Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 5 Part 2,Kamu juga sanggup mengenali full daftarnya di goresan pena yang ini. Kalaupun mencari bab pertama Episode sebelumnya baca di sini.
Dongmi yang bareng dengan Yu Sin dan keluarganya secara tiba-tiba bangkit. Dia mau ke toilet. Pi Young mau melarangnya tetapi Dongmi menolak. Yu Sin nampak mencemaskannya. Pi Young menyampaikan minumannya dan menyuruhnya untuk meminumnya.
Yu Sin meminumnya sedikit. Ia kemudian nyuruh Pi Young untuk pulang dengan kendaraan beroda empat Pak Kim. Ia akan mengirim ibu pulang. Pi Young menolak. Saat menyerupai ini, kita pergi bersama. Ji a menguap. Yu Sin menampilkan kalo Ji a sudah mengantuk.
Pi Young merasa nggak apa-apa. Mengantar Ibu tak hingga melalui tengah malam. Ini sanggup jadi pembelajaran Ji a. Yu Sin mengangguk setuju.
Di toilet Dongmi menegaskan kalo nggak ada orang lain lagi di sana. Mendadak beliau menjadi kuar. Ia memandang parasnya di cermin kemudian mencuci tangannya.
Seseorang secara tiba-tiba masuk. Dongmi berpura-pura lemas dan nyaris jatuh. Orang itu mendekat dan menolongnya. Hmm… Ibu ruri berparas dua ternyata😅
Yu Sin sekeluarga mengirim Dongmi pulang. Sepanjang perjalanan Yu Sin terus melirik ke arah ibu tirinya. Pi Young kayak nggak tenteram lihatnya.
Nggak usang kemudian mereka sampai. Pi Young menolong ibu mertuanya turun dari mobil. Yu Sin juga membantu. Dongmi eksklusif menjatuhkan diri dalam pelukannya. Ji a bilang kalo beliau pingin buang air kecil. Pi Young mengiyakan.
Mereka hingga di dalam. Yu Sin mendudukkan Dongmi dan menanyakan mau minum sesuatu? Domgmi minta air hangat. Ahjumma eksklusif pergi dan mengambilkan.
Yu Sin menanyakan ke ibunya apa sanggup tidur sendirian? Dongmi mengaku nggak tahu. Pi Young menyampaikan untuk menemaninya tetapi Dongmi menolak dan nyuruh mereka untuk pulang.
Di rumah ayah teringat Dongmi di saat di pemakaman tadi. Wajahnya nampak pucat dan tubuhnya lemas. Ibu merasa kalo kelihatannya ayah menimbang-nimbang Dongmi. Ayah membenarkan. Apa kau akan duka menyerupai itu jikalau saya meninggal?
Tergantung perlakuanmu. Jawab ibu. Bersikaplah baik jikalau ingin saya sedih. Ayah menanyakan apa ia pernah salah pada ibu? Ibu malah nanya balik. Kamu pernah baik padaku? Katakan. Apa kau ingat tanggal ulang tahunku?
Ayah menanggapinya sinis. Kamu kira saya cuma bermain dan menganggur di rumah? Sangat bikin kecapekan mengurus kawasan golf. Aku nggak punya waktu.
Ibu memperingatkan ayah mudah-mudahan jangan berani mengantarkan obat terhadap Dongmi. Ayah malah menantang ibu. Atau apa? Memangnya kenapa kalau saya mengantarkan obat? Aku pakai uangku sendiri. Ibu menanyakan pernahkah ayah laksanakan itu untuknya? Ayah membantah alasannya merupakan ibu sehat bugar menyerupai itu.
Ibu memberitahu kalo itu alasannya merupakan ia nggak menunjukkannya. Ia juga nyeri dan sakit. Ayah malah nyuruh ibu untuk mendapat obatnya sendiri. Ibu kesal dan melempar ayah pakai bantalnya. Kalo hingga kau berikan beliau obat, lihat saja akibatnya. Aku akan menggugat cerai mudah-mudahan kau sanggup tinggal dengan Dongmi.
