Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 5 Part 1, Silahkan baca daftar full recap yang ada di goresan pena yang ini. Untuk menyimak dongeng dari Episode sebelumnya baca di sini.
Ibu keluar dan nyari bantuan. Dia ngasih tahu kalo suaminya nggak sadarkan diri.
Nggak usang kemudian ambulans datang.
Yu Sin pulang. Dia minta Ji a untuk menyanyikan lagu yang ia nyanyikan pada temannya semi uang. Ji a mengeluhkan orang tuanya yang nggak punya rahasia. Sambil senyum Pi Young ngasih tahu kalo Ji a juga akan begitu sehabis menikah nanti. Dia juga minta Ji a untuk nyanyi. Dia juga pingin dengar.
Ji a mulai menyanyi. Sementara itu kakeknya sedang di dorong di rumah sakit nggak sadarkan diri.
Yu Sin dan Pi Young bertepuk tangan setelahnya. Mereka memuji performa Ji a. Yu Sin merasa kalo pelafalannya bagus. Ia sanggup sukses kalo berupaya keras.
Ibu nelpon Yu Sin dan memberitahu kalo ayahnya nggak sadarkan diri. Yu Sin menyarankan mudah-mudahan dijalankan resusitasi jantung paru. Ibu memberitahu kalo itu sudah dijalankan namun ayah tetap nggak sadarkan diri.
Yu Sin menanyakan di rumah sakit mana? Ibu yang juga nggak tahu mengajukan pertanyaan pada petugas ambulans. Ayah akan dibawa ke RS Pusat Joseon.
Yu Sin kemudian ngasih tahu keterangan itu pada Pi Young. Pi Young bilang mau ikut. Ia akan bersiap dan minta Yu Sin untuk nrmatikan pemanasnya.
Oleh dokter ayah dinyatakan meninggal. Ibu syok dan cuma sanggup nangis sambil meluk mayit ayah. Yu Sin dan Pi Young sampai. Ia meriksa ayah dan benar ayah sudah meninggal. Mereka sama-sama terpukul. Begitu juga dengan Pi Young. Ia menanyakan apa yang terjadi?
Ibu memberitahu kalo di saat menonton film… . Dia sungguh menikmatinya. Ibu bahkan nghak sanggup melanjutkannya. Dia nangis dalam pelukan Yu Sin dan mengeluhkan bagaimana ia sanggup hidup sekarang?
Pi Young memandang ibu yang meluk suaminya dan merasa aneh.
Hye Ryeong menanti Sa Hyun di suatu restoran. Ia teringat apa yang dibilang sama ibu Sa Hyun. Entah lajang atau bercerai, nggak ada lelaki yang sempurna. Mereka semua pernah memacari beberapa orang. Pada akhirnya, kau akan mengencani duda lain. Orang yang sudah kau kenal usang yakni yang paling sesuai untukmu.
Hye Ryeong menghela nafas dan membenarkan kalo keberuntungan berpihak pada orang yang bersabar.
Sa Hyun balasannya sampai. Ia menghampiri Hye Ryeong dan duduk di depannya. Sa Hyun menyaksikan kalo Hye Ryeong ngantuk.
Setelah memesan makanan, Hye Ryeong menyatakan kalo kali ini ia akan melupakannya. Tapi bawa beliau kepadaku. Aku mesti menemuinya langsung. Dan berjanjilah kau akan mengakhirinya. Aku murka alasannya yakni kau berselingkuh. Tapi bisakah minta maaf dengan benar? Terserah saya memaafkan atau enggak. Seharusnya kau mengaku salah. Nggak mau bicara lagi? Nggak sanggup atau nggak mau?
Sa Hyun cuma menunduk. Menurutnya ribuan maaf pun nggak cukup.
Hye Ryeong menyesalkan. Apa kau pernah meminta maaf, meski cuma sekali? Kurasa enggak. Apa saya kurang layak untukmu?
Sa Hyun membantah. Hye Ryeong cukup pantas.
Hye Ryeong merasa nggak habis pikir. Apa semua lelaki hidup menyerupai ini? Tapi ayahmu nggak mengkhianati ibumu.
