru ini.
Sang Wu berdiri dan mau pergi. Ia merasa nggak paham kenapa ia mesti berada di sana. Shi Han berpikir kalo Sang Wu lah orangnya. Sang Wu eksklusif membantahnya. Ia aja gres mengetahuinya. Han Wool menahan dan menariknya untuk kembali duduk.
Han Wool meminta mereka jujur kalo nggak tahu wacana unggahan itu. Do Ham menekankan kalo ia nggak tahu. Menurutnya pelakunya sungguh picik.
Sang Wu melanjutkan. Anggaplah salah satu dari mereka tahu. Tapi kenapa mengunggahnya? Menurutnya itu cuma mempermalukan diri sendiri. Kamu mungkin tidak tahu lantaran masih muda. Jika mengunggah sesuatu di lembaga itu, dalam sekejap, semua orang di kampus mengetahuinya.
Shi Han membenarkan. Untuk apa mereka melakukannya? Ia menanyakan apa Han Wool punya bukti? Han Wool ingin menyelediki faktanya. Ia menanyakan apa kekerabatan mereka dengan Doo Ah? Ketiganya risau jawabnya. Shi Han meminta mereka untuk melakukannya dengan mengangkat tangan. Angkat tanganmu kalau kau memegang tangannya.
Sang Wu mengangkat tangannya. Do Ham meremehkan kalo mereka bukan anak 5 tahun. Tapi karenanya ia mengangkat tangannya juga. Itu yakni base pertama. Di luar base pertama?
Sang Wu dan Shi Han menawan tangannya namun Do Ham dengan bangganya mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Sang Wu mengonfirmasi kalo Do Ham tidur sama Doo Ah? Do Ham malah seakan meremehkan. Kamu enggak?
Han Wool meradang dan menyerang Do Ham. Menurutnya ada beberapa hal yang mesti ia rahasiakan sendiri. Do Ham malah menantangnya untuk berkelahi. Mereka saling dorong.
Sang Wu menghampiri mereka dan menanyakan berapa kali Do Ham melakukannya? Do Ham menilai kalo kini itu nggak penting. Shi Han mendekat dan menilai kalo itu sungguh penting. Do Ham meremehkan mereka yang cuma mencium Doo Ah beberapa kalo fan itu bukanlah kekerabatan serius. Ia berpikir kalo Doo Ah nggak serius dengan mereka berdua.
Shi Han berpikir kalo s#ks Nggak mempunyai arti juga kekerabatan serius. Bisa jadi mereka cuma kawan dekat s#ks. Sang Wu menampilkan kalo reaksi Do Han berkebihan lantaran ia bersalah. Dia cuma lelaki tersedia yang bercinta dengannya. Doo Ah nggak menganggapnya sebagai…
Do Ham murka dan eksklusif menonjoknya. Han Wool berupaya untuk melerai. Do Ham menyerang Shi Han juga. Mereka berdua nggak terima dan bareng menyerang Do Ham. Ketiganya malah berkelahi.
Beberapa di saat kemudian
Ketiganya duduk dengan tampang babak belur. Shi Han memberitahu kalo baginya Doo Ah bukan sekadar pacar, namun perempuan yang menghormatinya. Kami sungguh serasi. Kami punya kesamaan dalam gaya, kebiasaan, selera, dan sebagainya. Kami sepemikiran. Aku setahun lebih muda darinya, namun beliau senantiasa menghormatiku.
Sang Wu memberitahu kalo ia juga. Aku tidak mencicipi perbedaan usia dengannya. Kami betul-betul setara dalam kekerabatan kami. Karena saya mau kekerabatan jangka panjang serius dengannya, saya nggak eksklusif tidur dengannya.
Do Ham berpikir kalo menanti nggak ada relevansinya dengan menyayanginya. Jika menyayangi seseorang, kau nggak mau menyentuhnya?
Han Wool kemudian sanggup telpon dari Doo Ah. Ia kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.
Doo Ah sendiri sudah nunggu du jembatan. Han Wool menghampirinya. Doo Ah malah menanyakan siapa dirinya. Sekeras apa pun saya berpikir atau mengerti perbuatanmu, saya nggak mengerti. Kenapa kau melakukannya? Kamu orangnya. Kenapa kau mengunggah fotoku dan menulis hal menyerupai itu di lembaga itu? Tolong buat saya mengerti kenapa kau melakukannya.
