Drama Korea – Sinopsis Mr Queen Episode 9, Gaes kalian sanggup baca Episode sebelumnya baca di sini. Sementara itu untuk menyaksikan daftar recapnya ada di goresan pena yang ini ya gaes.
Ayah Ratu juga terbangun, ia bergegas ke kamar Ratu, ia terkejut dikala menyaksikan Raja dan Ratu sedang bermesraan (kiss). Ayah Ratu secepatnya menjinjing Byeong In untuk pergi dari sana.
“Kita pergi saja, jangan ganggu mereka”. Hati Byeong In sungguh terluka menyaksikan hal tersebut.
Di kamar, Raja dan Ratu masih menikmati kemesraan mereka, tiba-tiba Ratu terjaga jikalau ia dihentikan melakukannya. Ratu pun menampar dirinya sendiri, “kendalikan dirimu, wanita!! Apa kau ingin bertarung denganku!!”.
Raja heran menyaksikan tingkah Ratu, kemudian Raja menghantam bahu Ratu agar Ratu tertidur. Saat Ratu sudah tertidur, Raja melanjutkan aksinya mencari buku rahasia di sekeliling rumah Ratu.
Raja sudah mencari-cari di aneka macam kawasan tetapi tidak mendapatkan buku tersebut, Raja mulai berpikir di mana tempatnya, kemudian Raja teringat dengan suatu sumur.
Raja bergegas menuju sumur tersebut, hasilnya Raja menyadari bahwa buku tersebut ada di dalam sumur. Saat akan mengambilnya, Raja menyaksikan pramusaji Ayah Ratu mulai mendekat, Raja pun mengurungkan niatnya dan memutuskan kabur dari sana.
Raja kembali ke kamar Ratu, kemudian tidur di samping Ratu. Keesokan harinya, Ratu terkejut dikala menyaksikan Raja berada di sampingnya, Raja menyapa Ratu dengan senyuman.
“Aku tahu kau cuma berakting. baiklah, anggap saja kita sudah tidur bareng tadi malam” gumam Ratu.
Ibu Suri Agung mulai merindukan Ratu, lebih tepatnya masakan Ratu.
“Kapan Ratu kembali ke istana” gumam Ibu Suri Agung dengan lesu.
“Aku akan mengirim surat biar Ratu sanggup secepatnya kembali” sahut Kim Jwa Geun.
“Aku juga akan mewakilkan koki kerajaan untuk mempelajari resep Ratu” lanjut Kim Jwa Geun.
Ibu Suri Agung memuji Kim Jwa Geun yang senantiasa sanggup menjadikannya tenteram dan tenang.
“Itu memang tugasku” ucap Kim Jwa Geun sambil tersenyum (tetapi dikala dibelakang Ibu Suri Agung raut tampang Kim Jwa Geun berubah).
Byeong In dan pasukannya menyerbu kawasan berlatih pengawal kerajaan, “periksa seluruh ruangan dan identitas mereka!!” Ucap Byeong In dengan lantang.
Pangeran Yeongpyeong sungguh murka dengan perilaku seenaknya Byeong In, tetapi pada hasilnya ia menyerah dan membiarkan pasukan Byeong In menyelediki tempatnya.
“Jika kau tidak sanggup mendapatkan bukti tuduhanmu, saya akan memakai otoritasku sepenuhnya !!” Ucap Yeongpyeong.
Koki Kerajaan kembali menikmati waktunya di Dapur Kerajaan, “Dulu Ratu saban hari ada di sini, kini dapur terasa sungguh kosong, itu artinya saya sanggup bernapas lagi” ucap Koki Kerajaan sambil tertawa bahagia.
Saat keluar dari dapur Koki Kerajaan menyaksikan Dayang Choi melalui dengan tampang lesu. Koki Kerajaan pun mendekati Dayang Choi.
“Ada apa dengan raut wajahmu?”
“Aku sungguh mencemaskan Ratu, walaupun dikala ada Ratu sungguh merepotkan. Aku berpikir niscaya kini Ratu sungguh kewalahan dan membutuhkanku” ucap Dayang Choi sedih.
Koki Kerajaan berupaya menghibur Dayang Choi dengan menampilkan suatu kado abnormal (seperti batang/akar tumbuhan), Dayang Choi cuma sanggup terheran-heran dengan kado yang diberikan Koki Kerajaan.