Sa Hyun menginformasikan kalo mereka bukan pasangan yang mesra. Hye Ryeong membantah dan merasa kalo mereka cukup mesra. Ayahmu cuma susah berekspresi. Yang penting yakni ketulusan. Ikatan yang kuat. Setelah menjalani pernikahan, saya merasa kasih sayang itu lebih penting ketimbang cinta yang manis. Ini sungguh berat. Aku ingin tuntaskan ini kini juga. Tapi saya berubah asumsi alasannya yakni ibumu.
Sa Hyun yang dari tadi menunduk kini memandang Hye Ryeong. Ia merasa kalo kelihatannya ia sudah berdosa. Mungkin saya akan dihukum. Dan hidupmu akan…
Pi Young secara tiba-tiba nelpon Hye Ryeong. Ia mengabarkan kalo ayah mertuanya meninggal. Kita masih punya rekaman siaran, jadi, tak perlu tiba kerja besok. Hye Ryeong mengiyakan dan menanyakan keberadaannya. Pi Young memberitahu kalo beliau di RS Pusat Joseon. Ia menutup telponnya sehabis Hye Ryeong menyodorkan ucapan belasungkawanya.
Hye Ryeong kemudian memberitahu Sa Hyun kalo ayah mertuanya meninggal. Padahal terlihat sehat. Mendadak sekali. Sa Hyun menanyakan meninggal alasannya yakni apa? Hye Ryeong juga nggak tahu pasti. Mungkin kecelakaan.
Makanan mereka datang. Hye Ryeong merasa kalo mereka nggak akan pernah tahu apa yang mau terjadi. Pertama, kita Lalu…
Di rumah ibu teringat di saat ke karaoke sama Dongmi dan suaminya. Saat suami Dongmi menyanyi, Dongmi.mrnghampirinya dan memeluknya. Lah pas giliran ayah Sa Hyun, ibu ingin melakukan hak yang serupa namun ayah malah menolak untuk dipeluk.
Ibu yang merasa kesal memandang tajam ayah yang sedang menonton tv. Ayah berupaya untuk memberi tebakan lucu ke ibu namun ibu sama sekali nggak mau tertawa. Ayah merasa kalo belakangan ibu cuek dan melarangnya untuk mempertimbangkan perkara Sa-hyeon..Memikirkannya tak ada gunanya.
Ibu menanyakan berapa umur istri Pak Shin tahun ini? Ayah menjawab 58 tahun. Ibu kemudian menanyakan kelompok darahnya. Ayah menjawab A. Ibu kemudian mencari di ponselnya. Pantas beliau bersifat feminin.
Ayah berpikir kalo kelompok darah nggak sanggup diabaikan. Ibu juga sungguh lugas. Ibu kesal. Ayah bahkan nggak tahu ulang tahunnya atau tanggal ijab kabul mereka namun sanggup tahu umur Dongmi yang puluhan tahun nggak pernah berjumpa itu?
Ayah memberitahu kalo cuma umurnya. Ibu berkomentar kalo ayah hidup mengkalkulasikan umurnya dalam kerinduan. Ayah membantah. Kerinduan apa? Ia merasa kalo ibu sedang bosan.
Ibu mengungkit di saat Dongmi bernyanyi di karaoke, ayah seakan sedang menyaksikan dewi. Kamu bahkan menangis. Ayah kembali membantah. Lagunya terasa sungguh menyedihkan, jadi, saya berkaca-kaca, bukan menangis. Kenapa bicara begitu?
Ibu menyampaikan kalo ayah mempermalukannya di depan cinta pertamanya. Ayah malah nggak merasa. Kapan? Ibu mengungkit di saat ayah bernyanyi, ia menolak di saat ibu ajak menari. Ayah memberitahu kalo ibu menyerupai mau menerimanya, bukan memeluk.
Ibu membenarkan. Apakah salah jikalau istrimu ini mau memelukmu? Apakah kita tak sanggup menari sekali saja? Kamu bahkan nggak berkedip di saat Dongmi berdansa dengan suaminya. Akan kuingat ekspresimu itu selamanya.
Ayah tetap nggak mau mengakui. Apa yang salah dengan caraku melihatnya? Jika kau merasa kosong, pergilah makan mi. Berhenti menggangguku.
Ibu menanyakan apa dewasa ini ayah cemburu? Kepalamu sakit? Dadamu sakit? Jika cinta pertama hidup enak, kanu cemburu. Kalo enggak, dadamu sakit, dan kepalamu sakit jikalau mereka melajang. Tapi kelihatannya kau nggak pusing alasannya yakni Dongmi hidup yummy bareng suaminya.
