Live On Ep 3

Drama Korea – Sinopsis Live On Episode 3, Silahkan membaca daftar lengkapny simak di goresan pena yang ini. Jika ingin baca dan tahu ihwal Episode sebelumnya baca di sini.

Sohyun sedang menenteng obat yang tadi dibelinya, ketika menyaksikan bus yang berhenti di halte Sohyun berlari mudah-mudahan tidak tertinggal bus, namun bus tersebut sudah berjalan. Sohyun teringat ketika telat sekolah, ketika ia berlari menuju halte bus, kaki Sohyun tersandung sebelum terjatuh tangan Sohyun sudah ada yang menariknya. Horang mengajukan pertanyaan apa gunanya berlari kalau kita sudah terlambat. Sohyun bertaya apa kau juga telat lagi. Lagi, saya cuma telat beberapa kali, kau sudah sarapan, Sohyun menjawab kalau ia belum sarapan. Horang mengajak Sohyun sarapan bersama, Sohyun berupaya menolak, Horang memaksanya, kita tiba di sana kini atau 30 menit kemudian tidak penting, lantaran kita tetap berberes.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Sohyun menampilkan Horang gantungan kunci dan berkata kalau artinya cinta dan pertemanan dan menggantungkan ketasnya dan tas Horang, kemudian mereka tertawa bersama.

Aku menyerah, tidak sanggup mengakhiri ini hari ini, saya akan bilang bukunya hilang. Akan kubantu sehabis mengakhiri tugasku dengan cepat. Horang panggil seseorang. Horang mendekat kearahnya. Kenapa mengabaikan pesanku, tanyanya. Aku tidak menyaksikan pesan apa pun, Jawab Hoarng. Apa maksudmu kau mengabaikan pesanku, lupakan soal itu kau mau karaoke nanti. Horang menolak lantaran akan ke perguruan tinggi nanti.

Sohyun mengajukan pertanyaan apa ia melaksanakan kesalahan. Tidak. Lantas, kenapa kau menghindariku dan kenapa kau tiba-tiba menghindariku. Kau tidak mengerti, semestinya kau menjauh dariku saya tidak mau menyampaikan ini. Kudengar kau tidur dengan Heemin, kau sungguh tidur dengannya.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Bagaimana sanggup kujawab tanpa klarifikasi tepat. Lantas, kenapa namamu ada di sini. Aku juga tidak tahu, lantaran saya mendapat banyak seruan teman dekat setiap hari, apa yang ingin kau ketahui. Lupakan saja, kemudian hendak pergi namun Sohyun memanggilnya ia urungkan. Baek Horang. Kau lebih bahagia bicara semaumu, kau tahu entah ini soal apa, namun jangan mencurigaiku dengan tatapan itu, lantaran saya sungguh merasa jijik, serta jangan saling bicara.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang da Yushin sedang makan dikantin, Yushin mengajukan pertanyaan terhadap horang apa Euntaek mengajakmu bertemu, kau sungguh konsentrasi pada pesan itu. kemudian Horang mendapat jawaban dari Har Lay.

“Kau pemilih makanan, Horang.”

Lalu Horang memandang sekelilingnya untuk mencari tahu siapa yang mengirimnya pesan, namun Horang mendapati semua orang sedang memainkan posenlnya. Horang membalas pesan dari Har Lay.

“Berbicara denganmu di Face menyenangkan.”

“Tunjukkan dirimu. Mari bicara langsung.”

“Kenapa? Kau merindukanku, Horang? Tapi saya tidak senang berkirim pesan ketika makan. Aku akan menghubungimu.”

Horang menaruh ponselnya dimeja dengan kasar. Ada apa tanya Yushin. Tidak apa, kalau sudah selesai ayo pergi.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Sohyun meminta Euntaek untuk mengajari Horang dalam pelatihannya, Aku tahu kau tidak senang kalau orang tidak sanggup tetap profesional. Sejujurnya, tidak tenteram berada di dekatnya, lantaran hubungan kami tidak baik, ada tragedi di masa lalu, dan saya akan berupaya tidak membiarkan itu menghalangi, namun kalau terus menemuinya, saya mungkin akan emosional. Kenapa kau membisu saja ketika kita mewawancarainya. Saat itu, kukira saya sudah melupakannya, ternyata saya melupakannya. Maaf, namun bisakah kau melatihnya, saya akan mengorganisir sisanya. Tidak perlu, kau sudah berbuat banyak untuk klub ini, saya akan melatihnya. Terima kasih.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Woojae sedang bejalan sambil menyaksikan pesan yang dikirim Jaeyi

“Woojae, kapan rapatmu selesai?”

