Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 3 Part 2, Daftar selengkapnya untuk full recap ada di goresan pena yang ini. Sedangkan bab pertama rekapnya di Episode sebelumnya baca di sini.
Ayah nyuruh ibu untuk mengirim pesan ke Hye Ryeong. Suruh Hye Ryeong mudah-mudahan percaya pada mereka dan redakan emosinya. Ibu pikir emosinya nggak akan mereda semudah itu. Bagai petir di siang bolong. Seperti orang nggak berpendidikan. Ibu nyuruh ayah untuk menimbang-nimbang perasaan Hye Ryeong. Ibu hingga merasa kalo parasnya memerah dikala mendengarnya.
Menurut ayah itu alasannya yakni menopause, bukan alasannya yakni ucapannya. Ibu menginformasikan kalo seorang yang timbul di televisi pernah berkata, “Budi baik seseorang berasal dari ucapannya, bukan pakaiannya.”
Hae Ryun mengemasi pakaiannya dibantu sama Shi Eun. Ih bukan ding. Shi Eun yang mengemasi busana Hae Ryun ke dalam koper. Sisanya akan ia urus sehabis dokumen selesai.
Shi Eun merasa kalo kelihatannya Hae Ryun telah punya tempat tujuan. Hae Ryun ngasih tahu kalo Hyo-seong menyuruhnya tinggal di apartemennya yang lain. Hae Ryun menenangkan kalo nggak ada hal lain yang berubah. Ia akan tetap mentransfer gajiku.
Hye Ryeong melempar bantal dan selimut ke sofa. Maksudnya nyuruh Sa Hyun untuk tidur di sofa. Sa Hyun sendiri cuma melihatnya. Pasrah dan nerima seluruhnya sementara Hye Ryeong kembali ke kamar.
Ayah dan ibu Yu Sin sedang di jalan. Mereka akan bermain golf dengan Yu Sin dan Pi Young.
Sementara itu ayah dan ibu Sa Hyun juga lagi di jalan. Mereka juga mau main golf alasannya yakni telah ada janji. Baik ayah dan ibu kalut sama Sa Hyun. Takut ia nggak sanggup tidur gegara disiksa sama Hye Ryeong. Ayah merasa kalo Sa Hyun layak mendapatkannya. Kalo ibu berharap enggak. Hye Ryeong memang bagus namun juga sanggup bersikap dingin.
Pi Young dan Yu Sin telah hingga di tempat golf. Mereka jalan sambil minum kopi. Mendadak Sa Hyun nelpon Pi Young. Pi Young sendiri heran kenapa suami Hye Ryeong meneleponnya? Ia menjawabnya. Sa Hyun mengungkit kalo ia yakni pengacara Pan Sa Hyun yang mengelola kasus temannya tahun lalu. Pi Young mengiyakan.
Sa Hyun minta maaf alasannya yakni nelpon pagi-pagi. Pi Young mengaku nggak papa. Ia juga sedang di luar. Yu Sin mengambil kopi Pi Young dan pergi. Ih suka deh sama pak dokter ini. Sa Hyun menanyakan apa Hye Ryeong menghubunginya? Pi Young menjawab enggak dan menanyakan yang terjadi. Sa Hyun menginformasikan kalo mereka ada sedikit masalah. Kemarin mereka berkelahi dan pagi ini Hye Ryeong menghilang. Ponselnya juga mati. Ia menanyakan mungkin Pi Young tahu kemana Hye Ryeong pergi?
Pi Young ikut prihatin dengarnya dan bilang akan memikirkannya. Tapi suasana mereka nggak buruk kan?
Yu Sin yang sedang menyetir menggenggam tangan Pi Young dan memintanya untuk jangan pergi dari rumah meski ada yang menjadikannya kesal. Pi Young sih cuma tersenyum. Siapa yang hendak tahu? Yu Sin menginformasikan kalo dikala makan siang, kepala perawat menasihati para dokter lelaki menyerupai ini. Dia bilang, kita mesti berbaikan pada hari yang sama. Selesaikan hari itu juga kemudian tidur.
Pi Young pikir mereka juga senantiasa begitu.
Ibu Pi Young berada di kamarnya. Ia mengambil sebotol obat dari suatu kotak dan meminumnya.
Ayah dan ibu Sa Hyun hingga di tempat golf. Nggak usang kemudian operator juga datang. (dih masih nggak ngeh namanya siapa)
Hae Ryun tiba ke dokter. Dan ternyata dokter itu yakni sobat kakaknya, Park Hae Gang, kerabat kembarnya. Mereka satu klub namun beda jurusan. Sepertinya mereka nggak pernah kontakan sehabis lulus kuliah. Dokter itu bahkan nggak tahu kalo Park Hae Gang telah meninggal di usia 32 tahun alasannya yakni kecelakaan. Padahal tadinya ia telah mengambil ponselnya mau minta nomor Hae Gang.