Ayah merasa kalo itu nggak masuk akal. Ibu menyampaikan kalo itulah maksudnya. Apa masuk nalar meracik obat untuk perempuan lain? Saat istri sendiri mengawasimu? Ayah menekankan kalo ia cuma mengasihaninya. Dia gres ditinggal suaminya. Kehilangan suami secara tiba-tiba. Dia sedang kesulitan.
Ibu meremehkan kalo itu nggak akan menjadikannya hingga meninggal dunia. Kalau begitu saja meninggal, saya sudah meninggal berkali-kali. Sebulan saya nggak sanggup bangun sehabis melahirkan Sa Hyun. Saat tulang keringmu retak selagi naik motor, saya memandikanmu selama dua bulan. Aku juga nggak sanggup makan alasannya merupakan tanganku digips. Kanu lupa?
Ayah merasa heran dengan cara bicara ibu? Kamu orang Seoul. Ibu mengaku terpengaruh alasannya merupakan separuh hidupnya bareng lelaki kampungan. Ayah nggak terima. Pria kampungan? Ibu membenarkan. Berkat Kota Semyeong dan tanah ayahmu kau sanggup menjadi pimpinan. Kalau enggak, kanu niscaya menjadi petani seumur hidup.
Ayah sesumbar kalo ia lulusan Sekolah Menengan Atas di Seoul.
Ponsel ayah bunyi. Dari Hye Ryeong. Gimana? Ibu memerintahkan ayah untuk menjawabnya. Hye Ryeong ngasih tahu ayah kalo besok mereka ke sana. Bersama Sa-hyeon? Tanya ayah. Hye Ryeong mengiyakan. Ia mengucapkan selamat malam kemudian menutup telponnya.
Ayah kemudian ngasih tahu ibu kalo besok mereka ke sini. Dia nyuruh ibu untuk nelpon Sa Hyun. Tanya ada urusan apa. Ibu nggak mau. Bagaimana kalau mereka sedang bersama?
Pi Young sedang bareng ibu di kamarnya. Ia minta ibu untuk mengubah baju. Ibu berdiri dan mau mengambil baju ganti. Tahu-tahu ia jatuh dan nangis. Yu Sin masuk bareng Ji a. Ibu eksklusif bersandar pada Yu Sin yang duduk di sampingnya. Aku sudah merawatnya. Kuberikan kuliner sehat dan berenang dengannya setiap pagi. Kalian tahu, kan? Aku sudah berusaha. Nggak ada gunanya saya berupaya keras. Bagaimana saya sanggup hidup?
Ji a jadi ikut nangis. Ia minta neneknya mudah-mudahan jangan menangis. Nanti Kakek sedih. Ibu menepuk dada Yu Sin sambil mengeluhkan mesti gimana?
Pi Young keluar. Ahjumma menanyakan apa ia butuh sesuatu? Pi Young membantah.
Pi Young masuk lagi. Ia nyuruh Yu Sin untuk mengirim Ji a pulang. Ia yang hendak menemani Ibu. Ibu melarang dan nyuruh mereka untuk pulang. Ayahmu niscaya menjagaku.
Shi Eun sama anak-anaknya habis menonton film. Wu Ram pamit mau ke toilet dulu. Hyang Ki menanyakan kalo ayah menonton film ini sendirian? Shi Eun memberitahu kalo itu untuk mendinginkan kepalanya. Hyang Ki berpikir kalo itu bukan selera Ayah. Selera berubah sehabis menua? Jangan-jangan Ayah kini menjadi feminin?
Sementara itu Hae Ryun yang berada di kamar tidur sedang telponan. Sedang apa? Aku juga… sendirian. Haruskah saya ke sana? Aku sanggup pergi. Hmm..telponan sama siapa ya????🤔🤔🤔
Yu Sin, Pi Young dan Ji a hingga rumah.
Dongmi sendirian di kamarnya. Ia memandang foto mendiang suaminya di atas meja. Jangan membenciku. Berkat aku, bertahun-tahun ini kau hidup bahagia.