“Aku merindukanmu.”

Woojae menyaksikan kearah lapangan dan menyaksikan Jaeyi ia sedang berfoto denagn Joonwoo. Joonwoo pergi ke kedai tajil dan memerintahkan Jaeyi untuk menyusulnya. Woojae mengajukan pertanyaan kepda Joonwoo, kau menggemari Jaeyi, kalau kau menyukainya, pendamlah sendiri dan jangan menjadikannya terlihat terang dan menghancurkan situasi hati seseorang. Aku mengerti, berhentilah sok handal lantaran lelucon.

Woojae menghampiri Jeayi dan duduk disebelahnya, Ada apa, apa yang kau bicarakan dengan Joonwoo. Bukan apa-apa, kau sedang apa. Kita berencana pergi ke Sungai Han simpulan pekan ini saya punya jadwal, kemudian menunjukkannya terhadap Woojae.

Kita sungguh sibuk hari itu, kita mesti menonton Netflix dan lihat. Mari berfoto seumpama ini dan mengunggahnya ke Face kita. Bukankah kita ke sana untuk belajar. Ya, itu sebabnya saya menulis ini di sini. Balok kecil selama 30 menit ini. Menyempatkan 30 menit yaitu waktu yang lama. Kita sudah berpacaran dua tahun, namun ini kali pertama kita ke Sungai Han, bukankah kita mesti melaksanakan ini. Begini, kau manis. Jika menurutmu saya manis, cium aku. Woojae secepatnya mencium Jaeyi.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang kembali mendapat pesan dari Har Lay.

“Jangan takut, Horang. Kalau begitu, tidak akan menyenangkan.”

“Apa maumu?”

“Aku akan memikirkannya perlahan. Tapi manis sekali kau bergabung dengan tim penyiaran, Horang. Itu sebabnya saya menulis kisah untukmu dan itu sungguh menyenangkan. Bersemangatlah.”

Horang mendapat pesan dari Euntaek

“Datang ke stasiun penyiaran pukul 17.00 hari ini. Aku sepakat untuk melatihmu.”

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang memasuki ruang penyiaran menaruh tasnya dikursi kemudian duduk seraya memajamkan matanya dan berkata masih ada tiga menit sebelum pukul 17.00. Baiklah, ucap Euntaek kemudian mengambil ponselnya dan menyalakan jam sukatnya. Hoarng yang kesal berdiri dan mematikan jam sukatnya. Lalu berkata, saya sudah stres. Kenapa kau stress. Apa ini. Kau mesti menghafalkannya. Apa, saya mesti menghafal semua ini. Kau akan dites nanti, dan amati selagi saya menjelaskannya.

Lihat, tombol abu-abu di kiri untuk membesarkan volume mikrofon. Tombol hitam di kanan untuk menyesuaikan volume pengeras suara. Tunggu, tunggu sebentar. Matamu jeli dan kau niscaya bisa. Jadi, fokuslah dan dengarkan baik-baik. Tombol hitam di kanan untuk menyesuaikan volume pengeras suara. Jika kau sesuaikan seumpama ini. Euntake memerintahkan Horang konsentrasi lantaran ia tidak memperhatikan apa yang dibilang oleh Euntaek. Akan kujelaskan lagi, tombol hitam di kanan untuk volume pengeras suara. Mengerti.

Euntaek memberika kertas terhadap Horang untuk mecobanya lagi. Setelah Horang memberi nama, Euntaek menyalakan jam sukatnya. Euntaek mengambil kertas dan berkata kalau waktunya habis dan mengoreksi jawaban milik Horang. Ada apa. Bagaimana kau sanggup lebih salah ketika tes ulang. Kau benar, entah kenapa.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Ketika Euntaek kembali keruang penyiaran ia menyaksikan Horang yang sedang tertidur menawan kursi disamping Horang dengan hati-hati. Euntaek tersenyum ketika menyaksikan kertas-kertas jawaban milik Horang dan memperhatikan Horang yang sedang tertidur.

