Drama Korea – Sinopsis Twisted Fate of Love Episode 2 (Terlilit Takdir Cinta), Daftar lengkapnya bisa simak di goresan pena yang ini. Kalian sanggup melihat-lihat kisah Episode sebelumnya baca di sini.
Feng Xi terkejut mendengar bunyi seruling Dong Yue. Merasa kehadirannya sudah diketahui, Dong Yue bergegas keluar dan mengarahkan pisau kehadapan Feng Xi. Feng Xi kebingungan menyaksikan Dong Yue masih hidup bahkan lukanya sudah sembuh, “Kamu masih hidup, Siapa kau sebenarnya?”
(luka Dong Yue bisa sembuh jikalau terkena air alasannya yakni badan Dong Yue dilindungi akar teratai dan seruling yang diberikan Oleh Er Yu, selama seruling itu tidak hancur maka Dong Yue akan baik-baik saja).
Dong Yue murka alasannya yakni Feng Xi sudah membatasi jalannya untuk membunuh Lu Yuantong, “kamu merusak kedamaian dengan berhubungan dengan penjahat !!”.
Tidak usang kemudian terdengar bunyi para penjaga Feng Xi datang, Dong Yue menegaskan kabur dari sana. Feng Xi cuma tersenyum kecil memandang kepergian Dong Yue.
Feng Xi kembali ke Ibukota bareng dengan Lu Yuantong, atas koordinasi mereka menghasilkan Feng Xi sukses naik pangkat menjadi Wakil Menteri Kementerian Ritus.
Setelah menemukan dekrit istana Feng Xi kembali ke kediamannya, di kediamannya sudah banyak kado yang di kirim oleh istana selaku ucapan atas kesuksesan Feng Xi naik pangkat.
Di Kediaman Feng Xi ada Li Yurou dan Dao Le. Li Yurou yakni gadis satu-satunya di Kediaman Feng oleh alasannya yakni itu ia senantiasa merasa bahwa ia yakni Nyonya Feng, sedangkan Dao Le sudah dianggap adik oleh Feng Xi, Dao Le senantiasa mengundang Feng Xi dengan istilah paman kecil.
Li Yurou, “Tuan, apa kita mesti mengadakan program perjamuan atas peningkatan pangkat ini?”
Feng Xi, “Perjamuan?, pasti mesti diadakan dengan meriah. Kamu yang mau bertanggung jawab di program perjamuan ini”. Li Yurou sungguh bahagia mendengarnya.
Dong Yue sudah berada di Ibukota, Dong Yue bahagia menyaksikan hiruk pikuk di Ibukota tetapi mengingat bertahun-tahun ke depan akan terjadi perang besar yang menghasilkan Ibukota hancur Dong Yue kembali menjadi sedih.
Feng Xi duduk sendirian di Aula leluhurnya, ia menampilkan penghormatan untuk Feng Jing dan leluhurnya, “Aku berjanji akan membalaskan semuanya”.
Acara perjamuan di Kediaman Feng Xi sungguh meriah, terlalu banyak pejabat tiba memberi ucapan selamat dengan membawakan hadiah. Feng Xi sungguh menikmati program perjamuan tersebut.
Dari jauh terlihat seseorang yang sedang memperhatikan Feng Xi secara sembunyi-sembunyi. Dia yakni Lu Chuan yang ialah petugas di Departemen Sejarah dan juga memiliki pekerjaan sampingan selaku penulis di Ibukota. Lu Chuan sungguh mengagumi kecanggihan Feng Xi. “aku akan menulis pemberitahuan Ibukota yang menawan hari ini, Feng Xi mengadakan pesta selama lima hari …” gumam Lu Chuan senang.
Marquis An pun tiba ke perjamuan tersebut. Marquis An yakni Menteri Kementerian Ritus (atasan Feng Xi). Tujuan Marquis An tiba untuk mempermalukan Feng Xi dengan sindiran halus, tetapi malah ia yang dipermalukan oleh Feng Xi.
Keesokan harinya, pemberitahuan Ibukota karya Lu Chuan sungguh laris, menyaksikan hal tersebut menghasilkan Dong Yue penasaran, ia pun membacanya.
Sedangkan di daerah lain Feng Xi mewakilkan Dao Le mengundang Lu Chuan untuk berjumpa dengannya. Lu Chuan tiba di saat Feng Xi membaca pemberitahuan Ibukota, “Lu Chuan, bukankah menurutmu penulis pemberitahuan ini sungguh berbakat”. Lu Chuan tersenyum mendengarnya dan ia mengakui bahwa ia yang menulisnya.
Feng Xi pun terlihat murka hingga menghasilkan Lu Chuan panik dan meminta maaf. Ternyata Feng Xi cuma berpura-pura marah, ia malah meminta Lu Chuan untuk menulis pemberitahuan lain, “tulis pemberitahuan mengenai program persembahan langit yang mau dilakukan Baginda. Tulis secara terperinci dan terperinci”. Lu Chuan kebingungan dengan maksud Feng Xi tetapi ia menyetujuinya.
Dong Yue berlangsung di Ibukota tanpa tujuan, ia mengeluh alasannya yakni hingga kini belum memperoleh isyarat apapun wacana Lu Yuantong. Seorang pedagang buku berteriak, “berita Ibukota terbaru, Baginda akan menjalankan persembahan langit”. Dong Yue bergegas menghampiri pedagang buku tersebut dan membacanya. Ternyata dari lantai dua di suatu kedai Feng Xi dan Dao Le memperhatikan Dong Yue. “sesuai dugaanku ia akan ke sini” gumam Feng Xi.