“Dia niscaya sudah gila, ia memberiku sesuatu yang ia peroleh dari jalan” gumam Dayang Choi sambil memandang kepergian Koki Kerajaan, sedangkan Koki Kerajaan berlangsung dengan senang.
Raja dan Ratu pergi ke pasar di Ibukota. Raja berencana untuk menyaksikan keadaan rakyatnya sedangkan Ratu berencana untuk merasakan kuliner yang dijual. “Jika saya menyebarkan kuliner yang berasal dari luar istana Ibu Suri Agung niscaya akan menyukainya” gumam Ratu dalam hati.
Raja dan Ratu makan di suatu kedai, di belakang mereka beberapa rakyat sedang bergunjing mengenai Raja, mereka membicarakan Raja yang tidak pernah berbuat apa-apa untuk rakyat dan menyebut Raja hanyalah boneka Klan Kim.
Raja terlihat marah, Raja pun mengunjungi mereka. Ratu berupaya menahan Raja, tetapi ternyata Raja tidak marah, Raja malah ikut berbincang-bincang bareng mereka.
Semakin usang perkataan mereka makin keterlaluan hingga menghasilkan Ratu emosi, Ratu mengunjungi mereka dan menegur mereka yang sudah keterlaluan. Raja tak mau ada kericuhan di sana, Raja bergegas menawan Ratu untuk pergi dari sana.
“Lebih baik kita berpisah di sini, bukankah kita punya tujuan jalan yang berbeda” ucap Ratu.
Ratu melanjutkan perjalanannya untuk mencari kedai lainnya, Raja memutuskan untuk mengikuti Ratu dari belakang.
Ratu berlangsung menuju suatu gang sepi, Raja secepatnya menahan Ratu, “jika kau berlangsung di kawasan sepi, kau sanggup berjumpa bandit” ucap Raja.
Ratu terkejut menyaksikan Raja, “ternyata kau mengikutiku”.
Tidak usang kemudian perkataan Raja menjadi kenyataan, ada beberapa durjana di hadapan mereka.
“Jangan khawatir, saya akan melindungimu” ucap Raja, dikala Raja menoleh ke belakang ternyata Ratu sudah lari duluan.
“Itu tadi membuatku takut” gumam Ratu dikala sukses kabur, tetapi Ratu mulai berpikir, “jika terjadi sesuatu dengan Raja, apakah sejarah akan berubah?”. Ratu pun memutuskan kembali untuk membantu Raja.
Saat hingga di sana Ratu berpikir Raja sudah mati, “cheoljong!!, apakah kau sudah mati? Aku tidak tahu bagaimana pulang” ucap Ratu panik.
Raja timbul dari belakang, “aku pikir kau kembali sebab mengkhawatirkanku, ternyata sebab kau tidak tahu jalan pulang”.
Ternyata lelaki yang pingsan yakni salah satu bandit, sedangkan teman-temannya kabur. Raja sengaja menukar bajunya dengan baju bandit.
Sebelum pergi Ratu mengambil duit durjana tersebut. “Aku pergi ke sini tanpa menjinjing uang” ucap Ratu.
“Hei,, hei, kau sedang merampok” ucap Raja.
Ratu tidak memperdulikan perkataan Raja, Raja menahan Ratu, “tidak baik jikalau diambil semua”.
Raja mengambil satu koin dari Ratu, kemudian meletakkan di tangan durjana tersebut. Ratu pun mengikuti Raja dengan meletakkan satu koin juga.
Raja dan Ratu melanjutkan perjalanan mereka, Ratu nyaris tertipu berbelanja barang dan ikut perjudian, untung saja Raja menahan dan memberitahu Ratu bahwa pedagang itu berbohong.
Ratu memuji Raja yang ternyata tahu dunia di luar istana.
“Aku ingin mengajukan pertanyaan kepadamu?, kenapa kau belum menginformasikan semua orang perihal malam itu? Saat saya menjajal menyakitimu?”
“Oh itu, saya cuma tak mau terlibat. Aku tak mau memperoleh kesulitan” ucap Ratu dengan santai, kemudian melanjutkan perjalanannya.
Pangeran yeongpyeong dan pengawas Hong mulai menyelediki lelaki misterius yang memakai topeng. (Pria tersebut yakni suruhan Kim Jwa Geun, sedangkan Raja berpikir lelaki tersebut yakni suruhan Byeong In).
Ratu sudah berada di kamarnya, Ratu kembali mengeluh lagi, “tiba-tiba saya merasa sungguh kesal, saya bahkan tidak tahu apakah saya So Yong atau Bong Hwan!”.