Horang terbangun kemudian tersenyum ketika memperhatikan Euntaek yang konsentrasi didepan alat penyiaran. Ketika Euntaek menoleh kearahnya Horang secepatnya memalingkan parasnya kesamping dan akal-akalan kalau ia gres terbangun dari tidurnya. Kau sudah bangun, saya menaruh sampel naskah di meja, bawa pulang dan bacalah, kau akan terbiasa. Hei, saya gres bangun.

Horang mengundang Euntak kalau ia sudah selesai. Euntaek secepatnya mengoreksi jawaban dari Horang. Horang sedang menanti hasil tesnya, Kau mendapat nilai 100. Euntaek menampilkan pin terhadap Horang, kau sudah selesai latihan. Aku akan pulang sekarang, kemudian memasukkan barang-barangnya kedalam tasnya.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Ketika pulang, mereka berlari dan menerobos hujan. Kenapa saya jago sekali, ini tidak terduga, kukira kau tidak akan sanggup bertahan dan melarikan diri. Aku tidak akan melarikan diri, untuk siapa saya melaksanakan itu, dan saya berjanji kepadamu bahwa saya akan melakukannya. Kau mencar ilmu cukup cepat, sudah kubilang matamu jeli. Itu lantaran saya pintar, namun saya memutuskan untuk tidak memakai otakku selagi bisa. Kau sanggup melaksanakan segmen dengan otak pintarmu itu. Kau membahasnya lagi. Kita akan mulai mempersiapkan pameran sehabis ini, jadi jangan melalaikan rapat. Jika saya tidak mau.

Euntaek menyaksikan ayahnya keluar dari kendaraan beroda empat dan menyapanya. Itu ayahku. Begitu rupanya, kemudian Horang menyapanya Halo. Aku akan pergi lebih dahulu, hingga jumpa besok. Baiklah.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Kau bicara dengan ibumu belakangan ini. Tidak. Benar, ia menyerahkan hak asuhnya demi hidupnya sendiri, niscaya memalukan kalau ia menjajal menjadi ibumu. Ayah tidak bosan, senantiasa menyampaikan hal yang sama. Masuk ke kamarmu dan bersiap untuk makan. Aku akan makan di luar bareng teman.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Euntaek, Woojae dan Yushin sedang makan bareng dikantin. Kalian bertengkar, tanya Yushin. Tidak. Tidak, kenapa. Kalian berdua sungguh diam, dan saya nyaris bersiap melerai. Kenapa menenteng tas, kau mau ke mana. Ke Sungai Han bareng Jaeyi. Di cuaca sedingin ini. Woojae menampilkan  jaket dari tasnya. Pasti sulit menjadi pacar, Euntak menampilkan makanannya terhadap Woojae dan menyuruhnya makan yang banyak. Terima kasih.

Aku menginginkan ini ketika mendengar kau memacari Jaeyi dan sesuai dugaan, nampaknya kau akan repot. Woojae, kau percaya akan baik-baik saja, kau bahkan tidak nikmat badan. Aku baik-baik saja, cuma satu hari. Kurasa Woojae tidak bisa, Euntaek ayo ke warnet nanti. Aku juga tidak sanggup pergi, saya mesti pergi ke perpustakaan. Sohyun bilang akan menemuimu di perpustakaan. Benar, kau menggemari Sohyun. Ya saya menyayangi Sohyun, boleh saya ikut, saya ingin menampilkan diriku ketika tidak berseragam. Tanya saja kepadaku, kurasa Sohyun menggemari tipe yang manis. Maksudmu aku.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Jaeyi menampilkan masakan terhadap Woojae dan menanyakan apakah enak. Ya ini enak. Jaeyi menampilkan semua makanannya terhadap Woojae. Saat Woojae dan Jaeyi menonton film, Woojae kedinginan kemudian memakai jaketnya. Woojae mengambil jaket milik Jaeyi kemudian memakaikannya, dan berkata kau sanggup terkena flu lebih hangat ketika kau memakainya seumpama ini. Bagaimana sanggup baterai laptopnya habis sekarang. Tidak apa-apa, saya menenteng baterai eksternal, saya lupa menenteng kabelnya. Aku akan membelinya, ucap Woojae. Tidak perlu, saya akan mematikannya lantaran filmnya membosankan.