Han Wool yang nggak paham minta Doo Ah untuk hening dan mengulangi apa yang ia katakan. Apa maksudmu? Kamu pikir saya mengunggahnya?
Doo Ah menampilkan komputer tablet Han Wool dan menyuruhnya untuk meriksa apa yang ada di galeri di komputer tabletnya.
Han Wool mengambilnya dan melihatnya. Dia juga risau kenapa foto-foto itu sanggup ada di sana? Ia mengaku nggak tahu kenapa foto-foto itu … . Ia kemudian mengambil ponselnya. Foto itu juga ada di sana. Ia kemudian memberitahu Doo Ah kalo itu salah paham. Kurasa foto-foto yang kumiliki di ponselku diubahsuaikan ke komputer tabletku.
Kenapa kau melakukannya? Tanya Doo Ah. Han Wool memprotes kenapa Doo Ah menanyakannya. Nggak mungkin saya melaksanakan hal menyerupai itu. Aku berkata jujur. Dengar. Aku gres tahu ada foto-foto ini di ponselku. Aku tahu lantaran kau menunjukkannya. Kamu tahu kerap kali saya memotret lantaran nggak sengaja menekan tombol yang salah.
Doo Ah menyudahi dan menanyakan Han Wool dari mana aja? Han Wool tadinya nggak mau ngasih tahu. Ia bareng mereka. 3 lelaki yang kau pacari. Doo Ah memprotes apa yang Han Wool lakukan.
Han Wool berargumentasi kalo waktunya nggak banyak lagi. Kita mesti mengakhiri ini.
Tanpa memberitahuku? Protes Doo Ah. Kamu nggak akan memberitahuku kalo saya nggak bertanya, kan? Kamu melaksanakan ini dan kau mau saya memercayaimu?
Han Wool menerangkan kalo beliau nggak memberitahu lantaran takut Doo Ah salah paham. Saat saya tahu siapa pelakunya, saya bermaksud memberitahumu di saat itu.
Jadi, siapa di antara ketiganya? Tanya Doo Ah. Han Wool juga nggak mengetahuinya. Doo Ah pikir mungkin mendapatkan pelakunya sama sekali bukan tujuan Han Wool. Bukan cuma kau yang mengunggah itu, namun kau ingin menemui ketiga lelaki itu dan menghancurkan hubunganku yang berantakan.
Apa maksudmu? Tanya Han Wool. Untuk apa saya melaksanakan itu?
“Karena kau membenciku. Karena kau berpikir saya mengabaikan perasaanmu dan berbuat sesukaku”
Han Wool menyesalkan Doo Ah berpikir ia membencimu, jadi, ia ingin menghancurkan relevansinya dengan mereka? Doo Ah membenarkan. Karena itulah alasannya menulis unggahan itu?
Han Wool yang teramat kesal dicurigain mulu karenanya membenarkan kalo ia memang benar saya membencinya. Teganya kau melaksanakan ini kepadaku? Aku mengajukan pertanyaan apa kau putus denganku cuma untuk melaksanakan ini. Aku serius. Saat ini terjadi, kau mewaspadai ketiga lelaki itu. Kamu mengencani tiga lelaki di di saat bersama-sama dan mewaspadai mereka begitu sesuatu terjadi. Aku membencimu lantaran meninggalkanku untuk melaksanakan hal menyerupai ini.
Kamu sudah selesai bicara? Tanya Doo Ah. Apa yang membuatmu begitu istimewa?
Han Wool mengklaim kalo beliau nggak istimewa. Itu sebabnya kau mencampakkanku. Tindakanmu benar. Sebenarnya saya sampah yang sungguh egois. Aku berharap kau menderita menyerupai saya dan di saat kulihat apa yang menimpamu sehabis perbuatanmu… . Ya. Kamu layak menerimanya. Tulisan sialan itu. Seharusnya saya yang menulisnya!
Han Wool yang murka meninggalkan Doo Ah begitu saja. Ia bahkan mengabaikan di saat Doo Ah memanggilnya.