Ibu mengambil kotak P3K dan memberikannya pada ayah. Banyak obat pereda nyeri di rumah kita. Ayah jadi merasa kesal sama ibu alasannya yakni beliau berisik. Ibu mengklaim kalo ayah merasa bersalah.
Ayah merasa nggak habis pikir sama ibu. Kamu bersikeras bicara begitu padaku? Ibu mengiyakan. Ia akan terus bicara begitu mulai sekarang. Ayah memintanya untuk menua dengan anggun. Dan sesuaikan dengan umurmu. Ibu balik menasehati ayah kalo ia mesti memperbaiki sikapnya. Jangan bersikap nggak mengenakkan.
Ponsel ibu bunyi. Telpon dari Hye Ryeong. Ibu dah deg-degan aja kirain perkara Sa Hyun. Hye Ryeong ngasih tahu ibu kali ini soal ayah mertua Sa PD-nim. Kabarnya beliau meninggal dunia. Ibu terkejut banget dengarnya. Begitu juga sama ayah. Hye Ryeong mengaku belum tahu dongeng lengkapnya. Jadi, saya kabari Ibu dulu. Jenazah ada di rumah sedih Pusat Medis Sentral Sin.
Ibu kemudian memandang ayah sehabis menutup telpon. Bagaimana ini? Cinta pertamamu menjanda. Nggak ada yang tahu nasib seseorang. Ayah cuma diam. Ibu menanyakan apa yang ia pikirkan. Ayah bilang mempertimbangkan janjkematian Pak Shin. Ibu merasa heran. Kenapa secara tiba-tiba sekali?
Hye Ryeong dan Shi Eun sudah ada di rumah duka. Mereka secara nggak sengaja menyaksikan Seo Ban. Hye Ryeong nggak nyangka. Menurutnya Seo Ban terlihat keren memakai setelan. Shi Eun mengangguk mengiyakan.
Seo Ban memberi penghormatan pada keluarga almarhum (maaf kalo nggak bener istilahnya). Pi Young mengenalkan Seo Ban pada suaminya. Seo Ban menyodorkan sedih citanya dan meminta maaf alasannya yakni nggak sanggup bicara banyak.
Ia bicara dengan Hye Ryeong dan Shi Eun setelahnya. Hye Ryeong memberitahu kalo katanya nggak sadarkan diri di saat menonton film. Film horor? Tanya Seo Ban. Hye Ryeong membantah. Your Spy. Seo Ban menginfirmadi kalo bukankah itu film komedi? Shi Eun membenarkan dan memberitahu kalo jantungnya memang lemah.
Kenapa istrinya terlihat masih sungguh muda? Tanya Hye Ryeong. Shi Eun memberitahu kalo itu kedua. Hye Ryeong menyesalkan, sebaiknya beliau menikahi… . Ia nggak melanjutkannya dan mengikuti Shi Eun meminum minumannya.
Pi Young menghampiri ibu mertuanya yang sedang diinfus dan membawakan bubur. Ia nyuruh ibu untuk makan. Ahjumma sudah membiarkannya. Seenggaknya ibu mesti makan.
Ibu duduk dan menyendok bubur itu. Dia nggak sanggup memakannya. Ibu mengaku masih nggak percaya. Pi Young memperingatkan kalo ayah sedang menyaksikan mereka. Ayah tak sanggup pergi dengan hening jikalau Ibu terlalu sedih. Ibu menyesalkan. Harusnya kami di rumah saja jikalau tahu begini. Aku bahkan tidak punya firasat. Pi Young membenarkan. Mereka juga merasa begitu.
Ibu menyaksikan Ji a yang sedang tidur dan merasa kasihan padanya. Kakeknya sungguh sayang padanya.
Ami yang sedang berlangsung mendapat telpon dari Gabin yang minta ditemani belanja baju besok. Ia mengaku nggak cerdik menegaskan baju alasannya yakni sudah biasa pakai baju untuk pertunjukan. Ami.mengiyakan. ia suka belanja baju dan menyodorkan untuk mengajak Song Won juga.
Gabin setuju. Ia akan mengirimnya pesan. Ia menanyakan apa Ami sedang di rumah? Ami membantah dan memberitahu kalo ia di hotel. Gabin nanya lagi. Sendiri atau bareng seseorang? Ami menjawab sendirian alasannya yakni ia ada rapat.