Setelah Jaeyi membaca pesan dari Yushin. Jaeyi mengajak Woojin pergi. Tidak, kau sudah usang ingin kemari, masih ada satu jam sebelum tikarnya mesti dikembalikan. Ayo pergi sekarang, saya tidak mau berada di sini lagi. Apa masalahnya kali ini. Kali ini, Do Woojae. Aku melaksanakan semuanya untuk menyenangkanmu, namun apa yang membuatmu kesal kali ini. Apa maksudmu, kalau wajahmu akan seumpama itu, tidak usah repot-repot, itu bahkan lebih buruk.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Kau pikir kau membisu saja di sini sesuai dengan keinginanku, saya sanggup mencicipi kau tidak senang, makan ketika kau tidak lapar, dan tetap di sini ketika kau tidak mau. Lantas, apa lagi yang mesti kulakukan, saya makan lantaran tahu kau berupaya mempersiapkan bekal itu, ubelikan selimut lantaran dingin. Kau sudah makan siang, Yushin gres saja memberitahuku bahwa ia makan denganmu, ia menanyakan keadaanmu, namun saya tidak sanggup menyampaikan apa pun dan kenapa saya mesti tahu ini dari orang lain. Kenapa kau tidak sanggup memberitahuku atau kau terlalu malas untuk itu.

Aku pergi. Woojae mencekal tangan Jaeyi dan menyuruhnya duduk. Aku kesusahan berpacaran denganmu, saya sadar diri lantaran merasa kau merahasiakannya dan bukan cuma pikiran-pikiran kecil ini, apa kau tahu, saya pergi. Aku yang senantiasa salah bukan, saya yang senantiasa memicu masalah. Bagaimana denganmu, kau pernah mengajukan pertanyaan kepadaku dan kau bilang mencicipi semua ini dan tahu, namun kenapa kau tidak pernah bertanya. Do Woojae. Aku juga senantiasa bingung karenamu, ketika kau tidak terlihat senang, saya sibuk menimbang-nimbang apa salahku atau ucapanku yang salah dan kepalaku seumpama akan meledak apa kau tahu itu. Benarkah, memacariku sungguh sulit hingga membuatmu merasa gelisah, lantas kenapa kau masih bersamaku.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang sedang menjajal semua lipstick-lipsticknya dengan mengoleskan ditangannya. Horang membuka laci untuk mengambil tissue, ia menyaksikan gantungan kunci yang serupa dengan milik Sohyun.

“Kita akan ke taman hiburan untuk ulang tahunmu, setuju?”

“Tentu. Janji!”

Yushin mengirim pesan kepadanya dan menanyakan apakah ikut makan malam bersamnaya atau tidak, Horang menolaknya.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Dia senantiasa makan sendirian. Siapa. Horang. Bukankah ia tinggal dengan orang tuanya. Ya, namun orang tuanya sungguh sibuk, mereka sungguh terkenal, jadi ia senantiasa makan sendirian, saya menyuruhnya keluar, namun ia menolak.

Euntaek ingat pesan yang dikirim Horang kepadanya,

“Luruskan bahumu. Jika tidak, bahumu akan menyusut.”

“Ini menurut pengalamanku. Saat tidak nafsu makan, campur nasi dengan air. Sangat enak. Sekedar informasi.”

Euntaek menyaksikan jamnya dan berkata, saya mesti ke rumahku sebentar, makan malamlah tanpa aku, hingga nanti.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Euntaek menampilkan masakan terhadap Horang, Hrang mendapatkannya dan bertanya, kukira kau di perpustakaan. Benar, namun saya keluar sebentar untuk makan. Jauh-jauh kemari. Aku tiba-tiba ingin sushi mereka. Kau juga orang aneh. Kau bahkan tidak mencuci tangan sebelum makan. Aku sudah mencuci tangan tadi. Kau kotor sekali biar saya saja, Euntaek memegang tangan Horang dan membersihkan sisa lipstick ditangnnya. Bukannya saya tidak mencucinya, odanya tidak hilang, jadi jangan salah paham. Aku benar, kau tidak mencucinya, ucap Euntaek sambil menampilkan tissuenya.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Ada apa, kenapa kau tersenyum. Kau lucu. Bagaimana bisa. Kau tidak terlampau pemarah ketika kenyang. Terserah. Seperti katamu rasanya cukup enak, kau menyuruhku mencampur nasi dengan air ketika saya tidak berselera. Begitu rupanya, saya tidak menampilkan tips hebat itu terhadap siapa pun, kau mesti berterima kasih kepadaku. Baiklah, terima kasih.