Shi Han memburu Do Ham. Ia merasa kalo lelaki yang berjulukan Do Han Wool itu agak mencurigakan. Mungkinkah beliau yang menulis unggahan itu?
Ternyata Do Ham juga sempat berpikiran begitu. Shi Han pikir Han Wool lah orang yang paling tahu wacana Doo Ah dan beliau terang tersangka yang paling mungkin. Mungkin saja semua ini yakni planning besar Do Han Wool. Anggap saja beliau menggemari Du Ah. Dia tahu Du Ah mengencani tiga pria. Bagaimana kau akan merusaknya?
Do Ham pikir apa yang Shi Han katakan benar. Shi Han pikir mereka nggak boleh membisu saja. Kita bertiga mesti berkumpul untuk berbincang. Do Ham setuju. Dia kemudian nyari Sang Wu.
Shi Han yang menyaksikan Sang Wu menunjukkannya pada Do Ham. Mereka menghampirinya. Do Ham meledek Sang Wu yang sedang minum susu kotak. Apa itu alkohol? Astaga. Ia mengambilnya dan meletakkannya. Ia mengajak mereka untuk minum-minum sambil mengobrol.
Doo Ah karenanya pulang. Di dalam lift ia kembali terngiang apa yang Han Wool katakan. Aku membencimu lantaran meninggalkanku untuk melaksanakan hal menyerupai ini. Aku nggak istimewa. Itu sebabnya kau mencampakkanku.
Doo Ah menghujat Han Wool. Ih namun kok liftnya nggak bergerak. Aneh. Ia menyaksikan ponselnya.
Sang Wu dan pacar Doo Ah yang lain sudah pada mabuk. Sang Wu menekankan kalo mereka yakni korban. Mereka mengalami pendarahan hebat. Shi Han membenarkan. Lah beliau malah nangis. Teganya beliau melaksanakan ini terhadap kita? Sang Wu menariknya dan memeluknya sambil menepuk punggungnya.
Do Ham menanyakan kenapa Shi Han nangis? Ia mau menghampirinya namun Sang Wu malah mendorongnya. Mereka mesti bersatu. Seenggaknya kita mesti menimbang-nimbang harga diri kita. Shi Han dan Do Ham setuju. Nggak ada yang menemui Nam Du Ah lagi. Mari lewati dia. Hapus nomornya. Jangan telepon dia. Dan jangan terima teleponnya.
Do Ham selesai meniadakan nomor Doo Ah. Mereka lanjut minum lagi. Tiba-tiba Doo Ah nelpon Sang Wu. Do Ham sama Shi Han melarangnya untuk menjawab. Sang Wu memikirkannya usang dan karenanya ia memutus telponnya. Ia seorang pria.
Lah habis itu Doo Ah nelpon Shi Han. Dia juga risau namun karenanya ia mematikannya juga gegara kesal beliau cuman pilihan kedua. Habis itu giliran ponselnya Do Ham bunyi. Tapi nggak tahunya cuman alarm doang. Do Ham yang kesal gegara Doo Ah nggak menelponnya berdiri dan mau memesan minum lagi. Sang Wu menariknya. Kita nggak boleh membiarkan Doo Ah mengatur kita! Kita tidak sanggup kecewa menyerupai ini.
Di rumah Doo Ah duka lantaran nggak ada yang menjawab. Sekarang beliau nggak tahu siapa yang mengunggahnya. Waktuku tinggal satu hari lagi. Ia menyaksikan unggahan itu lagi dan tentukan untuk nggak menyerah. Ia bermaksud untuk mengontak admin lembaga menyerupai yang dibilang Han Wool. Nggak jadi. Ia lapar. Seharian ini beliau nggak makan apapun.
Ia berdiri dan membuka kulkas. Yang ada cuma gimbab dari Han Wool. Ia menghujat Han Wool Dan teringat lagi apa yang Han Wool katakan. Kenapa kau senantiasa menyaksikan komputer tabletku tanpa izin? Ini milikku.