Ia kemudian berdiri dan membuka tirai jendela. Ia memandang bulan yang perlahan tertutupi awan. Ia menjamah tubuhnya dan mengaku nggak bersalah. Lagi pula, beliau akan secepatnya meninggal. Aku sudah melaksanakan yang terbaik. Ia kemudian tertawa sambil menari. Ih dah g#la apa?
Sa Hyun terbangun alasannya merupakan bunyi alarm. Sudah jam 7 pagi. Hye Ryeong membuka pintu dan menyuruhnya untuk ganti baju. Ternyata Sa Hyun tidur di ruang kerjanya.
Mereka kemudian dalam perjalanan ke tempat tinggal orang bau tanah Sa Hyun. Nggak usang kemudian mereka sampai. Ibu berbasa-basi menanyakan apa mereka sudah sarapan? Hye Ryeong menekankan kalo bukan waktunya menimbang-nimbang itu. Wanita selingkuhan orang ini sedang hamil.
Ayah dan ibu cuma diam. Hye Ryeong pikir mereka sudah tahu. Ibu membantah. Sa Hyun protes. Apa maksudmu perempuan selingkuhan? Hye Ryeong menatapnya geram. Terus apa? “Simpanan”? Atau beri tahu namanya. Atau “Nonhyeon-dong”, menyerupai yang kau simpan di ponselmu?
Ibu membatin kalo ananya sungguh-sungguh ketakutan.
Hye Ryeong melanjutkan kalo sudah enam pekan. Dia menampilkan foto USG juga, seolah itu medali. Ayah dan ibu cuma membisu menyerupai yang Sa Hyun minta tempo hari. Hye Ryeong menanyakan apa mereka nggak terkejut? Ibu memberitahu kalo mereka pasti terkejut. Jantungku di saat ini berdegup kencang. Hye Ryeong mengungkit kalo sejak permulaan mereka menghendaki cucu, kan? Ayah nggak berbuat apa-apa? Ayah senang?
Ayah menghujat Sa Hyun. Dasar b#jingan. Ibu membantah. Dia bukan b#jingan. Hanya kurang ajar. Ibu kemudian memakinya. Dasar kurang ajar.
Ayah menunjuk Sa Hyun dan menanyakan nggak ada yang ia lakukan? Hye Ryeong melanjutkan kalo selain eksistensi Nonhyeon-dong, apa kalian nggak ingin tahu di rahim perempuan macam apa cucu kalian? Bagaimana perasaan kalian? Ibu merasa kalo itu nggak penting. Perasaan kami tak penting.
Hye Ryeong menanyakan apa mereka senang? Tolong jawab dengan jujur. Ibu menginformasikan kalo bukan senang, tetapi terheran-heran. Apa kami yang berselingkuh? Kenapa kau menyerang kami? Hye Ryeong nenegaskan kalo ia bukan menyerang. Aku perlu tahu fikiran dan persepsi kalian.
Ibu menanyakan apa pentingnya pemikiran kami? Hye Ryeong memberitahu kalo Sa Hyun memintanya bercerai alasannya merupakan nggak ada cara lain. Apa kalian sepemikiran? Apa saya mesti mundur? Ibu melarang. Kenapa kau mesti mundur? Sa Hyun eksklusif memandang ibu alasannya merupakan itu bukan perilaku yang mereka sepakati.
Hye Ryeong mennayakan apa yang Sa Hyun mau sekarang? Ia bahkan membentaknya. Kenapa menyaksikan Ibu? Dih saya kaget. Ayah menanyakan bagaimana dengan bayi itu?
Lah, malah ibu yang menjawab. Mau bagaimana lagi? Bayi itu makhluk bernyawa. Sa Hyun menegaskan kalo ia nggak akan berubah pikiran. Hye Ryeong memandang ayah dan ibu dan meminta mereka untuk menyampaikan pemikiran mereka. Bagaimana?
Ibu bilang akan memikirkannya. Sa Hyun menanyakan apa Hye Ryeong akan menuruti mereka? Sa Hyun menanyakan apa mesti ia akhiri menyerupai di saat Sa Hyun mengajaknya menikah? Sa Hyun mau mengumumkan perasaannya tetapi Hye Ryeong memotong. Bagaimana perasaanku? Tanyanya. Apa perasaanku nggak penting? Bagaimana kalian bertemu?
