Live On Ep 4

Drama Korea – Sinopsis Live On Episode 4, Apabila Km mencari daftar selengkapnya ada lengkap di goresan pena yang ini. Sebaliknya Jika Kalian ingin mencari Episode sebelumnya baca di sini.

Live On Ep 4
foto: JTBC

Euntaek dan yang yang lain sedang rapat untuk program festival, kalau program segmen ditambah dengan siaran pribadi atas masukan dari Horang. Jika kita sanggup berkomunikasi lewat komentar, pemirsa mungkin menyukainya. Ya, saya menyukainya, ini menyerupai memberitakan program radio. Mereka semua menyutujuinya. Mulai besok, kita akan mulai menyiapkan festival, ucap Euntaek dan memerintahkan mereka tiba ke sini pukul 08.00. Lalu mereka menuntaskan rapatnya.

Ketika Horang mau keluar, Euntaek memanggilnya ia ingat peristiwa kemarin di saat Horang didepan depan jendela. Bukan apa-apa kata Euntaek. Horang bilang ia pulang lebih permulaan lantaran tidak yummy badan, terima kasih atas hadiahnya, saya akan memakainya dengan baik, hingga jumpa.

Jaeyi sedang belanja busana ditemani oleh Yushin. Yushin bertanya, namun Jaeyi mengacuhkannya.Yushin yang kesal berkata, berhentilah mengalihkan pertanyaanku apa terjadi sesuatu, kamu putus lagi dengan Woojae bukan, rupanya benar lantaran itu sebabnya matamu cekung. Apa maksudmu, saya baik-baik saja sekarang. Hanya orang gres berpacaran yang menangis sehabis putus, saya sungguh terlatih dalam berpacaran, kata Jaeyi. Yushin berkata.

Aku percaya kamu menangis sambil memutar lagu sedih.

Kau melepas semua foto lantaran marah

Aku percaya kamu juga batal mengikutinya.

Saat merindukannya, kamu niscaya terus menangis.

Terserah jangan membahasnya, saya kesal sekali dan saya tidak akan pernah kembali kepadanya. Kurasa saya sudah dengar lebih dari sepuluh kali pada semester pertama. Kami sungguh-sungguh putus kali ini dan saya akan berhenti ulangi kesalahan dan melupakan beliau sepenuhnya.

Ketika memasuki kelas untuk mengikuti les, Jaeyi menyaksikan ke dingklik Woojae, ternyata tidak ada.

Euntaek sedang mengedit video, memperoleh telpon kemudian menjawabnya. Euntaek, ini ibu. Euntaek menyaksikan ponselnya kemudian berkata, rupanya Ibu berganti nomor telepon. Semua baik-baik saja, lantaran ada kendala secara tiba-tiba ibu kembali ke Korea, apa kamu ada waktu besok lantaran sudah usang kita tidak makan bersama. Aku sibuk untuk sementara waktu, atau Ibu ada waktu pekan depan. Tentu saja. Aku akan periksa jadwalku dan beri tahu Ibu. Pastikan kamu tetap sehat dan makan lahap hingga di saat itu. Baiklah.

Setelah selesai bertelponan dengan ibunya Euntaek kembali melanjutkan mengedit videonya, Euntaek sedang menyaksikan video-videonya, dantidak sengaja menyaksikan video Horang kemudian memutarnya, Euntaek  tersenyum di saat menyaksikan video Horang yang sedang bernyanyi di ruangan penyiaran.

Permisi, bisakah menulis film yang ingin kamu tonton selama festival, tanya seorang panitia festival. Setelah selesai menulis, Horang kemudian disuruh menggantungnya di pohon permohonan. Baiklah, ucapnya dan menggantungkannya kepohon tersebut. Ketika sedang menempelkan, tiba-tiba Euntaek bangun dibelakangnya dan melaksanakan hal yang sama. Kau tiba lebih awal, tanya Euntaek. Kau akan ribut kalau saya telat lagi. Lalu mereka pergi bersama.

Kalian putus, sudah berapa kali, tanya Woosol. Empat kali, jawab Jaeyi. Astaga, bukan satu atau dua kali, saya menghormatimu dan Do Woojae, tetap saja kalian akan berbaikan dalam sepekan. Aku juga berpikir begitu namun tidak, kali ini berbeda.

Karena itu saya ingin bertanya, bagaimana kondisi Do Woojae belakangan ini. Entahlah, saya juga jarang berjumpa dengannya belakangan ini, beliau senantiasa pulang larut lantaran bersiap untuk festival. Kenapa, kalau kamu ingin tau mau meneleponnya. Tidak, terima kasih. Apa bedanya, Do Woojae bahkan belum merubah foto profilnya, kalau begitu sudah jelas. Benar, beliau belum merubah foto profilnya, saya percaya beliau cuma kesal. Kau tahu beliau senantiasa sok keren, padahal cuma anak-anak.