Doo Ah berargumentasi kalo Han Wool nggak pernah menguncinya dan senantiasa menaruhnya di mana pun. Jadi, ia menganggapnya selaku miliknya. Doo Ah membenarkan kalo Han Wool nggak pernah mengunci komputer tabletnya. Bagaimana kalau seseorang tahu itu miliknya, mendapatkan fotoku di sana secara kebetulan atau sengaja, dan mengirimkannya ke ponselnya?
Doo Ah membayangkannya dan merasa kalo itu masuk akal. Ia kemudian menyaksikan kalender. Tanggal 19 Oktober 2020, Hari Pengungkapan. Ia menyesalkan kenapa nggak menimbang-nimbang ini?
Doo Ah kemudian pergi ke tempat tinggal Han Wool dan meminta lihat komputer tabletnya. Han Wool memberikannya. Doo Ah menyaksikan foto itu. Itu diambil tanggal 8 Oktober, pukul 16.00. Ternyata ingatannya benar.
Hari itu Han Wool tiba ke rumahnya. Ia mau ke kamar mandi. Secara nggak sengaja Han Wool memotretnya berulang kali lantaran salah menekan tombol ponsel. Lalu itu terjadi empat hari sehabis hari itu. Ia kemudian menanyakan apa Han Wool menampilkan komputer tabletnya terhadap seseorang antara tanggal 9 Oktober dan 12 Oktober, pukul 19.00? Ada yang menyelediki komputer tabletmu?
Han Wool kemudian meriksa jadwalnya di ponsel. Doo Ah menanyakan apa Han Wool membawanya ke kampus atau meninggalkannya? Pikirkan baik-baik. Aku tahu kau membawanya di saat selesai pekan. Jumat. Bagaimana dengan hari Jumat?
Han Wool memberitahu kalo ada satu kelas, namun dibatalkan, jadi, ia tetap di rumah.
Bagaimana dengan Senin? Tanya Doi Ah. Hari Senin Han Wool pergi ke kampus hari itu lantaran ada rapat tim. Doo Ah menanyakan apa Han Wool pergi ke sebuah kawasan tanpa komputer tablet di saat rapat tim? Pikirkan baik-baik. Saat itulah kejadiannya. Hanya di saat itulah seseorang sanggup saja mencuri foto itu darimu. Han Wool Kalo ia ingat pergi ke toilet bareng Jun Su.
Kamu nggak menenteng komputer tabletmu? Tanya Doi Ah memastikan. Han Wool membenarkan. Doo Ah menanyakan berapa orang di timnya? Han Wool memberitahu kalo totalnya tiga orang tergolong dirinya. Han Wool mewaspadai Lee Ju Yeon. Ia menanyakan apa yang hendak Doo Ah lakukan sehabis mengetahuinya? Doo Ah mendesaknya untuk mengatakannya dan ia akan mengurusnya sendiri.
Han Wool pikir mungkin bukan dia. Pun kalo benar ia melarang Doo Ah untuk mengurusnya sendiri. Doo Ah mendesak Han Wool dan karenanya ia mengatakannya. Lee Ju Yeon. Dia satu jurusan sama Doo Ah.
Doo Ah memikirkannya. Ia mengembalikan komputer tablet Han Wool kemudian pergi. Han Wool memanggilnya dan mengungkit wacana ucapannya tadi… . Ia mengakui agak terlalu kasar. Maafkan aku.
Apa semua itu bohong? Tanya Doo Ah. Kamu mengatakannya sungguh-sungguh, jadi, nggak perlu minta maaf. Han Wool tersenyum lega sehabis Doo Ah pergi.
Ji Sung menampilkan tandatangannya pada Ju Yeon. Ju Yeon mengaku merasa sungguh terhormat sanggup mewawancarainya. Ia yakni penggemar berat. Ia sungguh menggemari kuliahmu tempo hari.
Ji Sung memberitahu kalo mahasiswa lain sebaiknya mewawancarainya, namun tiba-tiba beliau mesti mengelola problem pribadi. Ju Yeon menanyakan apa tujuannya Nam Doo Ah? Ji Sung membenarkan. Mereka menuntut ilmu di jurusan yang sama.
Ju Yeon menanyakan apa terjadi sesuatu kepadanya? Ji Sung mengaku nggak sanggup mengatakannya secara spesifik. Tapi ia dengar beliau bersiap menuntut seseorang lantaran orang itu mengunggah kehidupan pribadinya di internet. Ju Yeon nampak nervous dan menanyakan apa seseorang menyampaikan hal yang salah tentangnya?