Sa Hyun menjawabnya sambil menunduk. Saat menjalani hidup menyerupai biasa…
Jangan bohong! Bentak Hye Ryeong. Sa Hyun meyakinkannya masih sambil nunjuk. Sungguh.
Mendadak ayah merasa sakit kepala. Tekanan darahku sedang tak bagus. Ibu menghampiri ayah dan nyuruh Sa Hyun sama Hye Ryeong untuk pulang. Mereka akan memikirkannya. Ibu kemudian menyampaikan untuk mengambilkan obat ayah. Ayah merasa kalo ity nggak akan cukup.
Ibu menolong ayah untuk berdiri dan pergi dari sana. Dia nyuruh ayah untuk berbaring dan besok mereka ke andal akupunktur. Sebelum pergi ibu nyuruh mereka untuk sarapan dahulu gres pulang.
Pi Young nelpon ahjumma di kawasan ibu dan menanyakan apa ibu sudah makan? Ahjumma mengiyakan. Pi Young menanyakan berapa banyak? Semangkuk sarat dan lauknya. Jawab ahjumma. Pi Young lega dengarnya.
Terdengar bunyi bel pintu. Ahjumma ngasih tahu kalo putranya datang. Pi Young sedikit terkejut. Suamiku? Ahjumma mengiyakan.
Ahjumma mengumumkan kedatangan Yu Sin pada ibu. Putramu datang. Ibu eksklusif mengikat kepalanya dan berlagak lemas.
Sakit kepala? Tanya Yu Sin kemudian duduk di tepi kawasan tidur. Ibu mengaku cuma terasa berat. Yu Sin melarangnya untuk menangis terus. Ia mengaku cemas. Ibu menanyakan apa Pi Young juga datang?
Yu Sin membantah dan memberitahu kalo beliau di rumah. Ibu berkata kalo Yu Sin nggak perlu merawatnya lagi. Aku baik-baik saja sendiri. Yu Sin mengajaknya keluar.
“Ke mana?”
“Kita cari udara segar. Nggak baik kau tetap begini.”
Ibu nggak tahu mesti pakai baju apa? Aku nggak terpikir soal baju. Yu Sin menyuruhnya untuk memakai baju yang nyaman.
Dan sehabis Yu Sin keluar, ibu semangat banget turun dari kawasan tidur. Ia melepas ikat kepalanya kemudian menegaskan baju. Hhh si ibu nih…
🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Yu Sin membukakan pintu kendaraan beroda empat untuk ibu kemudian menyalakan musik. Ih ibu mencurigakan banget deh.
Di rumah Pi Young nampak ragu dengan ponselnya.
Sa Hyun dan Hye Ryeong dalam perjalanan pulang. Sa Hyun nggak berani ngomong dan cuma menyetir.
Di rumah ayah sama ibu lagi membicarakan mereka. Ibu pikir dengan sifat Hye Ryeong itu, harusnya beliau akan murka dan eksklusif meminta cerai. Ayah membenarkan. Ibu nggak tahu suasana macam apa ini. Nggak ada jawabannya. Kalau terus mengulur waktu, perutnya akan membesar. Sembilan bulan itu cepat. Mungkin kita nggak akan sanggup menyaksikan wajahnya.
Ayah protes. Bagaimana sanggup begitu? Lihat sekilas pun nggak papa. Ibu menanyakan bagaimana jikalau keluarganya melarang? Ayah pikir itu mustahil. Ibu merasa kalo mereka niscaya mengijinkan jikalau kita biarkan mereka menikah. Kalo sudah begini, Hye Ryeong akan… . Benar, kan?
Ayah pikir orang menyerupai ibu juga akan meminta cerai. Menurut ibu Hye Ryeong nggak punya pilihan lain. Sa Hyun nggak mencintainya lagi. Ayah mengingatkan kalo mereka nggak tahu apa yang hendak terjadi nanti. Ibu nggak peduli. Bagaimanapun, kita mesti lihat tampang anak itu. Benar, kan?