Euntaek dan yang yang lain sedang merencanakan dan berlatih untuk program pameran dan menegaskan seluruhnya tidak ada kesalahan. Kalau begitu, bisakah kamu mengembalikan ini, kunci lantai atap, tanya Sohyun sembari menampilkan kuncinya terhadap Euntaek. Aku mesti berbelanja kuliner nanti dan kurasa satu orang lagi mesti ikut denganku. Karena mereka semua sibuk dan menyelediki program festival, kemudian memandang Horang, kurasa saya sanggup ikut denganmu. Lalu mereka berbelanja bersama.

Sohyun menyaksikan daftar belanja yang hendak di belinya, ia memperoleh pesan dari seseorang.

“Aku akan secepatnya menemuimu.Ada banyak gadis sepertimu”

Sohyun ingat di saat ada nomor ynag tidak dikenalinya menelponnya, ternyata itu Noh Mingyu, Sohyun mengajukan pertanyaan dimana ia memperoleh nomornya. Aku cuma menanyai orang-orang, jawabnya. Aku tidak menghubungimu lantaran tidak mau, namun saya tidak pernah menilai kita berhubungan, jadi berhentilah meneleponku, kemudian Sohyun menutup telponnya.

Yushin menghampiri Sohyun dan menberikan cokelat, Sohyun mengajukan pertanyaan dari mana mendapatkan, ini tidak dijual di sekolah. Aku membelinya dari toko di luar. Aku terus memikirkanmu, kamu yang pertama di daftar Wiki-ku jadi, saya mesti mencari tahu kesukaanmu. Maksudmu daftar keinginan. Aku tidak tahu, maksudku kamu prioritasku.

Halo, ucap Horang di saat menjawab panggilan Euntaek. Bagaimana belanja makanannya. Tidak lancar. Di mana kamu menaruh salinan kertas isyarat. Kau lihat berkas biru di wilayah saya duduk. Aku menemukannya, terima kasih dan selamat berbelanja. Euntaek mengambilnya kemudian membuka dan menyaksikan kertas milik Horang, lalau membacanya.

“Baek Horang sungguh menyebalkan. Dia yang menabrakku, namun menyuruhku minta maaf, kenapa beliau melampiaskan kemarahannya pada orang tidak bersalah?”

“Dia yang menabrakku.” Jawab Horang

“Baek Horang terus memandangiku dari kepala hingga kaki, lantaran saya memakai merek baju yang serupa dengannya. Kurasa itu bahkan mengganggunya.”

“Aku tidak pernah melaksanakan itu. Siapa kau?” jawab Horang

Ketika sedang mengeluarkan duit belanjaanya, Horang memperoleh pesan dari Yushin

“Sohyun tidak membalas pesanku, semua ini salahmu”

Horang melirik Sohyun menyampaikan kalau Yushin terus mengirim pesan lantaran kamu tidak membalasnya, kalau beliau bukan tipemu, katakan dengan jelas. Aku tidak pernah bilang begitu. Bohong, kamu suka lelaki berfitur wajah tegas, itu sebabnya kamu menggemari Heemin.

Ji Sohyun, panggil Horang. Kejadiannya dua tahun lalu, jangan berlagak mengenalku cuma lantaran mengenalku dua tahun kemudian dan kita terlalu sering bersama, sebaiknya tidak begitu.

Do Woojae, saya tahu ini bukan urusanku, namun kamu membuatku peduli, bodoh. Langsung ke pada dasarnya saja, ada apa. Kau sungguh putus dengan Jaeyi, kalau tidak bicarakan saja, jangan memperpanjang pertengkaran. Apa Jaeyi baik-baik saja. Jika kamu penasaran, tanyakan sendiri dan terserah, kamu sanggup mengorganisir sisanya. Woojae masuk kamar dan menyaksikan fotonya bareng Jaeyi, kemudian mempertimbangkan perkatan Jaeyi.

“Kau sungguh egois, menyerupai katamu, saya juga kesulitan.Mari kita putus.”