Sambil senyum Ji Sung bilang kalo ia nggak akan bilang itu betul-betul salah. Tapi meski itu benar, beliau masih sanggup menuntut orang itu atas fitnah. Ju Yeon pikir kalo beliau sebaiknya nggak melaksanakan apa pun hingga berada di posisi itu. Kenapa beliau mengajukan somasi padahal beliau yang bersalah?
Kenapa penyerang senantiasa memiliki argumen yang sama? Tanya Doo Ah yang ternyata sejak tadi ada di sana. Ju Yeon berbalik dan terkejut lihat Doo Ah. Gimana bisa.. . Doo Ah melanjutkannya. Bagaimana saya tahu kau pelakunya? Fotonya. Foto yang kau kirimkan dari komputer tablet Han Wool. Itu bukti kuncinya.
“Siapa pelakunya?” “Siapa yang mencuri foto itu dan mengunggahnya di internet?” Sumbernya yakni komputer tablet.
Doo Ah menerangkan kejadiannya dengan rinci seakan ia berada di kawasan kejadian. Komputer tablet ditinggalkan pada hari Senin di saat rapat. Itu memberiku dua tersangka. Rekan satu timnya, Hong Jun Su dan Lee Ju Yeon.
Jun Su mengajak Han Wool ke toilet. Saat itulah Ju Yeon membuka komputer tablet Han Wool dan mengambil fotonya.
Doo Ah mengaku nggak percaya apakah motifnya jelek sejak awal. Awalnya, kau mungkin melakukannya lantaran penasaran. Kamu menyelediki komputer tabletnya lantaran nggak terkunci dan kau kebetulan mendapatkan fotoku di sana. Lalu kau mengirimkannya ke ponselmu. Kamu mungkin melaksanakan semua itu secara impulsif. Tapi tiga hari kemudian, kau memakai foto itu untuk mengunggahnya di internet. Itu bukan mempunyai arti kau spontan atau penasaran. Kamu melakukannya lantaran kebencian. Kamu pikir itu kondusif lantaran foto itu dari komputer tablet Han Wool. Lalu kau memangkas foto itu dan mengunggahnya jadi, akan susah mengetahui siapa dia. Kamu waspada dengan tulisanmu mudah-mudahan kau nggak mendapat problem hukum. Kalo ada masalah, kau akan menjebak Han Wool. Kamu mengurangi kemungkinan kau dalam ancaman dan pada di saat bersamaan, kau sukses menyerangku. Doo Ah menertawakannya. Kamu nggak punya kesibukan lain? Kenapa sibuk-sibuk melakukannya? Doo Ah mendekat dan berbisik. Selain itu, bagaimana kau tahu saya mengencani tiga pria?
Ju Yeon tersenyum sinis dan menanyakan; Kamu ingin tahu alasanku melakukannya? Kamu pikir semua orang lelucon, kan? Kamu meremehkan semua orang. Kamu tidak memperlakukan mereka selaku manusia. Kamu menilai mereka menyerupai alat atau panorama indah. Itu sebabnya kau tidak merasa perlu menyembunyikannya.
Dan ternyata Ju Yeon yakni gadis yang bicara sama Sang Wu di saat Doo Ah dengan sengaja menawan hati Sang Wu dengan menjamah jemarinya.
Nggak cuma itu. Ju Yeon juga sempat menyaksikan Doo Ah bareng dengan Shi Han. Ngak cuman itu. Ju Juga menyaksikan Doo Ah bareng Han Wool di perpustakaan.
Ju Yeon pikir itu sungguh jelas. Mereka ndeso lantaran tertipu. Tidak ada motif besar di balik perbuatanku. Aku cuma tidak menyukaimu. Itulah alasannya. Wanita sepertimu yakni argumentasi orang-orang mengolok-olok wanita. Kamu mengencani siapa saja. Kamu sungguh murahan dan tak punya moral atau etika..