Ayah nyuruh ibu untuk melaksanakan sesuatu. Ibu nggak mau san nyuruh ayah saja. Ayah merasa nggak sanggup apa-apa. Ibu meyakinkan kalo Hye Ryeong akan menyimak ayah secara ia merupakan ayah mertuanya. Ayah mengaku tak bisa.
Yu Sin sudah berada di suatu kedai makanan bareng dengan ibu (tirinya). Ibu memberitahu kalo ini kali pertamanya ke sana. Yu Sin heran dengarnya. Ayah tega sekali. Ibu ngasih tahu kalo ayah senang berada di rumah.
Yu Sin menggenggam tangan ibu dan menyuruhnya untuk bersemangat. Kamu nggak sendiri. Ada aku, Ji a, dan Pi Young. Ayah sudah cukup hidup bahagia. Kita mesti hidup mensyukuri itu.
Di seberang ada seorang perempuan berbaju merah yang menyaksikan mereka.
Yu Sin menasehati mudah-mudahan ibu jangan di rumah saja. Pergi dan belajarlah sesuatu di sentra kebudayaan. Bersosialisasi dengan orang lain. Ibu mengaku nggak percaya diri. Yu Sin memberitahu kalo mengawali itu separuh perjalanan. Kamu nggak punya sobat dekat? Ibu menggeleng. Nggak ada. Ayahmu…nggak suka saya bepergian dengan orang lain.
Yu Sin menyampaikan kalo sementara ia sanggup menemaninya. Aku akan mentraktirmu kuliner yummy mengambil alih Ayah. Ibu mengaku sudah merasa lebih baik alasannya merupakan keluar menyerupai ini. Yu Sin pikir ibu niscaya syok. Kini bergantunglah padaku. Meskipun saya nggak sebaik Ayah. Ibu merasa mesti melakukannya. Dengan begitu, saya sanggup bertahan. Yu Sin mengangguk mengiyakan.
Hae Ryun keluar dari kamarnya. Dia duduk di sebelah Wu Ram dan membaca koran. Wu Ram menyampaikan untuk memijat. Hae Ryun mengiyakan dan menyampaikan kakinya. Hyang Ki menyampaikan ayahnya untuk menyimak lagu. Hae Ryun menolak.
Wu Ram berbasa-basi menyinggung kalo temannya belum pernah bermalam di sini. Boleh kulakukan? Hyang Ki merasa sudah menduga. Kamu ingin sanggup izin, kan? Nggak boleh. Wu Ram memprotes, memang kau siapa? Hyang Ki mengingatkan kalo ia kakaknya. Ia minta pada ayahnya mudah-mudahan jangan mengizinkan.
Wu Ram meminta kakaknya mudah-mudahan jangan ikut campur. Temanmu juga sering menginap. Hyang Ki memberitahu kalo cuma Jae in. Kalau kau bergerombol. Berisik. Nggak boleh. Wu Ram memberitahu kalo cuma empat orang. Ia memohon pada ayahnya mudah-mudahan dibolehin dan prospektif kalo mereka akan main dengan tenang.
Hyang Ki nggak baiklah dan menghipnotis ayahnya kalo mereka nggak akan sanggup tidur. Wu Ram kembali prospektif kalo mereka nggak akan berisik. Kami akan berbincang-bincang secara perlahan-lahan di kamarku.
Lalu, makanannya? Apa Ibu seorang ibu rumah tangga? Tanya Hyang Ki. Wu Ram nyuruh Hyang Ki untuk menolong ibu. Hyang Ki menolak. Kamu pikir saya nggak sibuk? Ada antisipasi cobaan universitas. Wu Ram menyarankan mudah-mudahan kakaknya bermalam di rumah Jae in saja. Hyang Ki nggak mau dengan argumentasi nggak sanggup tidur di kawasan lain.
Wu Ram menyerupai nggak peduli. Itu masalahmu. Hyang Ki ikut-ikutan. Temanmu mau bermalam juga masalahmu sendiri.