Euntaek sedang konsentrasi mengedit video, Horang tiba kemudian menyaksikan apa yang Euntaek laksanakan dan mengajukan pertanyaan Apa yang kamu laksanakan selarut ini. Astaga, sedang apa kamu di sini. Aku cuma mengirimkan ini. Persediaan. Ya, kalau tidak saya mesti membawanya kembali ke sekolah besok. Tunggu, bagaimana kalau pintunya terkunci. Aku akan menaruhnya di pintu. Jangan laksanakan itu, orang-orang sering lewat sini. Siapa yang mau mengambil ini, saya tidak akan mengambilnya meski gratis. Terserah, semua berlangsung tanpa gangguan lantaran kamu masih di sini.

Kapan kamu akan pulang. Salah satu videonya rusak, saya cuma perlu menjalankan itu. Sekarang. Tidak perlu waktu lama, mungkin sekitar 20 menit. Kau mau ke mana. Ke lantai atap. Ayo pergi bersama. Tidak perlu, pergilah. Kenapa, ayo pergi bareng sudah usang saya ingin ke lantai atap, niscaya menggembirakan mempelajari cara merekam film. Kau akan pergi menyerupai itu. Kenapa. Dingin di saat malam, setidaknya pakai ini ucap Euntaek kemudian memakaikan jaket pada Horang.

Euntaek mengajari Horang cara mengunakan kamera, Lakukan ini untuk memperbesar, arah sebaliknya untuk memperkecil dan cobalah memotret. Ini, kemudian menampilkan hasil fotonya terhadap Euntaek. Lumayan untuk pemula. Tentu saja, kamu tahu berapa foto yang kuunggah di feed-ku.

Kau membenci lagu itu, namun sering dengar. Sering, ini kali pertamaku memainkannya di depanmu. Benar kali pertama, omong-omong, kelihatannya kamu suka angin kamu juga membuka jendela sehabis saya menutupnya. Seharusnya kamu tidak menutupnya di saat saya membukanya, saya suka lantaran sejuk dan di saat saya mencicipi angin sejuk, itu menolong frustrasiku sedikit mereda.

Euntaek ingat kertas milik Horang kemudian mengajukan pertanyaan kenapa kamu tidak membela dirimu, atas para murid yang menjelekkanmu.

“Bukan itu yang terjadi. Kau salah paham.”

Bukankah lebih gampang membela diri, ketimbang membisu saja. Lebih gampang mengatakannya, saya sanggup membela diri seribu kali, namun tidak ada yang mendengarkan. Lagi pula, saya tidak menghendaki itu. euntaek membuka pesan dari ibunya,

“Kurasa kita tidak sanggup berjumpa hari itu, maafkan ibu. Bisakah kita berjumpa di hari lain?”

Horang mengajukan pertanyaan terhadap Euntaek apa yang terjadi. Kau mau saya dengarkan. Apa maksudmu. Jika marah, kamu boleh melampiaskannya, saya akan mendengarkan. Seseorang terus melanggar janjinya kepadaku, saya tahu beliau tidak akan menepati janjinya lagi dan di saat beliau melanggar janjinya lagi, saya kecewa lagi dan rasanya menyedihkan.

Kurasa kamu masih menghendaki sesuatu dari orang itu, lantaran kamu masih kecewa. Begitukah. Tapi tidak perlu merasa menyedihkan, orang yang melanggar janjinya yang salah, ini bukan salahmu. Orang ingin menyalahkan orang lain kalau itu salah mereka dan kenapa kamu menanggung semua kesalahan itu sendirian, melelahkan. Intinya, teruslah memercayainya, terus laksanakan itu dan kalau kamu kecewa, kamu juga sanggup menyalahkan orang lain. Konon orang tidak kecewa kalau tidak ada harapan, namun itu juga bukan perasaan yang menyenangkan. Kau membicarakan dirimu sendiri, bukan.

Omong-omong, apa saya salah satunya. Apa maksudmu. Kau tidak menghendaki apa pun dari orang lain, apa saya salah satunya. Kau agak berbeda.

Horang, kamu tahu hari di saat saya membawakanmu sushi. Hari itu, ya. Saat kembali ke perpustakaan, saya sadar telat 15 menit dari jadwalku. Sungguh mengejutkan, saya tidak tahu kamu sanggup terlambat. Kukira itu kebetulan hari itu, di saat bersamamu saya merasa damai dan sanggup menjadi diriku sendiri. Dan kupikir saya merasa menyerupai itu lantaran kamu orang yang baik, namun hari ini saya sadar bukan itu alasannya. Aku terus berpikir selama kita berlangsung ke sini dan di saat kupikirkan baik-baik soal ini, saya sanggup menawan kesimpulan. Apa yang ingin kamu katakan. Maksudku, saya memberitahumu bahwa kelihatannya saya menyukaimu, Horang. Aku menyukaimu, Horang. Aku tidak menghendaki jawabanmu, kamu tahu saya tidak sanggup berbohong. Aku merasa bersalah lantaran tiba-tiba mengatakannya, namun saya tidak memaksamu. Jangan merasa tidak nyaman, saya tahu kamu bukan tipe menyerupai itu.

