Drama Korea – Sinopsis Mr Queen Episode 8, Silahkan cek juga rekap untuk Episode sebelumnya baca di sini gaes. Sedangkan dongeng full eps di goresan pena yang ini.
Raja dan Pangeran Yeongpyeong sedang berlatih bela diri di wilayah rahasia, di sana juga terdapat beberapa pasukan rahasia mereka yang sedang berlatih.
Setelah selesai berlatih mereka kembali ke istana kemudian menemui Kim Jwa Geun. Raja kembali berakting lugu dan menyampaikan hal abnormal yang menghasilkan Kim Jwa Geun bingung, tetapi maksud dari perkataan Raja bantu-membantu yakni memperingati Kim Jwa Geun.
Kim Jwa Geun menyampaikan terhadap Raja bahwa Ratu sudah bangun, Raja pun tersenyum mendengarnya kemudian bergegas pergi untuk mendatangi Ratu.
Di perjalanan Raja tersenyum senang dikala menyaksikan rakyatnya bahagia. Tiba-tiba ada suatu bunga jatuh di tandu Raja.
(bunga tersebut berasal dari sepasang kekasih, lelaki memberi bunga alasannya perempuan terlalu senang, ia tidak sengaja menghasilkan bunga itu terlempar).
“Aku sungguh ingin perempuan ini kembali, tetapi kini cuma ingatannya yang kembali, jiwanya tidak. Bahkan talenta perempuan ini juga kembali ” gumam Ratu.
Ratu mulai ketakutan dikala menyadari suaranya juga menjelma bunyi Kim So Yong asli. “Kenapa sehabis keadaan vegetatif, saya menjadi menyerupai ini?” Lanjut Ratu.
Kim Jwa Geun menemui Byeong In, Kim Jwa Geun meminta Byeong In untuk menghentikan kasus Ibu Suri Jo, “aku akan memberi beliau kesempatan, tetapi kau mesti tetap menghimpun buktinya untuk kita gunakan di waktu yang lain”.
Byeong In tak ingin kasus itu dihentikan, “jika mereka yang berupaya menyakiti Ratu dibiarkan sekarang, maka nanti mereka akan melukai Ratu lagi!!”.
“Siapa yang ingin menyakiti Ratu? Bukankah Ratu sudah mengakui bahwa beliau memang ingin bunuh diri?” sahut Kim Jwa Geun.
Byeong In melamun sesaat, Byeong In ingin menyampaikan temuannya yang mengarah ke Raja, tetapi Byeong In mengurungkan niatnya alasannya beliau merasa belum memiliki bukti yang kuat.
Hwa Jin memandang duka suatu buku yang ada goresan pena namanya, tidak usang kemudian Yeongpyeong datang.
“Yang Mulia” panggil Yeongpyeong.
“Di mana Raja?” Tanya Hwa Jin
Yeongpyeong menyampaikan Raja sedang mendatangi Ratu, alasannya Ratu sudah sadar. Hwa Jin terlihat kesal, kemudian ia memutuskan untuk pergi mendatangi Ratu juga.
“Aku tahu, beliau ingin menarik Yang Mulia ke sini” gumam Hwa Jin.
“Aku mesti cepat sampai, sebelum beliau menyampaikan rahasia itu” lanjut Hwa Jin.
Ratu sedang bermain jungkat-jungkit bareng Hong Yeon, “Apakah saya akan kehilangan diriku sedikit demi sedikit?” gumam Ratu dalam hati.
“Jika saya terus tinggal di sini, si brengsek itu Sekretaris Han, beliau akan mendapat semua yang beliau inginkan!! Sepertinya saya mesti mengejar generasi Han, saya akan menghasilkan mereka tak punya keturunan” lanjut Ratu sambil tersenyum licik.
“Mengapa situasi hati Ratu senantiasa berubah-ubah dengan cepat” gumam Hong Yeon dalam hati.
“Mulai dikala ini saya akan hidup untuk balas dendam” gumam Ratu dengan semangat.
(Ratu mengenali orang yang ingin mencelakainya di dunia terbaru yakni Sekretaris Han).
Raja sudah hingga di kediaman Ratu. Hong Yeon secepatnya memukau Ratu untuk pergi menyambut Raja.
Raja berlangsung ke arah Ratu, Ratu melamun sambil memandang Raja (Ratu sedang terpesona dengan Raja).
Raja menyediakan bunga yang ia sanggup ke Ratu. “Ratuku? Wajah Anda memerah, apakah Anda baik-baik saja” ucap Raja dengan kalut alasannya Ratu cuma membisu saja.