Shi Eun tiba menenteng busana untuk dijemur. Kenapa kalian berdebat? Tanyanya. Hyang Ki memberitahu kalo teman-temannya Wu Ram mau menginap.
Wu Ram memberitahu kalo ayah mengizinkan.
Gabin, Song Won dan Ami akan makan bareng. Mereka punya banyak kesamaan. Mereka sama-sama nggak minum bir, kopi, dan merokok. Tinggal terpisah dari keluarga. Pekerja lepas. Lebih sempurna “sesekali menganggur.” Ami membantah. Ialah yang menganggur.
Gabin beropini kalo sudah tidak mengecewakan untuk seusia Ami. Aku hidup sulit di saat umur 20-an. Ami kayak nggak percaya. Benarkah? Kamu hidup susah? Gabin mengaku nggak akan bertahan dan mengalah kalo bukan alasannya merupakan orang tuanya. Keluargaku bermasalah.
Ami berpikir kalo kini Gabin anak berbakti. Gabin merasa nggak menyampaikan banyak hal. Song Won pikir itu alasannya merupakan mereka tinggal di negara lain.
Ibu Pi Young mau membersihkan rumah. Mendadak ia merasa kesakitan kemudian meminum obat. Ibu nangis ingat anaknya. Pi-young, dalam waktu dekat ibu juga akan pergi, menyerupai ayah mertuamu. Keinginan terakhir ibu merupakan berbaikan denganmu. Lalu Ji-a…Ibu ingin mengolah masakan kuliner yummy untuknya.
Pi Young memasukkan kuliner ke dalam wadah. Ia kemudian mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada suaminya. Yu Sin sendiri sedang berjalan-jalan bareng Dongmi. Ia membaca pesan Pi Young dan menginformasikan ibu kalo Pi Young menyarankan ibu tiba untuk makan malam.
Ibu mengaku masih nggak berselera. Ia merasa nggak sanggup makan. Nggak lapar. Yu Sin mengangguk paham. Ia kemudian membalas pesan Pi Young. Katanya beliau nggak lapar. Makanlah bareng Ji-a.
Di rumah Pi Young menyerupai merasa kecewa membacanya.
Yu Sin menyampaikan untuk makan kuliner ala Sichuan? Masakan jepang? Ibu merasa kalo kuliner Jepang sederhana dan enak.
Pi Young mematikan lampu kamar Ji a. Yu Sin pulang. Sudah makan malam? Tanya Pi Young. Yu Sin mengangguk. Sudah. Ia kemudian menanyakan Ji a sudah tidur?
Hyang Ki membawakan kuliner untuk Wu Ram di kamarnya. Ia memberitahu kalo ibu nggak sanggup masak alasannya merupakan kompornya rusak. Wu Ram heran. Ini sarapan? Kita nggak punya penanak nasi listrik? Hyang Ki mengiyakan dan menyuruhnya untuk makan saja itu untuk hari ini.
Wu Ram protes kalo itu dingin. Ia mau kuliner hangat untuk sarapan. Dan minta Hyang Ki untuk membiarkannya roti panggang. Hyang Ki nyuruh Wu Ram untuk menyampaikan itu terhadap istrinya nanti. Istrimu niscaya suka. Wu Ram menyampaikan kalo ia nggak begitu kalau sudah menikah.
Hyang Ki memerintahkan adiknya untuk menjadikannya sendiri. Lah Wu Ram nggak tahu caranya. Hyang Ki gedheg. Nggak punya mata dan tangan? Masukkan saja ke pemanggang roti.
Ayah Sa Hyun nelpon pak dokter oriental. Ia menginformasikan kalo sobat di kampung halamannya mengalami hal yang buruk. Dia sungguh hancur. Bisakah kau racik sesuatu tanpa kunjungannya? Obat oriental.
Pak Dokter mengiyakan. Ayah minta dibuatkan dengan materi terbaik untuk sepuluh hari. Pak Dokter mengiyakan. Ayah menyertakan kalo istrinya mungkin menelepon. Ayah minta mudah-mudahan pak dokter jangan dongeng kepadanya. Aku letih menjelaskannya. Pak Dokter mengiyakan.