Doo Ah nggak mau dengar lagi dan menampar Ju Yeon. Sambil senyum ia meminta maaf. Ia mengaku nggak tahan mendengar yang keluar dari mulutnya. Ju Yeon membentaknya namun Doo Ah tetap santai. Ia menanyakan apa tujuannya ia murahan? Aku sama sekali nggak murahan. Aku nggak mengencani sembarang orang. Aku memilihnya. Kebetulan mereka lebih dari satu.
Ju Yeon menekankan kalo perilaku menyerupai itu… . Doo Ah memotongnya. Tapi kenapa perempuan mesti diolok-olok? Jika menurutmu saya melaksanakan kesalahan, kau sebaiknya menjelek-jelekkanku. Jika orang-orang menyalahkanku lantaran genderku, itu cuma menampilkan betapa mereka tidak berpendidikan. Wanita sepertimu yakni masalahnya, bukan aku. Wanita sepertimu bikin generalisasi konyol seperti, “Wanita yakni lawan mereka sendiri.” Kamu dengan gampang memberi argumentasi terhadap orang bodoh. Jika kau tidak senang sikapku, katakan saja langsung. Jika kau nggak mau menghadapiku, olok-olok saja saya di depan teman-temanmu. Tindakanmu itu curang lantaran kau tahu sistem yang kau pilih yakni cara paling memalukan untuk menyerangku selaku sesama wanita. Itulah tujuanmu.
Di belakang Ji Sung tersenyum menyimak perkataan Doo Ah. Ia kemudian mengambil ponselnya.
Ju Yeon memandang Doo Ah sinis dan mengklaim kalo ia sungguh menyebalkan. Doo Ah tersenyum membenarkan. Terus kenapa? Ju Yeon nggak sanggup menyampaikan hal lain lagi dan pergi dari sana.
Ji Sung berpikir kalo akan menggembirakan kalau ini menjadi akhirnya. Tapi ini sungguh disayangkan. Sambil menampilkan ponselnya ia memberitahu kalo foto Doo Ah sudah diunggah.
Doo Ah mengambil ponselnya untuk melihatnya sendiri. “Identitas Wanita Cerdas Berkehidupan Ganda Terungkap”. Doo Ah membacanya sekilas dan tahu siapa pelakunya. Para bangsat ini.
Beberapa waktu kemudian
Doo Ah menghimpun Shi Han, Sang Wu dan Do Ham di rumahnya. Ia pikir sebaiknya ia bicara dengan mereka semua sejak awal. Jika ia melaksanakan itu… . Doo Ah menampilkan ponselnya dan membaca unggahan itu yang ditulis sama mereka di saat mereka mabuk. Doo Ah merasa kalo sejak awal, unggahan payah ini nggak akan naik. Kalian pikir saya nggak tahu? Atau kalian sengaja melaksanakan ini? Setiap kalimat di unggahan ini dirancang dan kekanak-kanakan. Ini cukup memalukan untuk membacanya, Do Ham.
Sang Wu menulis kalo ia perempuan berhati hambar yang nggak sanggup menyayangi siapa pun.” Do Ham nggak terima Sang Wu menulis Doo Ah berhati dingin. Menurutnya Doo Ah berhati keren. Dia mengeksploitasi kepuasan lelaki untuknya.”
Berhati keren? Doo Ah memberitahu kalo yang betul “berhati dingin”. Kamu tahu apa artinya di saat mengetiknya, bukan? Itu artinya saya orang yang dingin. Do Ham mau menyampaikan sesuatu namun Doo Ah memotongnya. Tiap kali kau salah mengeja kata, itu sungguh mengecewakan. Kamu tahu itu? Ih, Do Ham hingga nggak sanggup berkata-kata.
Doo Ah lanjut pada Shi Han yang ia yakini selaku orang yang menampilkan foto itu. Kamu pikir saya tidak tahu itu darimu? Doo Ah menyinggung folder DA. DA? Folder Du Ah? Kamu menyimpan tiap foto yang kuunggah di media sosialku. Aku mengunggah foto itu, namun eksklusif menghapusnya. Hanya kau yang menyimpannya. Ih, Shi Han sama sekali nggak sanggup berkutik.
Selanjutnya Sang Wu. Kamu yang bikin inspirasi itu, bukan? Malam itu Sang Wu ngasih tahu kalo Doo Ah bermaksud kuliah pascasarjana tahun depan. Ia ngajak Do Ham dan Shi Han untuk menulisnya.