Ratu terjaga dari lamunannya, Ratu memukul-mukul tubuhnya dengan bunga derma Raja, “mundur So Yong!! keluar, keluar dari tubuhmu!!” ucap Ratu dalam hati.
Raja kebingungan menyaksikan perilaku Ratu, Raja berupaya menghentikan Ratu, “kenapa kau senantiasa bersikap abnormal pada dikala bangun”.
“Aku bukan orang aneh, kamulah yang aneh!!” Sahut Ratu kesal.
Ayah Ratu secepatnya menghampiri Raja, “Yang Mulia, saya tidak menduga kau akan mendatangi rumahku yang kecil ini, silahkan masuk Yang Mulia”.
Kim Jwa Geun mengutus kasim suruhannya untuk belakang layar mengambil suatu benda rahasia yang berada dalam brankas Ayah Ratu.
Raja menyampaikan ke Ayah Ratu bahwa beliau ingin melihat-lihat rumah, “aku cuma ingin tahu wilayah Ratu berkembang besar biar saya sanggup lebih mengetahui Ratu” ucap Raja sambil tersenyum ke arah Ratu. (Tujuan raja tentunya untuk mengetahui keadaan rumah Ayah Ratu dan mencari suatu buku rahasia).
“Kalian saja yang pergi” sahut Ratu dengan malas. Namun Raja memaksa Ratu untuk ikut bareng mereka. Ratu pun tidak sanggup mengelak lagi.
Ayah Ratu sudah selesai menjinjing Raja mengelilingi rumah, tetapi Raja masih merasa ada wilayah yang belum di kunjungi yakni perpustakaan. Ayah Ratu pun baiklah menjinjing Raja ke sana.
Di perjalanan Raja melamun dikala menyaksikan suatu sumur, Raja mulai ketakutan dan pucat. (Raja teringat kenangan buruknya, pada dikala kecil ia pernah dikurung di dalam sumur). Ratu kebingungan dengan perilaku Raja, “apa yang salah?”.
Tepat dikala itu Hwa Jin datang, Hwa Jin sungguh kalut dikala menyaksikan paras Raja pucat. Kedatangan Hwa Jin memperbesar kenangan masa kemudian Ratu. (Ratu teringat pada dikala kecil beliau pernah berjumpa dengan Raja di dalam sumur dan Hwa Jin).
Hwa Jin ingin menjinjing Raja pergi, tetapi Ratu menahan Hwa Jin. “Ayah bawa Raja ke dalam untuk istirahat. Hwa Jin bukankah kau ke sini untuk berjumpa denganku?”.
“Hwa Jin, kau damai saja, saya belum menyampaikan apapun. Kamu niscaya bergegas ke sini alasannya hal tersebut?” ucap Ratu.
“Sudah ku duga, anda menarik Raja ke sini alasannya suatu alasan”
“Hwa Jin, saya sungguh-sungguh ingin berteman denganmu! saya sudah menampilkan sifat asliku kepadamu terlepas dari bentuk fisikku. Namun, gres saja saya menerima suatu kebenaran wacana kamu”
“Kebenaran??” Sahut Hwa Jin aneh.
“kamu yakni Kim So Yong palsu, lebih baik kau secepatnya jujur ke Raja biar Raja tidak merasa dikhianati”.
“Akhirnya kau menampilkan sifat aslimu, apa kau ingin mengancamku” ucap Hwa Jin dengan marah. Akhirnya Hwa Jin memutuskan pergi dari sana.
“Dia sungguh sukar di tangani” gumam Ratu sambil memandang kepergian Hwa Jin.
Raja sudah berganti pakaian, kemudian Raja dan Ratu sedang duduk bareng sambil menyaksikan pemandangan.
“Kakeknya yakni Pangeran Euneon, beliau dijebak alasannya pengkhianatan dan dieksekusi. Ayahnya yakni Pangeran Jeongye, beliau meninggal alasannya sakit. Nenek dan bibinya terbunuh. Mengapa setiap keluarganya selsai dengan mati” gumam Ratu dalam hati sambil memandang Raja dengan sedih.
Raja menyadarkan lamunan Ratu, “kenapa Anda menatapku dengan menyedihkan?”.
“Apa yang kau harapkan dariku? Kenapa kau senantiasa melekat menyerupai lem” ucap Ratu mengalihkan suasana. Raja melamun (Raja teringat perkataannya dengan Pangeran Yeongpyeong bahwa beliau akan menegaskan bahwa Ratu bukan lawan mereka).