Ayah menanyakan kapan sanggup selesai? Pak Dokter menjawab besok malam.
Shi Eun mengunjungi kawasan kerja Hae Ryun. Kebetulan penduduknya gres mau kembali. Nggak umumnya kau ke sini. Shi Eun menampilkan apa yang dibawanya. Makan siangmu.
Keduanya masuk ke ruangan Hae Ryun. Hae Ryun sedikit heran. Bisa dikemas pada jam ini? Sambil merencanakan kuliner Shi Eun memberitahu kalo ia minta dibuatkan khusus di kantin langganan kantor. Shi Eun nyuruh untuk memanaskan kuliner di microwave. Hae Ryun mengiyakan.
Secara nggak sengaja Shi Eun menyaksikan kemasan obat suaminya. Kamu minum obat oriental? Hae Ryun mengiyakan. Shi Eun mengajukan pertanyaan kenapa? Kamu nggak sehat? Hae Ryun mengaku nggak papa. Ia menyaksikan jam dinding dan minta Shi Eun untuk secepatnya pergi.
Shi Eun minta Hae Ryun untuk menyampaikan sejujurnya. Hae Ryun mengaku cuma ingin memajukan imunitasnya. Shi Eun membaca goresan pena di tas obat itu. KLINIK ORIENTAL THE LIA.
Hae Ryun memperingatkan kalo Shi Eun sanggup terjebak macet nanti. Shi Eun mengambil tasnya dan minta bicara lagi nanti. Hae Ryun merasa kalo nggak ada yang perlu dibicarakan. Shi Eun pamit. Hae Ryun mengiyakan dan berterima kasih atas makan siangnya. Ia memberitahu kalo hari ini ia pulang telat.
Di ruang siaran. Lagu berikutnya merupakan “Obvious Story” oleh Viagem. Hye Ryeong kemudian mengambil ponselnya.
Kalian mengadakan upacara janjkematian ke-49 hari? Tanya Seo Ban ke Pi Young. Pi Young mengiyakan. Di kuil mana? Tanya Seo Ban lagi.
Kuil Ui. Hari Senin juga akan memberitakan rekaman. Seo Ban mengangguk paham.
Sa Hyun sedang makan siang di ruangannya. Hye Ryeong nelpon. Ih Hye Ryeong biarpun benci tetapi nama Sa Hyun di ponselnya masih suami. Sedang makan siang? Tanya Hye Ryeong. Sa Hyun memberitahu kalo sudah habis.
Makan apa? Tanya Hye Ryeong. Ih beliau ngomongnya sambil senyum.
Roti lapis.
Enak? Kamu menikmatinya?
Kamu sedang siaran?
Berselingkuh membuatmu berselera makan?
Sa Hyun menanyakan kenapa menelepon? Hye Ryeong merasa nggak habis pikir. Kamu tanya kenapa? Aku ingin mencacimu, B#r#ngsek. Kalo dipikir-pikir, kau pecundang. Kamu masih sanggup makan roti lapis sekarang? Kamu nggak pernah melupakan waktu makan sehabis mencabik hatiku? Aku nggak akan menceraikanmu. Enggak bisa. Kenapa mesti saya yang menjadi janda? Kamu tuai saja benih yang kau tanam.
Sa Hyun mengaku nggak punya pilihan lain. Hye Ryeong mengingatkan kalo Sa Hyun sudah mengucapkan kesepakatan nikah dengannya. Kau ingin saya main drum di saat kau berusia 60 tahun. Akan kukabulkan.
Sa Hyun merasa nggak habis pikr pada Hye Ryeong, kenapa kau hambar begini?
Hye Ryeong menantangnya untuk menyampaikan itu lagi dan akan kurobek lidahmu. Coba saja kau bicara berbelit-belit menyerupai itu lagi. Kau berani menilaiku menyerupai itu? Coba bayangkan menjadi diriku. Akhiri hubunganmu dengannya. Kamu akan kumaafkan dan terima lagi.
Sa Hyun melarang Hye Ryeong untuk mengumpat.