Wu Ram mengunjungi kamar kakaknya dan menagih kado ulang tahun. Hyang Ki berbaring dan menanyakan apa yang Wu Ram inginkan. Wu Ram pingin anak anjing apa anak kucing.
Hyang Ki nggak bolehin. Wu Ram protes. Kenapa? Kamu juga suka anak anjing, kan? Hyang Ki menerangkan kalo suka dan memeliharanya itu nggak sama. Pasti repot.
Ibu mereka pulang. Keduanya bergegas keluar.
Shi Eun dan keluarganya membicarakan perihal janjkematian pak Shin. Hae Ryun menanyakan usianya dan Shi Eun memberitahu kalo ia meninggal di usia 77. Hae Ryun berpikir untuk melayat juga. Hyang Ki merasa kalo harusnya pergi hari ini.
Shi Eun memberitahu kalo disemayamkan selama lima hari alasannya yakni banyak pelayat. Tapi akan terasa ajaib jikalau melayat terpisah. Aku sudah ke sana, jadi, nggak usah. Wu Ram menanyakan apa Ji a banyak menangis?
Ibu Pi Young menyaksikan keterangan janjkematian ayah Yu Sin di koran. Ia sungguh terkejut.
Ayah dan ibu Sa Hyun mau melayat ibu sudah siap namun ayah terus bercermin. Kenapa berdandan? Tanya ibu. Ayah membantah dan memberitahu kalo ia cuma menekan rambutnya yang mencuat keluar.
Ibu menanyakan bab mana yang mencuat? Ayah nghak menjawab. Ia mengambil ponselnya dan pergi.
Dalam hati ibu jadi lebih kalut alasannya yakni Dong-mi sudah menjanda.
Ayah dan ibu dalam perjalanan. Ayah kalut kalo ada Hye Ryeong di sana. Ibu pikir nggak mungkin ada. Dia sibuk. Ayah mengenang kalo usia kehamilan perempuan itu sudah enam pekan. Apa beliau tak mengidam?
Ibu bilang beliau nggak menanyakannya. Ayah terkenang kalo dahulu ibu mengidam parah. Ibu memberitahu kalo tiap orang berbeda. Ayah nyuruh ibu untuk menanyakannya pada Sa Hyun. Ibu malas. Secara mereka nggak sanggup apa-apa juga. Dalam hati ibu berpikir kalo ayah niscaya memikirkannya alasannya yakni ada pertalian darah.
Ibu Pi Young tiba ke tempat tinggal sedih dan menyodorkan belasungkawanya sambil menggenggam tangan Yu Sin. Pi Young yang berdiri di samping Yu Sin cuma diam.
Ji a datang. Yu Sin mengenalkannya kalo beliau yakni neneknya. Nenek dari ibu. Nenek dari Filipina? Tanya Ji a dan pribadi dibenarkan sama ayahnya. Ji a pribadi mendekat dan memeluk neneknya. Yu Sin nyuruh Ji a untuk mengantarnenrknya makan. Ji a mengiyakan dan menggandeng tangan neneknya.
Di kawasan makan Ji a menyodorkan kerinduannya pada neneknya dan bilang kalo ia suka hadiahnya. Ia merasa kasihan pada Kakek. Ia mengaku sudah merindukannya. Nenek menggenggam tangan Ji a dan membatin kako neneknya ini juga akan secepatnya pergi.
Yu Sin menemui Dongmi dan memberitahu kalo ibu mertuanya datang.
Ji a menanyakan kawasan tinggal neneknya. Ibu memberitahu kalo ia tinggal di akrab Stasiun Gangnam. Ji a menanyakan apa ia boleh ke sana? Ibu mengiyakan dan nyuruh Ji a untuk tiba sama ibunya.
Dongmi tiba bareng ahjumma. Ibu Pi Young menyodorkan belasungkawanya. Mereka duduk. Ibu menyampaikan kalo janjkematian secara tiba-tiba memang sudah sering terjadi, namun nggak nyangka terjadi padanya. Ibu Pi Young berpikir kalo usia nggak menegaskan kematian. Tapi kenapa dia…
Dongmi yang merasa lemas minta diambilkan air. Ibu Pi Young mengambilkannya dan memberikannya pada ibu. Ia berpesan mudah-mudahan Dongmi jangan kehilangan semangat hidup. Kamu mesti tabah menghadapi ini. Dongmi menggeleng. Ia nggak percaya kalo ia bisa.