Pi Young membenahi riasannya kemudian menghampiri ibu mertuanya. Ia merasa kalo ibu pakai baju baru. Ibu mengiyakan. Ia merasa kalo modelnya terlalu muda namun menurut Pi Young, semua busana golf memang menyerupai itu. Ia merasa kalo ibu sungguh bergaya. Dari belakang menyerupai umur 30-an.
Ibu tersenyum dan berterima kasih.
Dokter meriksa denyut nadi Hae Ryun dan memimtanya untuk bicara santai saja alasannya yakni mereka seumuran. Ia menyaksikan kalo Hae Ryun menyerupai terlihat nggak sedang sakit. Hae Ryun merasa kalo telah saatnya minum obat. alasannya yakni telah bau tanah dan teman-temannya juga minum suplemen. Dokter tersenyum dan berpikir kalo stamina Hae Ryun telah nggak menyerupai dulu.
Hae Ryun membantah. Hanya merasa lebih baik kalo ia minum suplemen. Dokter mengiyakan dan meresepkan obat untuk Hae Ryun.
Sambil menanti Hae Ryun mengedarkan pandangannya di ruangan itu. Ada akta dokter dan suatu foto keluarga. Dokter itu punya satu anak lelaki yang masih kecil.
Dokter menanyakan apa Hae Ryun tinggal di sekeliling sini? Hae Ryun pikir dokter juga tinggal di wilayahnya namun ternyata enggak. Dia tinggal di Pyeongchang-dong. Hae Ryun merasa kalo itu residensial yang bagus. Ia menyaksikan kalo istrinya juga cantik. Ia gres punya satu putra?
Dokter mengiyakan dan menginformasikan kalo ia telat menikah. Ia minta Hae Ryun untuk mengajak istrinya. Ia akan menyebarkan obat yang baik untuk wanita. Wajah Hae Ryun beribah tegang dan ngasih tahu kalo istrinya nggak suka minum obat.
Operator sedang bermain golf bareng dua orang pria. Pi Young sama suaminya yang gres tiba nggak sengaja melihatnya.
Ayah dan ibu Sa Hyun berbincang-bincang dengan kolega mereka di restoran. Nggak usang kemudian keluarga Yu Sin tiba dan duduk nggak jauh dari meja orang bau tanah Sa Hyun. Ayaah menyaksikan ibu Yu Sin dan tanpa sadar menghampirinya. Ayah mengonfirmasi apa ia Kim Dongmi yang dahulu tinggal di Jinui-myeon, Yeongi-gun? Putri tunggal Pak Kim Su-gil?
Ibu mengiyakan meski ia masih resah dan menanyakan siapa ayah. Ayah menginformasikan kalo ia putra pemilik peternakan ayam. Samar-samar ibu ingat kalo ayah yakni Pan…Mun Ho. Ayah membenarkan dan merasa kalo Dongmi nggak berubah.
Merasa nggak yummy ada ayah Yu Sin, ibu mengenalkan ayah Sa Hyun ke suami, anak dan menantunya kalo ayah yakni tetangganya di kampung halaman. Ayah Yu Sin pribadi bangun dan menyalaminya.
Kolega ayah Sa Hyun ngasih tahu kalo ia pemilik klub janapada. Ayah Yu Sin menyesalkan alasannya yakni nggak menenteng kartu nama. Ayah Sa Hyun manggil ibu dan mengenalkannya pada mereka.
Hae Ryun pulang dan menanyakan koper nya. Shi Eun yang sedang menuang teh ngasih tahu kalo ada di kamar Hyang Ki. Eh enggak. Di lemari beranda.
Hyang Ki keluar dari kamarnya sambil menenteng paper bag dan meletakkannya di bawah meja. Ia kemudian menyaksikan ayahnya menenteng koper. Ia depresi berat dan bilang pingin bicara.
Keduanya duduk bersama. Ayah sedang berkemas? Tanya Hyang Ki yang pribadi dibutakan sama ayahnya. Hyang Ki menginformasikan kalo ia dan Wu Ram sungguh terguncang sehabis mendengarnya dari Ibu. Ia mengaku nggak ngerti meski telah menjajal untuk berpikir di posisi Ayah. Aku tahu ini urusan antara Ayah dan Ibu. Tapi, menurutku ini nggak benar bagi semua orang di keluarga ini. Kini, banyak orang yang hidup hingga 80 atau 90 tahun. Ayah dan Ibu kini 50 tahun dan telah menikah selama 20 tahun. Mungkin kalian telah kenal selama 30 tahun, namun Wu Ram gres berusia 12 tahun. Kami masih butuh keluarga yang utuh. Kami butuh Ayah dan Ibu. Agar kami sepadan secara emosional.