Kamu benci mendengarnya? Tanya Hye Ryeong. Aku mesti apa kalau kau benci mendengarnya sehabis berbuat salah? Aku nggak bersalah, kenapa mesti mengalami ini? Sa Hyun menjauhkan ponselnya dari telinganya.
Seo Ban memperhatikan gerak bibir Hye Ryeong. BANYAK PENGGEMAR MENGIRIMIKU BUNGA,
DAN PRIA YANG LEBIH BAIK DARIMU MENGANTRE UNTUK MAKAN DENGANKU KAU MAU MATI? KAU SUNGGUH MENGATAKAN ITU?
Seo Ban mengajukan pertanyaan pada Pi Young kalo Hye Ryeong sedang telponan, kan? Pi Young melihatnya dan mengiyakan.
Hye Ryeong nyuruh Sa Hyun untuk menyelesaikannya sendiri alasannya merupakan ia nggak akan bercerai.
Lagunya selesai dan Hye Ryeong melanjutkan siarannya. Aku teringat dongeng yang diantarkan seseorang sementara waktu lalu. Dia pulang ke tempat tinggal dari perjalanan bisnis. Istrinya sudah pergi dengan meninggalkan sepucuk surat. Dia punya lelaki lain. Perasaannya niscaya sungguh hancur.
Hye Ryeong kemudian membaca beberapa komentar yang masuk. Pengguna 2431 bilang, “Dia niscaya sungguh terkejut. Itu menyerupai putus melalui pesan teks. Berpisah pun ada etikanya. Aku pikir istrimu nggak beretika dan tak berperasaan.” Pengguna 3544, “Istrimu pecundang.” Pengguna 9217, “Dia niscaya punya alasan.” Pengguna 7756, “Benar, kita mesti dengar dari kedua pihak.”
Hye Ryeong membenarkan kalo mereka mesti dengar dari keduanya, tetapi menurutnya terlepas dari kesalahannya, ia rasa perpisahan mesti terhormat dan bertenggang rasa.
Saatnya pulang sekolah. Ji a memandang langit dan Wu Ram menghampirinya. Ada apa di langit? Ji a menanyakan apa menurut Wu Ram kakeknya benar ada di langit? Wu Ram mengaku nggak tahu. Ia bilang kalo ia nggak terlalu percaya. Itu luar angkasa.
Ji a berterima kasih atas pesannya. Ia menanyakan apa Wu Ram kentut? Wu Ram mengajukan pertanyaan kenapa? Ji a mengaku suka semua hal dari kakeknya kecuali kentutnya. Wu Ram menanyakan beliau bau? Ji a menekankan kalo mereka sedang membicarakan kentutnya, bukan orangnya.
Wu Ram mengiyakan. Kentutnya bau? Ji a membantah. Tapi suaranya keras. Wu Ram tiba-tiba kentut. Seperti ini? Ji a eksklusif menutup hidungnya. Wu Ram tersenyum. Ia mengaku ingin tau seberapa bencinya Ji a pada bunyi kentut.
Ji a memberitahu kalo ia lebih-lebihkan, sendoknya sanggup hingga terjatuh di saat makan.
Pi Young mendapat kiriman foto dari temannya. Ini ibu mertuamu, kan? Bisa jadi salah paham jikalau orang tak tahu.
Ibu sedang berendam. Ia ingat di saat Yu Sin menaruh kuliner di piringnya. Dikukus dengan pas dan nggak liat. Ibu mengambilnya dan memakannya.
Yu Sin menyampaikan untuk minum sake? Agar kau sanggup tidur. Ibu menggeleng. Yu Sin minta ibu untuk ersemangat. Demi saya juga. Kalo enggak, aku…
Ibu sok lemas dan mengiyakan. Yu Sin bilang ke ibu kalo ia mesti minum obat oriental. Kita beli besok. Ibu menanyakan apa Yu Sin ada waktu? Yu Sin meyakinkan kalo sanggup ia luangkan. Aku nggak punya atasan.
Dongmi sedikit berdiri dan tersenyum kayak puas banget.
Bersambung…