Drama Korea – Sinopsis Twisted Fate of Love Episode 1 (Terlilit Takdir Cinta), Untuk menyaksikan keseluruhan episodenya baca di goresan pena yang ini.
Episode pertama diawali dengan kondisi suatu Negara yang sungguh semrawut akhir perperangan, terlalu banyak serdadu yang sudah gugur. Negara tersebut berjulukan Negara Yin. Perperangan terjadi pada Tahun 22 Qiyuan akhir dari pemberontakan oleh Marquis Dingyuan yang berjulukan Lu Yuantong.
Narasi tokoh utama Wen Xin (Putri Jenderal Wen dari Negara Yin) :
‘Perperangan sudah berjalan selama 7 tahun, para serdadu sudah jatuh satu per satu. Kini cuma tersisa saya sendiri, walaupun serdadu lawan lebih banyak namun saya tidak akan mundur, selama masih ada saya mempunyai arti kami belum kalah’.
Tubuh Wen Xin sudah dipenuhi dengan luka, tetapi Wen Xin masih tetap berupaya untuk bertahan. Lu Yuantong dari jauh menembakan anak panah ke arah Wen Xin.
Anak panah tersebut nyaris sempurna mengenai kepala Wen Xin, tetapi tiba-tiba waktu terhenti dan tiba seorang lelaki dengan menjinjing seruling berwarna putih. Wen Xin menoleh kebelakang, ia memandang orang tersebut dengan lemah kemudian ia jatuh.
Kembali ke masa kemudian Tahun 14 Qiyuan, sebelum terjadi perperangan.
Wen Xin keluar dari kolam di suatu rumah dengan menjinjing suatu seruling putih, Wen Xin berjalan di sekeliling rumah tersebut dengan kebingungan, “ini di mana? Kenapa saya sanggup ada di sini?”. Kemudian ia menyaksikan busana seorang lelaki yang sedang tergantung di sana, ia mengambil busana tersebut kemudian mengenakannya.
Wen Xin terkejut ketika menyaksikan dibalik tirai ternyata ada seorang lelaki yang sedang berendam di kolam air hangat. Laki-laki tersebut merupakan Feng Xi (Pejabat Kementerian Ritus Negara Yin).
Feng Xi menyadari kehadiran Wen Xin, Feng Xi menerka Wen Xi merupakan salah satu pembunuh yang dikirim untuk membunuhnya.
“Hanya kau sendiri? Apa nyawaku begitu tidak bermanfaat di mata kalian?” gumam Feng Xi.
Ternyata dari jauh para penjaga Feng Xi sudah bersiaga di sekeliling sana.
Feng Xi, “Kamu siapa?”
Wen Xin termenung dan bingung, “aku? Siapa aku?”
Tepat ketika itu para pembunuh bahwasanya datang, mereka pribadi menyerang Wen Xin alasannya merupakan menyaksikan Wen Xin mengenakan busana Feng Xi, sehingga mereka menerka Wen Xin merupakan Feng Xi.
Wen Xin berupaya menghadapi para pembunuh, Wen Xin terkejut dengan dirinya sendiri alasannya merupakan sanggup bertarung. “aku sanggup bela diri?” gumam Wen Xin dalam hati.
Feng Xi secepatnya ke luar dari kolam, kemudian ia melemparkan suatu pedang ke Wen Xin untuk memudahkan Wen Xin bertarung.
Wen Xin bertarung dengan sengit hingga ikat rambutnya terlepas dan rambutnya pun terurai, Feng Xi terpana menyaksikan keelokan Wen Xin.
Para pembunuh menyadari bahwa mereka salah target, mereka pribadi pindah menuju Feng Xi. Feng Xi cuma diam, tetapi Wen Xin berupaya menolongnya.
Para penjaga Feng Xi pun bergegas keluar.
Akhirnya para pembunuh sukses disingkirkan, tetapi lengan Wen Xin sedikit terluka. Feng Xi menutupi luka Wen Xin dengan jubah miliknya, kemudian Feng Xi memerintahkan Wen Xin berganti pakaian.
Wen Xin sudah berganti busana perempuan dengan sungguh anggun, Feng Xi yang melihatnya kian terkesima dengan keelokan Wen Xin.
Feng Xi, “Kamu belum menjawab pertanyaanku, siapa kamu?”
Wen Xin, “Aku juga tidak tahu siapa aku, yang niscaya saya bukan kepingan dari para pembunuh tadi”
Feng Xi mengembalikan seruling Wen Xin yang terjatuh pada ketika bertarung. Feng Xi merasa seruling itu asing alasannya merupakan sanggup bersuara sendiri. Wen Xin juga tidak tahu kenapa seruling tersebut sanggup mengeluarkan bunyi sendiri.