Hei, ini bukan hal yang sama, butuh beberapa tahun bagiku untuk mengenali variasi hebat itu. Telepon saya kalau kau mesti makan sendirian. Aku tidak mau, kenapa saya mesti melaksanakan itu. Aku pernah melakukannya dan saya tahu rasanya makan sendirian, makan sendirian terasa tidak menyenangkan. Lupakan saja, saya sudah sudah biasa dan saya baik-baik saja, rasanya lebih canggung ketika makan dengan orang lain. Ke mana perginya semua sushi itu. Kau mau mati. Aku bahkan membelikanmu sushi. Astaga, saya akan mentraktirmu makanan.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Sebenarnya, saya curiga ketika dengar kau ingin bergabung dengan klub. Kenapa. Kau menampilkan bahwa kau tidak menginginkannya, namun asing ketika kau tiba-tiba ingin bergabung, seperti kau punya motif tersembunyi. Kau menyuap murid lain untuk memerintahkan mereka bekerja, kemudian kau masuk ke studio dan memicu masalah. Astaga. Aku masih merasa tidak nikmat ketika memikirkannya lagi. Ini kali pertamamu menyadari betapa jahatnya aku. Tidak, kau orang yang bagus jadi, mari terus melakukan pekerjaan sama dengan baik. Aku mesti pergi saya akan membuangnya ketika keluar. Baiklah, terima kasih. Sampai jumpa besok, tidur yang nyenyak. Baiklah, hingga jumpa.

Ketika Euntaek sudah pergi, Horang mendapat Pesan dari Har Ley,

“Omong-omong, Horang, apa belum dewasa lain tahu perbuatanmu dahulu?”

“Kalau dipikir-pikir, kau sungguh tidak tahu aib melihatmu menjalani hidup yang baik, tidak terpengaruh.”

Live On Ep 3
foto: JTBC

Saat Euntaek pergi, Horang menyusulnya kemudian menahan tangannya dan ingin mengcapkan terima kasih, lantaran tadi tidak sempat mengucapkannya. Itukah alasanmu berlari kemari. Aku cukup sopan untuk berterima kasih pada seseorang. Benarkah cuma itu. Haruskah saya membungkuk. Tidak, bukan itu. Apa kau baik-baik saja. Hanya itu yang ingin kukatakan, saya akan pergi. Horang, itu tidak sesuai untukmu, ikuti saja karaktermu dan itu yang paling sesuai untukmu, saya akan pergi.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang mengunggah foto percakapnya dengan seseorang di akunnya,

“Aku sering mendapatkan pesan seumpama ini belakangan ini. Kuharap kau juga mendapatkan ketentraman dalam hidupmu.”

Live On Ep 3
foto: JTBC

Kau gres bangun. Aku terkejut berjumpa kalian pagi ini. Ini hari kelahiranmu, makanlah. Semua baik-baik saja di sekolah, sekalipun tidak baik, anggaplah itu pengalaman yang kau dapatkan dan lupakan. Benar. Meski rasanya duniamu yaitu semuanya sekarang, itu bukan apa-apa kalau sudah berlalu. Saat memasuki dunia kasatmata selaku orang dewasa, Ibu, saya tidak makan krim kocok. Ada yang ingin kukatakan. Tiba-tiba ponsel ibunya berbuyi, sehabis menjawab telpon ibu dan ayahnya pergi. Ibunya berpesan terhadap Horang untuk makan dan letakkan piringnya di kolam cuci, mengerti.  

Live On Ep 3
foto: JTBC

Mereka semua sedang rapat untuk program festival, maka kami cuma perlu menolong dengan perekam dan menyunting videonya bukan dan beri tahu kami kalau daftar penampilannya sudah ada, kami juga mesti menjadwalkan latihan teknis, ucap Euntaek. Omong-omong, kalian sungguh akan memberitakan segmen selama festival, kau akan sibuk kenapa tidak memutar video saja. Baiklah, kau sibuk-sibuk mengajak orang kondang ke klubmu dan kau mesti memanfaatkannya semaksimal mungkin, lantaran yang ia jalankan sejauh ini cuma memicu kecelakaan penyiaran. Kurasa kita mengadakan rapat bukan untuk membicarakan itu. Apa ini, kenapa semua orang begitu serius, saya cuma menyampaikan itu yang terjadi. Aku bercanda lantaran kudengar ia sungguh terkenal.