Feng Xi tersenyum menyaksikan tingkah Dong Yue. Dao Le kebingungan kenapa Feng Xi kesengsem dengan seorang pria. Feng Xi pun menerangkan bahwa Dong Yue yakni perempuan dan memiliki kesanggupan yang aneh (ajaib alasannya yakni luka bisa sembuh sendiri dan mengerti masa depan).
Tidak usang kemudian Lu Yuantong tiba di kedai daerah Feng Xi berada. Melihat hal tersebut Dong Yue bergegas ingin masuk ke dalam kedai tetapi dihalangi penjaga. Dong Yue kemudian teringat giok pemberian Feng Xi, dengan menggunakan giok tersebut alhasil ia bisa masuk ke dalam kedai.
Lu Yuantong dan Feng Xi berdiskusi, Feng Xi bertujuan menyingkirkan Marquis An tetapi Lu Yuantong tidak menggemari cara Feng Xi, Lu Yuantong mulai menyadari bahwa ternyata Feng Xi terlalu berambisi dan bisa membahayakannya suatu di saat nanti. Feng Xi berupaya mencairkan situasi dengan menampilkan pertunjukkan hiburan untuk Lu Yuantong.
Dong Yue menyamar selaku penari dalam pertunjukkan untuk membunuh Lu Yuantong. Meskipun Dong Yue sudah mengenakan cadar, tetapi Feng Xi sanggup mengerti bahwa itu Dong Yue. Sekali lagi agresi pembunuhan Dong Yue digagalkan oleh Feng Xi, kemudian Feng Xi memeluk Dong Yue dihadapan Lu Yuantong dan berkata, “nona, malam ini kau mesti menemaniku”. kemudian Dong Yue diikat dan dikurung di kamar Feng Xi oleh penjaga Feng Xi.
Lu Yuantong tidak menyadari kecacatan apapun, tetapi tidak usang kemudian ketua penari tiba dan menyampaikan bahwa penari serentak pingsan, “tuan, saya tidak tahu siapa penari tadi”. Lu Yuantong pribadi curiga dan meminta bawahannya (Zang Fei) untuk mengecek penari tadi.
Feng Xi nervous tetapi terlihat tenang, ia menjinjing Zang Fei ke kamar daerah Dong Yue dikurung. Ternyata Dong Yue sudah sukses kabur dari kamar tersebut. Feng Xi mulai tersenyum lega. Zang Fei menyaksikan Feng Xi dengan curiga, Feng Xi beralasan bahwa ia juga tidak tahu perempuan tadi siapa.
Zang Fei menegaskan pergi dari sana untuk mencari di sekeliling kedai. Feng Xi bergegas mewakilkan Dao Le untuk mencari Dong Yue, “jangan hingga Zang Fei menangkap perempuan tadi”.
Seruling Dong Yue berbunyi, Feng Xi menyadari eksistensi Dong Yue masih berada disekitarnya. Feng Xi masuk ke suatu ruangan asal bunyi seruling tersebut, tiba-tiba Dong Yue pribadi menyerang dengan suatu pedang. Feng Xi yang sudah bersiap menampilkan asap bius di ruangan tersebut sehingga menghasilkan Dong Yue pingsan (saat Dong Yue jatuh pingsan, tanpa sengaja mereka kiss).
Para penjaga Lu Yuantong terlihat pergi meninggalkan kedai, merasa keadaan sudah kondusif Feng Xi menjinjing Dong Yue pergi menggunakan kereta, tetapi dari permulaan Zang Fei (bawahan Lu Yuantong) sudah curiga terhadap Feng Xi, di jalan Zang Fei mencegat kereta kuda Feng Xi.
Feng Xi memperdaya Zang Fei dengan akal-akalan sedang bermesraan dengan seorang gadis (Dong Yue), “apakah wakil jenderal tidak malu? Membuka kereta seseorang sesukanya? Atau wakil jenderal ingin menyaksikan saya bermesraan dengan istriku?”. Melihat hal tersebut, Zang Fei menegaskan pergi dari sana.
Dong Yue murka dengan langkah-langkah Feng Xi dan megarahkan pisau ke leher Feng Xi. “apakah begini caramu membalas kebaikanku” gumam Feng Xi. Dong Yue terdiam, kemudian ia menurunkan pisaunya, “turunkan saja saya di sini”.
Dong Yue akan pergi, Feng Xi menghampiri Dong Yue dengan menampilkan jubahnya, “malam akan sungguh dingin”.
Dong Yue, “kali ini kau memberi pertolongan terhadapku, jadi saya akan melalaikan insiden tadi. Tetapi jikalau kau menghalangiku lagi, saya akan membunuhmu”. Lalu Dong Yue pergi begitu saja, Feng Xi tersenyum kecil memandang kepergian Dong Yue.
Departemen sejarah sedang semrawut alasannya yakni sudah 3 bulan tidak ada hujan sehingga terjadi kekeringan dimana-mana, ketua departemen sejarah cuma bisa marah-marah terhadap anak buahnya yang tidak dapat memprediksi kapan hujan turun. Lu Chuan yang ialah salah satu petugas departemen sejarah memberi saran, “bagaimana jikalau meminta derma Yang Mulia di dalam”.
Di dalam ruangan ada Pangeran Ketiga Negeri Yin yakni Pangeran Pang Yu dan asistennya.