Feng Xi menyarankan Wen Xin untuk tinggal ditempatnya apalagi dulu hingga luka Wen Xin sembuh. Wen Xi berterimakasih atas kebaikan Feng Xi.
Malam Hari, Feng Xi berdiskusi dengan bawahannya (Feng Jing) mengenai Lu Yuantong. Feng Xi ingin melakukan pekerjaan sama dengan Lu Yuantong untuk rencananya di masa depan.
Feng Jing mengajukan pertanyaan sambil menyaksikan ke arah Wen Xin yang sedang memandang serulingnya “Lalu bagaimana dengan gadis Itu?, Asal usulnya tidak terang tetapi jago dalam bela diri, apakah kemungkinan ia merupakan mata-mata?”
Feng Xi tersenyum, “tidak perlu kalut perihal gadis itu, alasannya merupakan saya memiliki planning sendiri untuk menanganinya”
Wen Xin masih risau mengapa serulingnya sanggup bersuara sendiri, dalam kebingungannya Wen Xin terjaga bahwa bunga dari pohon dihadapannya mulai berjatuhan. Wen Xin tersenyum dengan panorama indah tersebut.
Feng Xi tiba menghampiri, “ini bunga Holly, pohon Holly ini berkembang sendiri, sama menyerupai Nona yang tiba sendiri tanpa di undang”
Feng Xi mengajukan pertanyaan lagi perihal asal ajakan Wen Xin, tetapi Wen Xin tidak ingat apapun bahkan ia tidak tahu siapa namanya. Akhirnya Feng Xi memberi nama Dong Yue terhadap Wen Xin.
Feng Xi juga memberi Dong Yue (Wen Xin) suatu plakat giok (identitas Feng Xi), “kamu sanggup menggunakan giok ini kalau butuh santunan ketika di kota, saya akan membantumu”
Wen Xin masih dalam kondisi bingung, “apa tuan akan pergi?”
Feng Xi, “aku akan pergi ke suatu kawasan untuk melaksanakan tugas, kalau kau ingin kau sanggup tinggal di sini apalagi dahulu”. Kemudian Feng Xi pergi dari sana, Dong Yue (Wen Xin) cuma membisu sambil memandang plakat giok pemberian Feng Xi.
Keesokan harinya, Dong Yue menemui seorang lelaki renta yang mengetahui perihal seruling, lelaki renta tersebut memuji seruling Dong Yue sungguh bagus. Saat lelaki renta tersebut akan menjamah seruling tiba-tiba ada topan yang keluar dari seruling tersebut sehingga menghasilkan lelaki renta tersebut terpental.
Pria renta itu pun ketakutan dan menegaskan kabur dari sana. Dong Yue (Wen Xin) terkejut dengan apa yang terjadi. Dong Yue memandang serulingnya sesaat, kemudian ia meniupnya.
Ternyata ketika Dong Yue meniup serulingnya ingatannya risikonya kembali. Dong Yue mengenang semua insiden ketika perang dan orang yang menyebabkan perang itu merupakan Feng Xi dan Lu Yuantong.
Sosok lelaki misterius yang menjinjing seruling di permulaan episode berjulukan Er Yu (wajah Er Yu tidak diperlihatkan).
Pada ketika terakhir Wen Xin (Dong Yue), Wen Xin berharap mudah-mudahan sanggup kembali ke masa kemudian untuk menghentikan terjadinya perang, “aku cuma ingin menyaksikan kembali Negara yang sejahtera dan damai” gumam Wen Xin dengan lemah, Kemudian menutup mata.
Er Yu tidak mau membiarkan Wen Xin mati, sehingga Er Yu mengabulkan impian Wen Xin untuk kembali ke masa kemudian di mana masa sebelum perang. Er Yu berbincang Wen Xin akar teratai selaku pelindung tubuh, mudah-mudahan badan Wen Xin tidak gampang terluka dan juga suatu seruling untuk melindungi Wen Xin.
“Aku cuma sanggup menemanimu hingga di sini, mudah-mudahan di sana kau akan bahagia” gumam Er Yu.
(jadi Dong Yue merupakan Wen Xin dari masa depan, ia kembali ke masa kemudian dengan tujuan untuk menghentikan perang)
“aku sungguh-sungguh kembali ke masa lalu” gumam Dong Yue lirih. Hati Dong Yue begitu sakit mengenang semuanya, “Feng Xi !! Ternyata itu kamu, pengkhianat yang berkerja sama dengan Lu Yuantong !! Aku akan menghentikan perang, saya akan membunuh Lu Yuantong” ucap Dong Yue dengan sarat tekad.