Ji a minta Dongmi untuk tinggal bersamanya. Dongmi cuma menatapnya dengan memaksa untuk tersenyum meski pedih.
Wu Ram yang berada di dalam bus mengirim pesan pada Ji a. Semoga kakekmu beristirahat dengan tenang. Ji a, semangat. Jangan terlalu sedih.
Ayah dan ibu Sa Hyun hingga di rumah sedih dan menyodorkan penghormatan. Ayah mengaku kasih susah untuk percaya. Sebelumnya mereka makan bareng dengan istrinya beberapa hari lalu. Ibu berpesan pada mereka mudah-mudahan bertahan walau terasa berat.
Pi Young berterima kasih pada mereka alasannya yakni sudah jauh-jauh datang. Ayah menanyakan kondisi ibu Yu Sin. Yu Sin memberitahu kalo ibunya masih sungguh terguncang. Ibu membenarkan. Secara kasih sayang mereka berdua sungguh istimewa. Pi Young meminta mereka untuk makan dahulu sebelum pergi.
Ibu menyayangkan orang kelihatannya meninggal. Sifat dan perawakannya itu… . Ia merasa kalo orang baik senantiasa diundang lebih dulu. Ayah malah tersinggung. Maksudmu saya bukan orang baik?
Kamu pikir kau lelaki macam apa? Tanya ibu. Ayah menjawab kalo ia yakni lelaki sejati. Ibu cuma tersenyum menanggapinya. Membuat ayah kian tersinggung. Kamu meledekku? Ibu membantah. Ayah menanyakan kenapa ibu tertawa? Ibu nggak mau bilang. Pria sejati itu…
Dongmi tiba bareng Pi Young dan ahjumma. Mereka meninggalkannya bareng ayah dan ibu Sa Hyun dan mempersilakan mereka untuk mengobrol.
Ibu menyodorkan rasa sedih citanya. Ayah menyaksikan kalo muka Dongmi kacau. Ia menasehati mudah-mudahan Dongmi makan meski masih merasa sulit. Dongmi mengonfirmasi kalo mereka sengaja tiba ke sana? Ayah membenarkan. Ibu mengaku sudah dengar ceritanya. Syukurlah Pak Shin pergi tanpa rasa sakit. Kamu boleh merasa lega.
Dongmi memberitahu kalo beliau meninggal di saat tertawa. Saat menonton film komedi. Ibu pikir jantungnya memang sudah lemah. Dongmi membenarkan. Ayah menyerupai nggak nyangka kalo tertawa berlebihan juga nggak baik untuk jantung? Ia merasa mesti berhati-hati. Tapi kurasa saya pernah dengar bahwa hal yang terlalu mengasyikkan atau mengenaskan nggak baik untuk jantung. Kata Dokter Cho.
Ibu mengaku nggak tahu. Nggak pernah dengar. Ayah menyodorkan akan mengirimi Dongmi obat mudah-mudahan sanggup pulih. Ia kenal dokter yang luar biasa meracik obat. Dongmi malah bilang nggak ingin hidup lebih lama. Ayah pribadi menegurnya. Bicara apa kamu?
Gabin sedang bareng Song Won dan Ami. Ami mengaku bahagia alasannya yakni di Korea banyak baju bagus. Song Won menyertakan kalo baju Korea punya rincian bagus. Ami kemudian menyaksikan baju yang kelihatannya cocok dengan Gabin.
Karyawan toko mengerti Gabin. Dan ternyata ia yakni penggemar Gabin. Nggak percaya sanggup ketemu.
Jenazah ayah Yu Sin dipindahkan dari rumah duka. Dongmi, Pi Young sama Ji a nangis.
Hye Ryeong pulang. Sepertinya beliau mabuk. Ia mencari Sa Hyun di ruang kerjanya namun nggak ada. Sa Hyun sendiri habis mandi. Hye Ryeong tahu-tahu membuka pintu kamar mandi di saat ia cuman andukan. Kamu mengagetkanku. Hye Ryeong cuma tersenyum. Kenapa terkejut? Aku orang lain bagimu? Kamu terkejut alasannya yakni merasa bersalah, kan?