“Ingatanmu sudah kembali Yang Mulia, itulah kenapa kini Anda sedang bingung” sahut Hong Yeon.
Tiba-tiba Ratu merasa sakit perut, “Anda niscaya sedang haid, saya akan membawakan pembalut” ucap Hong Yeon. Ratu pun makin terkejut.
Ibu Suri Agung mengundang Ibu Suri Jo. “Aku tahu kau salah paham dengan final hidup Raja sebelumnya, itulah mengapa kau menyalahkan keluargaku” ucap Ibu Suri Agung.
Ibu Suri Jo menyangkal perkataan Ibu Suri Agung, Ibu Suri Agung pun memperingati Ibu Suri Jo, “jangan melalui batas toleransiku”.
Kim Jwa Geun mengundang Byeong In, Kim Jwa Geun menegur Byeong In dikarenakan sudah menghasilkan kericuhan di kawasan pengawal kerajaan.
“Apakah kau pikir, saya tidak tahu apapun!! Semakin kau melaksanakan hal seumpama itu, makin mereka berjaga-jaga dan bersembunyi!!” Ucap Kim Jwa Geun.
Byeong In meminta maaf, “ketika ada hal yang menyangkut perihal Raja, saya akan mengajukan pertanyaan lebih dahulu”.
Raja sedang memandang sumur, Raja ingin masuk, tetapi ia Ragu.
Flashback
Raja kecil menyaksikan ayahnya dibunuh, Ibunya secepatnya menawan Raja untuk kabur dari sana. Mereka hingga di suatu sumur, kemudian Ibu Raja mewakilkan Raja untuk bersembunyi di dalam sumur.
Flashback end
Hwa Jin terbangun dari tidurnya, Hwa Jin juga teringat masa lalu.
Flashback
Teman-teman Hwa Jin menyampaikan Hwa Jin yakni Kim So Yong palsu, “apakah kau pikir jikalau kau berpakaian seumpama itu, kau akan seumpama So Yong yang hebat?”.
(Rumah Hwa Jin dan So Yong bersebelahan).
So Yong sedang sedih sebab merindukan Ibunya.
“Aku juga sering menangis dikala rindu ibuku, tetapi saya mendapatkan cara untuk menyaksikan ibuku” ucap Hwa Jin.
“Apa itu?” Sahut So Yong dengan senang.
“Jika saya mati, saya sanggup menyaksikan ibuku” lanjut Hwa Jin.
So Yong pun pergi sehabis mendengar perkataan Hwa Jin.
(Ibu Hwa Jin dan So Yong sama-sama sudah tiada).
Ternyata So Yong mengikut anjuran Hwa Jin, So Yong masuk ke dalam sumur. Di sanalah ia berjumpa dengan Raja kecil.
Tidak usang terdengar bunyi Byeong In memanggil-manggil So Yong, “kak, saya di sini” sahut So Yong. Mendengar bunyi So Yong dari dalam sumur, Byeong In bergegas mengambilkan tangga.
Raja meminta So Yong untuk tidak memberitahu orang lain bahwa ia ada di dalam, So Yong pun memberi bukunya ke Raja, “aku akan kembali untuk menyelamatkanmu” ucap So Yong.
Ternyata di luar sumur sudah ada Ayah So Yong dan Kim Jwa Geun, mengenali Raja kecil ada di dalam sumur, Kim Jwa Geun mewakilkan biar sumur di tutup. So Yong menangis dan memohon terhadap ayahnya untuk menyelamatkan temannya. (Hwa Jin juga berada di sana, tetapi ia sembunyi. Hwa Jin sanggup berada di sana sebab ia mengikuti So Yong).
Ayah Ratu cuma diam, hasilnya So Yong memohon sumbangan terhadap Byeong In, mereka pun rahasia membuka epilog sumur. Saat terdengar bunyi pelayan, Byeong bergegas menawan So Yong untuk lari.
Raja sukses keluar dari sumur, sempurna dikala itu Hwa Jin berdiri di depan sumur. Raja menduga Hwa Jin yang sudah menyelamatkannya. (Raja sanggup keluar sebab ada tangga bekas So Yong).
Flashback end
Raja nekat masuk ke dalam sumur untuk mencari suatu buku, dikala di dalam sumur Raja mulai sesak napas dan lemas sebab tertekan berat pada masa kecil.