Doo Ah memperjelas kalo di antara mereka bertiga, cuma Sang Wu yang tahu ia bersiap untuk kuliah pascasarjana. Kalian semua lalai dengan unggahan itu.
Kalau begitu, kau mengundang kami mudah-mudahan sanggup menyampaikan ini? Tanya Do Ham. Kamu berbohong. Kamu bilang ingin menemui kami. Doo Ah memberitahu kalo.ia nggak ingin “menemui mereka” dengan maksud baik. Apa yang kalian harapkan? Doo Ah berpikir kalo mereka mesti putus. Bagaimana sanggup saya berafiliasi dengan lelaki yang mengekspos diriku?
Shi Han cuma tertawa. Bagaimana sanggup kau putus dengan kami sekaligus? Efisiensi bukan kuncinya di sini. Kamu mesti tahu ada budbahasa dalam putus hubungan.
Sang Wu sependapat. Jangan menghendaki budbahasa dari gadis yang memacari tiga pria. Apa kita pernah berpacaran? Kamu pikir kau sanggup mempermainkan hati orang?
Do Ham menanyakan siapa dari mereka yang pertama Doo Ah kencani?
Doo Ah nggak ngerti kenapa itu penting sekarang? Sang Wu membantah. Ia pikir sehabis semua yang mereka lalui, mereka berhak tahu kebenarannya. Doo Ah menanyakan apa itu akan menolong mereka mengakhiri ini?
Shi Han menyampaikan kalo mereka ingin mendengar jawabannya dahulu. Doo Ah menunjuk Shi Han nomor satu, Sang Wu nomor dua, dan Do Ham nomor tiga.
Shi Han menanyakan kenapa Doo Ah karenanya mengencani tiga lelaki sekaligus?
“Karena saya mengencani kalian, kita tidak pernah bertengkar. Itu sebabnya kekerabatan kita baik. Harapanku dari kalian sesuai dengan kapasitas kalian.”
Sang Wu protes. Apa yang di luar kapasitas kami?
Doo Ah merasa nggak enak. Apa saya mesti mengatakannya terhadap kalian? Shi Han menjaeab harus. Ia percaya kalo kekerabatan memerlukan budbahasa dan aturan. Kamu nggak boleh mendustai atau mengkhianati pasanganmu lantaran kau menimbang-nimbang mereka. Itu budbahasa dasar. Seperti kita mulai berkencan melalui komunikasi dan kesepakatan, putus juga mesti mengikuti aturan yang sama. Itu yang mesti kau lakukan untuk kami.
Doo Ah mempersingkat. Jadi, kalian mau saya mengikuti aturan sekarang, bukan? Aku mesti menerangkan kenapa saya memutuskan sistem ini. Do Ham mengiyakan. Kamu mesti menjelaskannya terhadap kami. Doo Ah mengeluh lantaran sebenarnya ia nggak ingin membicarakannya. Memiliki lelaki yang menyukaiku selama setahun sungguh bermanfaat lantaran beliau membuatku berpikir bahwa saya perempuan yang baik. Dia membuatku merasa lebih baik. Tapi di saat saya ingin mengandalkan seseorang dan butuh bantuan, beliau nggak sanggup melakukannya untukku. Sama sekali nggak bisa.
Jadi, saya bikin puas penggalan itu dengan mengencani lelaki cendekia balig cukup akal yang sanggup kuandalkan dan kuminta bantuan. Tapi sayangnya, saya nggak terpikat secara kehendak kepadanya.
Orang ketiga sanggup bikin puas keperluan hasrat. Tentu saja. Mengenai kurangnya mutu dari lelaki ketiga, kedua lelaki yang lain sudah mengisinya.
Shi Han paling merasa nggak terima. Kenapa kau mempergunakan perasaanku untuk mengembangkan egomu? Sang Wu ikut-ikutan. Pria cendekia balig cukup akal tetaplah pria! Aku juga punya kebutuhan! Terakhir Do Ham juga protes. Kamu nggak sanggup bicara denganku? Pernahkah kau menjajal bicara denganku selain tidur denganku?
Bersambung…