Kamu mabuk di saat masih sore? Tanya Sa Hyun. Ia berlangsung melewatinya dan mengambil baju ganti. Kamu minum di saat perut kosong? Tanyanya lagi.
Hye Ryeong nggak nyangka Sa Hyun mencemaskannya. Sa Hyun pikir perut Hye Ryeong niscaya nggak enak. Ia kan buatkan air madu. Hye Ryeong melarangnya untuk mengalihkan pembicaraan. Kamu berupaya baik padaku? Bagaimana caranya?
Sa Hyun yang sudah berpakaian mengunjungi Hye Ryeong di kamar dan membawakannya air madu. Dia nyuruh Hye Ryeong untuk meminumnya. Hye Ryeong menanyakan apa Sa Hyun ingin punya anak? Aku menyerah. Akan kuberikan. Mari punya anak. Sa Hyun cuma diam.
Kamu nggak senang? Tanya Hye Ryeong. Sa Hyun menaruh baju tidur Hye Ryeong di atas kawasan tidur. Hye Ryeong menepuk kasur dan nyuruh Sa Hyun untuk berbaring. Sa Hyun cuma membisu sehingga Hye Ryeong mengulanginya lagi. Ia mengungkit gimana Sa Hyun memperlakukannya di saat kali pertama ia mabuk. Kamu nggak ingat? Kamu membelikan saya obat, menepuk punggungku, memeluk dan mengantarku. Tapi kini, kau mau saya mengubah bajuku sendiri? Aku Boo Hye Ryeong. Kamu nggak tahu?
Sa Hyun mengaku tahu. Hye Ryeong mengonfirmasi kalo Sa Hyun nggak mencicipi hal yang serupa menyerupai dahulu? Begitu? Sa Hyun membuka kancing baju tidur Hye Ryeong. Ia mengaku sama sekali nggak menyangka. Hye Ryeong meminta Sa Hyun untuk bicara yang jelas. Sa Hyun melanjurkan kalo ia nggak mengira kalo perasaannya akan berubah begini.
Lalu saya mesti bagaimana? Tanya Hye Ryeong. Ayo, punya anak. Aku nggak sanggup memaafkanmu di saat sadar. Sa Hyun meletakkannya dan memindahkan Hye Ryeong ke atas kasur. Dia mau mengubah pakaiannya namun Hye Ryeong malah memeluknya dan nggak mau melepaskannya.
Sa Hyun menolak. Ia bangun dan nyuruh Hye Ryeong untuk mengubah bajunya sendiri. Hye Ryeong murka dan menampar muka Sa Hyun. Sa Hyun cuma menghela nafas. Pikirmu sanggup memukulku sesukamu? Bicaralah, jangan memukul. Pintanya.
Hye Ryeong cuma tersenyum sinis. Kamu menduakan dengan bicara? Apakah kau memacarinya cuma dengan perkataan dan nggak tidur bersama? Hye Ryeong menawan baju Sa Hyun dan memaksanya untuk melepasnya.
Sa Hyun menolak dan memintanya untuk jangan begitu. Hye Ryeong menanyakan tujuannya dan mengingatkan kalo mereka suami dan istri. Sudah berapa kali ibumu menyarankan punya anak. Akan kuberikan kau seorang anak laki-laki.
Sa Hyun menegur Hye Ryeong dan menjauh. Ia mengaku nggak sanggup mengakhirinya. Hye Ryeong berpikir kalo Sa Hyun nggak sanggup mengakhirinya dengannya. Sa Hyun cuma diam. Hye Ryeong merasa nggak habis pikir. Kanu sanggup mengakhirinya denganku, namun nggak dengan perempuan itu? Tidak bisa? Meskipun saya punya anak?
Sa Hyun balasannya ngasih tahu kalo beliau hamil. Hye Ryeong syok dan menanyakan sudah berapa lama? 6 pekan, jawab Sa Hyun. Hye Ryeong merasa nggak percaya. Dia minta Sa Hyun untuk membawanya berjumpa dengan perempuan itu. Ia ingin mendengarnya darinya.
Sa Hyun keluar untuk mengambil foto USG dan menunjukkannya pada Hye Ryeong. Ia meminta maaf dan bilang akan hidup menanggung dosa. Hye Ryeong melihatnya sekilas dan menghujat Sa Hyun. Sa Hyun nggak bilang apa-apa dan keluar.
Bersambung…