Berbekal dengan pengetahuannya dari masa depan, Dong Yue bergegas menyusul Feng Xi ke pangkalan Zhuming untuk membatasi konferensi antara Feng Xi dengan Lu Yuantong.
Dong Yue hingga di suatu kedai. Kedai tersebut merupakan kawasan konferensi Feng Xi dengan Lu Yuantong nanti. Di kedai sudah ada beberapa pembunuh yang menyamar untuk membunuh Feng Xi, tetapi dengan kecerdasan dan kelicikan Feng Xi, ia sanggup menangani para pembunuh tersebut.
Dong Yue menegaskan bersembunyi pada ketika terjadi kericuhan di kedai, tetapi setiap berada di akrab Feng Xi seruling Dong Yue berbunyi dan cuma Feng Xi yang sanggup mendengar bunyi tersebut.
Dong Yue cemas alasannya merupakan serulingnya terus berbunyi, ia bergegas menjauh dari sana, tiba-tiba Feng Xi timbul dihadapannya, “apa yang sedang kau laksanakan di sini?”
Dong Yue pribadi mengarahkan pisau ke leher Feng Xi.
Feng Xi risau dengan pergantian perilaku Dong Yue, “jadi, apakah benar kau ternyata mata-mata? Apakah kau intel menteri kiri?”
Dong Yue, “Aku sudah mengenang semuanya, kau merupakan pengkhianat Negara!! Aku sanggup melukaimu, tetapi alasannya merupakan dulu kau pernah menolongku, saya akan melepaskanmu untuk sekarang, jadi jangan halangi tujuanku di sini”
Dong Yue menyebabkan Feng Xi selaku sandera untuk mengancam anak buah Feng Xi. “Arahkan semua anak panah kalian ke jendela !!” ucap Dong Yue dengan lantang (tujuan Dong Yue mudah-mudahan ketika Lu Yuantong berada di depan kedai, maka akan terbunuh alasannya merupakan terkena panah).
Bawahan Feng Xi (Feng Jing) mengikuti perintah Dong Yue, tetapi ketika Dong Yue lengah, Feng Jing sukses menggantikan keadaan.
Kini Dong Yue yang ada dalam ancaman. “Feng Xi, Kamu merupakan menteri pengkhianat !!” Teriak Dong Yue.
Feng Xi cuma tersenyum sinis, “Feng Jing, tahan dia”. Mendengar nama Feng Jing mengingatkan Dong Yue dengan hal yang terjadi di masa depan, “Feng Xi, kalau kau berjumpa dengan Lu Yuantong hari ini Feng Jing akan mati hari ini !! dan suatu ketika kau akan mati di tangan Lu Yuantong !!”.
Feng Xi tidak memperdulikan ucapan Dong Yue, ia menegaskan bergegas keluar kedai untuk berjumpa Lu Yuantong.
Dong Yue berupaya memberontak, menyaksikan Dong Yue nyaris kabur, Feng Xi kehilangan keteguhan dan menusuk Dong Yue dengan pedang.
Menduga Dong Yue sudah mati, bawahan Feng Xi mencampakkan jasad Dong Yue ke danau terdekat di sekeliling sana.
Feng Xi berdiskusi dengan Lu Yuantong, Feng Xi memamerkan Lu Yuantong koordinasi yang saling menguntungkan, tetapi Lu Yuantong cuma tersenyum sinis dengan proposal Feng Xi, ia memandang rendah Feng Xi alasannya merupakan cuma pejabat pemerintahan biasa.
Sesuai perkataan Dong Yue, Feng Jing mati di tangan Lu Yuantong. Lu Yuantong membunuh Feng Jing untuk mengingatkan Feng Xi jangan bermain-main dengannya.
Feng Xi cuma sanggup menahan amarah menyaksikan Feng Jing dibunuh dihadapannya, tetapi ia menutupinya dan tersenyum sinis, “jika kematiannya sanggup menghasilkan kerjasama, maka kematiannya tidak sia-sia” ucap Feng Xi, kemudian Feng Xi pergi dari sana.
Lu Yuantong mulai kesengsem dengan kepribadian Feng Xi.
Feng Xi pergi ke danau kawasan di mana jasad Dong Yue di buang oleh bawahannya. Feng Xi termenung dan merenung ketika mengenang ucapan Dong Yue yang menjadi kenyataan, “Kakak Feng, saya akan membalaskannya” gumam Feng Xi dalam hati.
Tiba-tiba terdengar bunyi seruling Dong Yue, Feng Xi terkejut dan melihat-lihat sekitar.