Jaeyi dan Yushin sedang mengobrol, Jaeyi menyapa Euntaek dan Horang yang sedang lewat. Yushin menampilkan ponselnya terhadap Horang dan berkata kalau ia memlih stannya. Jaeyi memarahi Yushin, kenapa kamu memutuskan stannya, bukan stanmu. Horang berkata, kamu tidak perlu memilih, lagi pula kami akan menang tanpa suaramu. Lalu mereka semua tertawa.

Festival Seoyeon ke-29

Euntaek menemui Horang dan menanyakan, sanggup berikan diska lepas yang kusebutkan tadi, saya akan memberikannya terhadap Seongjun. Diska lepas tunggu, ucap Horang kemudian mencarinya. Aku menaruhnya di sini tadi, di mana ya. Tidak ada di sana. Aku percaya tadi menaruhnya di sini. Jika kamu tidak sanggup menemukannya. Aku menemukannya, ucap Hoarng sehabis menemukannya dibawah meja. Berikan kepadaku.

Woojae dan Jaeyi menghasilkan makan berada distan makanan, di saat menunduk Jaeyi tersenyum di saat menyaksikan Woojae yang memakai kaus kaki yang dipilihkan olehnya. Seorang siswa wanita tiba dan mengajukan pertanyaan apa ia mempunyai pacar. Woojae, tidak. Jaeyi, berapa usang lagi, saya lapar. Cepat berikan terhadap kami, teriak teman-temannya. Baiklah, tunggu. Jaeyi kembali membuak wafel, tanpa sengaja ia memegang cetakan pembuat wafelnya. Jaeyi meringis, dengan refleks Woojae ingin menampilkan obat yang tersedia dibawahnya, namun tidak jadi. Kau baik-baik saja tanya temannya, ada obat di kelas. Tidak perlu, saya akan pergi sendiri, bantu saya melayani mereka, kemudian Jaeyi pergi. Jaeyi berada dibawah pohon, menyaksikan lukanya dan mengingat ucapannya dengan Woojae, dan Jaeyi menangis.

Euntaek dan Horang sedang makan bersama. Jadi, beliau bilang apa tadi. Siapa tanya Horang. Pria dari tim tari Sekolah Menengan Atas Yeonri. Rupanya dia, beliau mengajukan pertanyaan apa saya punya akun Face. Lantas, kamu memberitahunya akunmu, tanya Euntaek sambil menukar makananya, lantaran Euntaek menyaksikan Horang mengaduk-aduk makannya. Kenapa kamu menanyakan itu. Karena saya menyukaimu, jadi saya ingin tau dan saya sudah memberitahumu. Aku mengajukan pertanyaan lantaran sungguh tidak mengerti, bagaimana sanggup orang yang menyukaiku menatapku sedingin itu tadi di saat saya kehilangan diska lepas, tadi kamu menatapku dengan dingin. Karena kamu melaksanakan kesalahan, kurasa menyukaimu berlawanan dari itu. Begitu rupanya. Kenapa. Benar, saya lupa kamu Go Euntaek. Kubilang saya tidak punya, akun Face.

Euntaek. Lihat ini, filmmu terpilih, bukankah ini yang kamu tulis. Ya, kamu mau masuk. Kemudian mereka berdua masuk kedalam. Horang mengajukan pertanyaan terhadap Euntaek ihwal apa film ini, saya belum pernah menontonnya. Sudah sepuluh kali kutonton, saya bahkan hafal semua dialognya. Aku tidak tahu kamu sanggup berbohong. Aku tidak berbohong. Kalau begitu, apa pembicaraan sehabis ini. Euntaek menyaksikan filmnya dan membisikkan ke Horang Aku menyukaimu. Ternyata Euntaek benar, Horang berkata bagus.

Aku menonton film ini berkali-kali sejak masih kecil. Kenapa kamu sungguh menggemari film ini. Aku tidak mempunyai argumentasi penting untuk itu, saya cuma merasa itu mengharukan lantaran keduanya membuatkan waktu dan ruang yang sama, ini tidak seberapa namun menenangkan.

Woojae memperoleh pesan dari Jaeyi.

“Sejujurnya, saya memang berharap, berpikir kita sanggup kembali bareng menyerupai dahulu.”

“Tapi saya juga akan mendapatkan perpisahan ini.”

“Mari kita sungguh-sungguh putus, Do Woojae.”