Ayah prospektif kalo nggak akan ada yang berubah. Ayah masih bertanggung jawab dan mendukung finansial hingga kalian menikah. Kita cuma nggak serumah.
Hyang Ki menyinggung kalo ia dengar Ayah juga ingin bercerai secara resmi.apa sanggup membangun keluarga dengan uang? Keluarga nggak sanggup dibeli dengan uang. Sekalipun kita jatuh miskin dan mesti kelaparan, sekalipun Ayah menganggur dan tak menciptakan uang, kami nggak akan pernah meninggalkanmu. Kami rela makan bubur. Aku dan Wu Ram cuma butuh kalian. Aku pernah mengecewakan Ayah. Ayah telah melarangku, namun saya cobaan masuk lagi ambil jurusan Teater dan Film. Aku akan kerja paruh waktu untuk ongkos masuk kuliah. Aku nggak akan mengecewakan Ayah lagi. Jadi, kumohon Ayah juga jangan mengecewakan kami. Alih-alih kecewa…aku merasa sakit hati dan sedih. Bayangkan perasaan Ibu. Ibu mentraktir gelato favorit Wu Ram dikala makan malam kemarin, namun ia nggak menikmatinya. Bagaimana sanggup kami tanpa Ayah? Bagaimana bisa?
Saat U-ram lahir, Ibu menderita alasannya yakni kesusahan melahirkan. Ayah sungguh senang dan memeluk Wu Ram. Dia putra yang menyibukkan didapat. Dia putra bungsu kesayangan Ayah. Ayah nggak boleh melukai hatinya. Apalagi, kau ayahnya. Aku mohon, Ayah. Tolong tunda hingga Wu Ram seusiaku. Kami akan terima, jikalau dikala itu Ayah nggak berganti pikiran. Kami akan sukarela melepas Ayah. Aku yang hendak bertanggung jawab kepada Ibu hingga ia wafat. Ayah nggak perlu kalut dan sanggup pergi.
Wu Ram ternyata menyimak seluruhnya dari kamarnya. Ia yang nggak sanggup menahannya menghampiri ayah dan membenarkan apa yang kakaknya katakan. Aku juga berpikir begitu. Aku mohon, Ayah. Saat latihan melempar bola dengan Ayah, saya senang dan bahagia. Bersepeda, bersepatu luncur, dan bermain ski. Aku mencar ilmu dari Ayah. Meski Ibu dan Hyang Ki bermanfaat untukku, namun nggak pernah membayangkan akan hidup tanpa Ayah. Aku takut dan benci membayangkannya. Mereka nangis. Begitu juga Shi Eun yang menyimak seluruhnya dari meja makan.
Hyang Ki melanjutkan. Aku bilang bahwa suatu hari nanti akan menikah. Bagaimana jikalau keluarga kita jadi kelemahan dikala saya menikah? Bagaimana dengan saya dan Wu Ram? Seandainya dikala belum lahir kami tahu ini akan terjadi dan sanggup memilih, maka saya nggak ingin lahir selaku putri kalian. Kami lahir alasannya yakni impian kalian. Aku percaya kiprah kalian selaku orang bau tanah kami lebih penting dari kesenangan pribadi kalian.
Wu Ram mengaku setuju.
Hyang Ki minta ayahnya untuk menepati akad yang terucap di hadapan semua orang dikala mereka menikah. Ini permintaanku selaku seorang anak.
Hae Ryun menimbang-nimbang seluruhnya di kamar sedang Shi Eun berada di kamar mandi membersihkan air matanya. Ia berterima kasih pada Tuhan, anak-anaknya, Wu Ram dan Hyang Ki.
Hyang Ki dan Wu Ram memanggilnya. Mereka menampilkan suatu paper bag yang tadi mau disembunyikannya di bawah meja. Itu ia beli dengan Wu Ram. Shi Eun membukanya dan nampak terkejut. Hyang Ki pikir pikir ibunya nggak suka dan bilang kalo itu sanggup ditukat kalo ibu nggak suka. Ia menginformasikan kalo Wu Ram lebih baik darinya. Dia pingin beliin baju bagus buat ibu.
Shi Eun membukanya dan nampak sungguh terharu menyaksikan baju itu. Hyang Ki ngajak adiknya untuk keluar biar ibunya sanggup mencobanya.
Shi Eun menjajal bajunya dan menyaksikan bayangannya di cermin. Ia kemudian menemui anak-anaknya. Mereka merasa kalo ibunya cantik. Shi Eun menanyakan harganya dan mau menggantinya. Hyang Ki menginformasikan kalo harganya nggak mahal. Ia melarang ibu untuk menyimpannya dan sering-seringlah memakainya.
Shi Eun mengiyakan dan berterima kasih pada Mereka, anak-anaknya. Hyang Ki menyampaikan kalo merekalah yang harusnya berterima kasih pada ibu yang telah sungguh mengelola mereka.
Bersambung…