Hei, kau boleh bercanda ketika cuma ada kalian. Kau tahu saya yang memimpin segmen itu, Bagaimana saya tahu, jawabnya. Siapa pun yang layak mengetahuinya, sudah tahu. Kurasa informanmu juga sungguh buruk, benar bukan. Hei, kenapa tidak kau ulangi. Jadi, maksudku selama saya di tim penyiaran, stan kalian akan tidak bermanfaat dan kau mesti mencari tahu sendiri betapa kuatnya ketenaranku.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Menyebalkan sekali. Apa maksudmu. Anak yang tadi. Kim Jungbin. Dia ketua OSIS, bukan. Sekolah berlangsung lancer, ia nampaknya tidak sanggup mengorganisir diri sendiri. Kenapa kau tiba-tiba sepakat untuk menggantikan segmen ini. Aku marah, ia terus berlagak hebat. Lantas, apakah mesti saya berterima kasih terhadap Kim Jungbin. Ini. Apa ini. Naskah untuk siaran makan siang nanti. Aku yang bertugas hari ini. Ya jadi, datanglah sedikit lebih permulaan dan bersiaplah mudah-mudahan kita sanggup berlatih. Baiklah.

Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang kembali mendapat pesan dari Har Lay

“Berhenti bertingkah, Horang.”

“Kenapa? Kau takut?”

“Apa?”

“Katamu kau sungguh mengenalku. Kalau begitu, kau niscaya tahu perbuatanku terhadap Park Hyerim. Sekalipun jatuh, saya tidak akan jatuh sendirian. Tunggu saja, saya niscaya akan menyeretmu.”

“Kau akan baik-baik saja? Aku tidak akan rugi apa pun, namun kau akan merugi.”

“Kurasa kau tidak tahu. Seseorang yang mesti melindungi, melaksanakan apa pun untuk melindungi. Kau mencari duduk kendala dengan orang yang salah.”

“Kudengar kau mengatasi segmen. Kau niscaya ingin menawan perhatian dengan cara apa pun, namun semakin melakukannya, kau akan hancur lebih cepat.”

“Segmen? Kurasa kau ada di rapat itu denganku.”

“Itu kali pertama saya menyampaikan akan mengatasi segmen itu. Berhentilah sok pintar. Aku gres mendengarnya.”

“Dari siapa? Kurasa saya sanggup menanyai semua orang. Benar, bukan? Kau sungguh bodoh.”

Live On Ep 3
foto: JTBC

Karena hari ini siaran pertamanya Horang masuk kedalam ruang penyiaran. Awalnya semua berlangsung sesuai dengan rencananya, tiba-tiba Horang menaruh naskahnya, kemudian melanjutkan komentarnya tanpa naskah.

“Artinya dalam hubungan manusia, komunikasi yaitu kunci. Kau bahkan tidak perlu satu jam penuh. Cukup lima menit atau bahkan semenit untuk bicara dari hati ke hati. Itu lebih dari cukup. Jangan menyampaikan pada dirimu bahwa kau terlahir seumpama itu. Itu cuma argumentasi yang dipakai untuk membenarkan diri sendiri. Siapa pun yang mengantarkan cerita, kau juga mesti jujur. Sepertinya kau juga menyembunyikan betapa frustrasinya kau dengannya. Menurutku, kau tidak mau putus.”

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang masuk kedalam ruang penyiaran. Apa yang kau lakukan, duduklah cuma kau dan saya yang berlatih hari ini. Saat saya memainkan bunyi di sini, kau akan mulai dari lantai tiga, tidak. Kau sanggup memakai semua ini, tetaplah di sini, saya akan berkeliling dan saya cuma perlu memainkan audio dari lantai satu ke lantai tiga, bukan. Ya, ketika saya menyuruhmu lewat walkie-talkie. Baiklah. Bagaimana cara menyalakannya. Tekan ini, dan jalankan seumpama ini. Aku akan pergi, dan mengirim sinyal. Baiklah. Kau sanggup mendengarku.Ya, saya bisa. Ini keren sekali, kurasa ini argumentasi orang memakai ini, bukan ponsel. Apa maksudmu. Ini lebih gampang kalau kau mesti bicara dengan lebih dari satu orang. Aku di lantai tiga sekarang, nyalakan. Baiklah.