“Kudoakan yang terbaik untukmu.”

Kemudian Woojae membalas pesan Jaeyi

“Terima kasih atas semuanya, Jaeyi. Kudoakan yang terbaik untukmu.”

Euntaek mengajukan pertanyaan apakah seluruhnya sudah siap, kemudian menjumlah mundur mulai sekarang. Semuanya, kalian sudah menanti lama, pertunjukan Festival Seoyeon yang sudah usang ditunggu dimulai sekarang, ucap pembawa acara. Acara dimulai dari Puisi, Teater, Dance dan yang lainnya.

Ditengah program tersebut, seseorang menenteng Sohyun keluar. Ji Sohyun, saya menepati janjiku, kubilang saya akan menemuimu dan kamu sungguh berlawanan dalam kehidupan nyata, saya lebih senang wajah aslimu. Kau tidak sanggup membedakan antara menepati kontrak dan menempel, saya sudah menegaskannya, ada banyak lelaki lain yang kukirimi pesan dan saya tidak tertarik padamu, jadi berhentilah.

Hei, kita sudah usang dekat. Menyebalkan sekali, kenapa kamu tidak paham maksudku. Kau akan lebih paham kalau saya mengatakannya menyerupai ini. Enyahlah, dan menjauhlah dariku. Selain itu, jangan pernah berkata bahwa saya pacarmu, memalukan. Ketika berbalik Sohyun menyaksikan Yushin, dan kembali berjalan. Yushin menghampirinya dan berkata, kalau beliau menolak kamu kirimi pesan, jangan melakukannya.

Yushin menampilkan bunga terhadap Sohyun dan berkata, manis bukan saya menjalankan buket ini sejak pagi dan saya menjadikannya sendiri. Kim Yushin, kamu mendengar semuanya, bukan. Kalau begitu, kamu tahu dan menyerupai yang kamu lihat, saya tidak tertarik untuk berpacaran. Jika mengaku kita menjalin hubungan, kamu juga mesti berhenti mengirimiku pesan. Tidak akan, saya tidak pernah bermaksud melaksanakan itu dan saya tidak akan membuatmu tidak tenteram atau menyulitkanmu. Jadi, jangan abaikan pesanku.

Horang sedang menyiapkan diri sebelum program siaran pribadi dimulai. Horang, kami secepatnya menyiapkan panggung, bersiaplah untuk naik. Baiklah. Keluarlah di saat mendengar pengaruh bunyi dan di saat lampu sudah diatur. Serta jangan gugup. Aku tidak gugup, saya sering melatih segmen ini. Aku tahu kamu akan berhasil. Ya, saya akan berhasil.

Acara siaran pribadi dimulai. Halo, saya Baek Horang, penyiar SHBS. Sebagian dari kalian mungkin belum membaca pengumuman, jadi, mudah-mudahan kubaca lagi pengumumannya. Ada tautan di akun Face kami. Saat membukanya, kalian juga sanggup menonton ini secara pribadi di YouTube. Segmen SHBS, Konfrontasi, akan dimulai sekarang. Ketika siaran pribadi Horang memperoleh kesan yang positif, Euntaek berkata terhadap Horang kalau ia hebat.

Horang membaca komentar yang masuk. Horang membaca salah satu komentar yang menanyakan apa ia sudah punya pacar, Horang menyaksikan kearah Euntaek kemudian menjawab, ini bukan kanal pribadiku maka saya akan melalaikan pertanyaan ini.

Seseorang terus menjumlah mundur, Saatnya kamu mundur Horang ucap orang tersebut. Seseorang mengungkapkan kebenaran ihwal Baek Horang yang dibully waktu ulang tahunnya. Semua orang pribadi menampilkan komentar yang jelek terhadap Horang. Horang yang panik secepatnya berlangsung keluar, Saat mau keluar Horang terjatuh. Sedangkan siapa pun sibuk mengambil foto Horang. Woojae yang didalam memerintahkan mereka untuk menghentikannya, Sohyun memerintahkan Youngjae, matikan lampunya. Euntaek tiba pribadi menurunkan tirainya lalumengulurkan tangannya dan memerintahkan Horang untuk memegang tangannya. Horang mendapatkan uluran tangan Euntaek dan menatapnya.

BERSAMBUNG……

Sampai berjumpa lagi di Live On Eps 5 dan jangan pernah bosen untuk membaca di drama yang saya tulis, salam A2One

Youth Melody (Drama China 2021)

Tentang Sinopsis – Youth Melody yakni serial Mandarin modern yang tayang di iQIYI pada 7 Januari 2021. Drama China ini memiliki 12 episode ...