Tidak usang kemudian Byeong In juga tiba mendatangi Ratu. “Kenapa hari ini sungguh banyak tamuku” gumam Ratu kesal.
Byeong In berargumentasi tiba ke kediaman Ratu untuk melindungi dan menemani Raju dan Ratu. Raja berupaya menghalau Byeong In, Raja menyampaikan bahwa ia sudah memiliki pengawal, Namun Byeong In tetap teguh dengan keputusannya untuk menegaskan keamanan mereka. Raja pun cuma sanggup menahan emosinya.
Tiba-tiba tiba seorang lelaki berlari menuju ke arah mereka, Raja dengan gesit melindungi Ratu, kemudian menendang lelaki tersebut.
Byeong In bergegas pergi untuk menangkap lelaki tersebut. Byeong In terkejut dikala menyaksikan lelaki tersebut yakni Kim Hwan (temannya). “Kenapa kau sanggup di sini? Apa yang sedang kau pikirkan!” tanya Byeong In.
Ratu terpesona dikala menyaksikan agresi Raja melindunginya, Tidak usang kemudian Ratu terjaga bahwa beliau tidak boleh menggemari Raja. “Pergilah wanita, keluar dari badan ini!” gumam Ratu sambil mencipratkan air ke wajahnya.
Raja yang mulanya ingin murka ke Byeong In malah kebingungan menyaksikan tingkah Ratu.
Kim Hwan menyampaikan tujuan bantu-membantu ke sana alasannya ingin menyaksikan Hong Yeon, semenjak Hong Yeon pergi dari istana beliau terus memikirkannya. (Kim Hwan sudah usang menggemari Hong Yeon dan Byeong In mengenali itu).
Saat malam hari, Raja dan Byeong In sedang bertarung meminum arak, Ratu cuma membisu menjadi pengamat diantara mereka.
Raja dan Byeong In mulai mabuk. “Aku memiliki pertanyaan antara pria, apakah kau memiliki perasaan untuk Ratu?” ucap Raja.
“Anda bahkan tidak menyadari bahwa anda memiliki perempuan tercantik di dunia” sahut Byeong In. Ratu yang mendengarnya tersenyum sinis.
“Astaga apa yang kalian lakukan, saya tidak terpesona pada kalian” gumam Ratu kesal. Tidak usang kemudian, Byeong in jatuh duluan, sehabis itu Raja juga jatuh tertidur. (Sebenarnya Raja cuma akal-akalan mabuk dan pingsan).
Hwa Jin sedang merenung di pinggir danau, Ibu Suri Jo tiba menghampiri.
“Aku mempertahankan jarak denganmu biar kau tidak terganggu” ucap Ibu Suri Jo.
“Ibu Suri, saya sama sekali tidak merasa terganggu” sahut Hwa Jin.
Ibu Suri Jo memberi kado ke Hwa Jin yakni suatu tusuk rambut phoenix emas. Hwa Jin terkejut melihatnya (Hwa Jin terkejut alasannya yang sanggup memakai tusuk rambut tersebut hanyalah Ratu). “Kamulah yang layak memakainya” ucap Ibu Suri Jo dengan sarat arti.
Saat sudah berada di suatu ruangan sendirian, Raja bergegas berdiri dan mulai menyusuri rumah Ratu.
Saat sempurna berada di depan kamar Ratu, Raja berjumpa dengan seseorang misterius memakai topeng (orang tersebut yakni kasim suruhan Kim Jwa Geun). Mereka pun terlibat perkelahian.
Ratu yang menyaksikan bayangan mereka berdua dari dalam berpikir bahwa mereka sedang menari. (Bisa-bisanya Ratu malah berpikir mereka sedang menari tango ;’)).
Ratu terjaga bahwa mereka sedang adu dikala menyaksikan pisau, Ratu bergegas keluar dari kamarnya sambil menjinjing suatu pot bunga besar.
“Beraninya beliau menjajal menyakiti Rajaku yang malang” gumam Ratu sambil memandang tajam lelaki bertopeng.
Ratu melemparkan pot ke arah lelaki bertopeng, tetapi lelaki tersebut sanggup menghindar, malah raja yang terkena pot bunga. Raja pun berdiri dengan sempoyongan.
Byeong In sudah sadar. dikala mendengar bunyi kepingan pot, Byeong In bergegas menuju ke kamar Ratu. “Siapa di sana!!”
Menyadari akan ada orang yang datang, Raja bergegas memukau Ratu kepelukannya, kemudian mencium Ratu. Tepat dikala itu Byeong In masuk, Byeong In cuma sanggup berkaca-kaca menyaksikan hal tersebut.