Kau hebat, tidak ada kesalahan. Seseorang mengajarimu dengan baik, saya cuma murid yang baik. Euntaek, kenapa kau tidak memarahiku hari ini. Tentang apa. Aku tidak mengikuti naskah selama program hari ini, kukira kau akan murka padaku, namun kau membisu saja. Bagus, saya hendak menyampaikan sesuatu kalau tidak perlu keluar di tengah, namun kemudian saya sadar tidak ada yang perlu kucemaskan. Itu tidak terlampau buruk. Orang juga menyukainya. Lihat, alih-alih mengikuti naskah seumpama Sohyun dan kau, kadang kala lebih baik bersikap impulsif seumpama aku. Bukan memiliki arti kau mesti senantiasa melaksanakan ini, lain kali beri tahu saya dahulu. Ya, saya mengerti. Aku sudah menyelediki lantai tiga, matikan. Baiklah.

Horang, kau benar. Terkadang, hal yang tidak disangka-sangka memicu hasil yang baik. Jadi, kau jago dalam program pertamamu, saya lupa memberitahumu ini tadi.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Kau mengirim kisah untuk siaran makan siang, bukan. Ya, saya tidak tahu akan terpilih, saya cuma menulisnya ketika murka dan kisah itu terpilih. Jaeyi maafkan aku, ketika menyimak ceritanya, saya sadar ini niscaya berat bagimu. Tidak, saya tidak terlibat.

Jaeyi, kau ingat kali pertama kita bertemu, ketika kita masih SMP. Tentu saja. Aku bicara padamu lebih dulu lantaran menyukaimu di akademi. Saat kali pertama kita makan berdua, saya suka menyimak ceritamu. Aku juga, saya bersyukur kau menyimak semua ceritaku. Aku menyukaimu lantaran kau berlainan dariku, sulit bagiku untuk mengekspresikan perasaanku. Aku menahannya hingga tidak sanggup dan nyaris tidak sanggup membaginya, namun kau senantiasa memberitahuku seluruhnya dan sehabis berantem denganmu di Sungai Han, saya menimbang-nimbang banyak hal.

“Seharusnya kusarankan untuk ke sana lain kali. Seharusnya saya bilang sudah makan dan merasa tidak nikmat badan.”

Seharusnya saya memberitahumu perasaanku yang sebenarnya. Maka, kita tidak akan berantem hari itu. Aku menyesalinya, namun ini bukan kali pertama, saya menyukaimu lantaran kita sungguh berbeda, namun kita lewat banyak penderitaan lantaran perbedaan kita. Aku tidak mau dengar. Jaeyi, ucap Woojae seraya menahan tangan Jaeyi. Sampai jumpa. Untuk menutupinya dan berbalik arah, kita terlalu lelah. Woojae. Aku tiba di tahap berikutnya, kita mesti putus, itu langkah-langkah yang tepat.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Bagaimana sanggup itu benar, saya bahagia lantaran untuk kali pertama, kau membuka diri kepadaku. Tapi kau ingin putus denganku, kau sungguh egois. Jangan tiba-tiba berkata begitu. Itu tidak terjadi tiba-tiba. Baiklah, mari kita putus seumpama katamu, saya juga kesusahan mari kita putus.

Live On Ep 3
foto: JTBC
Live On Ep 3
foto: JTBC

Horang, saya hendak menampilkan ini, namun kau mungkin tidak senang lantaran sanggup ngeri. Kau lihat tasku di kursi, bukalah. Horang membuka tas milik Euntaek dan mengambil kotak kemudian membukanya. Kau secepatnya berulang tahun, itu untuk ulang tahunmu. Horang menyaksikan wewangian dari Euntaek dan menjatuhkannya, lantaran teringat ketika ulang tahunnya ia dibully oleh teman-temannya. Horang berlari kearah jendela, ketika ingin membukanya Horang tak punya tenaga untuk membuka jendela tersebut, Euntaek tiba secepatnya menolong Horang untuk membuka jendelanya.

BERSAMBUNG……

Sampai berjumpa lagi di Live On Eps 4 dan jangan pernah bosen untuk membaca didrama yang saya tulis, salam A2One

Youth Melody (Drama China 2021)

Tentang Sinopsis – Youth Melody yakni serial Mandarin modern yang tayang di iQIYI pada 7 Januari 2021. Drama China ini memiliki 12 episode ...