Drama Korea – Sinopsis Love (ft. Marriage and Divorce) Episode 8 Part 1, Silahkan bisa eksklusif simak juga potongan selengkapnya di goresan pena yang ini Kalian juga sanggup mengenali cerita-cerita lain Episode sebelumnya baca di sini.
Sambil nangis dan terduduk Hae Ryun nyuruh mereka untuk keluar dan tanyalah pada orang-orang. Bagaimana bisa seorang lelaki hidup dengan satu perempuan hingga mati? Aku bukan Yesus Kristus. Aku juga bukan Buddha!
Hyang Ki mengaku mengerti. Aku cukup mengerti. Shi Eun juga muak lihatnya. Kamu perlu begini di depan mereka?
Lalu bagaimana? Tanya Hae Ryun putus asa. Nggak ada yang tahu betapa menderitanya saya selama ini. Bukan hal yang gampang bagiku untuk mengambil keputusan ini.
Wu Ram minta pada ayahnya biar jangan menangis. Aku bahkan menahan tangisku.
Hae Ryun nyuruh mereka untuk menyaksikan dengan baik. Ini rupa ayah sesungguhnya. Ayah nggak bisa menampilkan letih sebab beban selaku kepala keluarga. Karena saya seorang ayah, seorang suami. Menahan apa pun yang ada di hadapanku.
Kenapa kau begitu? Tanya Shi Eun.
Hae Ryun melanjutkan kalo hidup itu menyerupai ladang ranjau. Sudah nggak terhitung godaan yang ada selama ini. Aku sukses mengelak dan bertahan, namun nggak kali ini. Aku juga punya cita-cita dan mimpi. Aku ingin bermotor berkeliling negeri. Aku juga ingin berwisata meditasi ke India. Berkalung suatu kamera, kemudian pergi ke mana saja tanpa tujuan. Golf bukan kegemaran glamor lagi sekarang, namun tetap nggak bisa kulakukan sebab saya nggak mampu. Setelah 50 tahun… . Aku cuma minta bebaskan saya dan biarkan saya berjumpa pasanganku.
Hyang Ki bilang akan teruskan pendapatnya, kalau begitu. Ada toko pencuci verbal dan rumah tajil manis berjajar di pinggir jalan. Tapi seringnya saya cuma masuk dan melihat-lihat. Aku nggak mencuri meski ingin makan itu. Kebanyakan orang nggak mencuri walaupun ingin cincin berlian. Ayah bisa saja kepincut perempuan lain. Sama menyerupai perempuan yang ingin punya tas mewah. Tapi sebaiknya Ayah nggak membuka hati sama sekali.
Hae Ryun menrkankan kalo ini nggak semudah kedengarannya. Ayah berupaya melupakannya, namun perasaan ayah tumbuh.
Hyang Ki menyesalkan, sebaiknya perasaan itu diberikan terhadap kami.
Hae Ryun membenarkan apa yang Hyang Ki katakan. Wu Ram memberitahu kalo serigala jantan cuma berpasangan dengan satu betina. Makanya, manusia…nggak boleh lebih buruk dari serigala.
Hae Ryun kembali membenarkan. Maaf, ayah lebih buruk ketimbang serigala. Kalian puas?
Hyang Ki mengaku nggak tidak senang Ayah lagi. Urus berkasnya perceraiannya. Ia berdiri bareng Wu Ram. Wu Ram menatao ayahnya dan mengajukan pertanyaan memastikan, ayah nggak lagi di sini di saat saya bangun besok? Hae Ryun nggak menjawab.
Song Won, Gabin dan Ami ke Hankuk World dan menaiki komedi putar. Mereka nampak sungguh senang.
Ibu ketemu sama Pi Young dan memberitahu kalo di taman bermain tadi…Ibu menyaksikan suamimu bareng mertuamu. Tapi korelasi mereka…terlihat menyerupai pasangan di mata orang lain. Terlalu akrab.
Pi Young membenarkan sebab mereka berjumpa sejak suamiku masih kecil. Ibu memnenarkan namun nggak yummy dilihat. Mereka terlihat terbuka…dan ada perasaan. Pi Young nggak ngerti sama apa yang ibu mau katakan.
Ibu memberitahu kalo korelasi lelaki dan perempuan nggak bisa ditebak. Kamu belum memahami banyak hal terjadi di dunia ini. Pi Kayak malas dengarnya. Memang mereka bagaimana? Ibu nggak tahu kenapa mereka sungguh mesra dan begitu bersenang-senang. Apa ini waktunya begitu? Belum ada sebulan sejak ayahnya meninggal dunia.
Pi Young memberitahu kalo itu sebab Ayah niscaya punya firasat akan pergi dan minta Yu Sin untuk menjaganya. Jadi, mana mungkin beliau nggak peduli. Pi Young meminum kopinya dan melanjutkan kalo Yu Sin panik Bu Kim depresi. Kudengar, korelasi Ayah dengan Bu Kim juga istimewa. Ibu nggak berani bicara lagi dan memikih untuk diam.
Di rumah Pi Young sedang menghasilkan teh. Ia melamunkan apa yang ibunya katakan. Setelah tehnya jadi ia membawanya ke ruang keluarga. Kebetulan Yu Sin sedang ke kamar dan meninggalkan ponselnya di meja.
Pi Young mengambilnya dan membaca pesannya dengan Dongmi.
Menonton TV membuatmu susah tidur.
Ya, hari ini berlalu dengan cepat.
Syukurlah.
Pi Young kemudian menyaksikan foto di galeri. Tampaklah foto-foto Yu Sin dengan Dongmi. Yu Sin kembali. Pi Young menaruh ponselnya dan mengubahnya dengan remote.
Yu Sin duduk dan mengonfirmasi kalo Hye Ryeong kena tukak? Pi Young mengaku nggak tahu. Akan kutanya besok. Bukankah tadi kau dari sana? Tanya Yu Sin. Pi Young membantahnya dan memberitahu kalo tadi beliau berjumpa Ibu sebentar. Kamu memarahi ibumu lagi? Tanya Yu Sin.
Pi Young membantah. Kelihatannya Ibu mau memasarkan tanah. Siapa tahu ada yang berminat.
Di mana?
Pyeongchang.
Mau coba kutanyakan?
Ayah Sa Hyun menyimak lagu dari ponselnya bareng Dongmi anjingnya. “I WANT TO KNOW” OLEH LEE SUN-HEE. Ia memandang bulan dan teringat pada Dongmi yang asli.
Di rumahnya Dongmi minum obat dan teringat pada Yu Sin di saat di Hankuk World.
Gabin, Ami sama Song Won malah masih asik di Hankuk World.
Sementara itu Sa Hyun merasa stres banget.
Ibu membuka pintu dan menyaksikan ayah. Ih eksklusif manyun deh.
Ibu Pi Young senyum-senyum lihatin foto cucunya.
Sa Hyun masuk ke kamar rawat Hye Ryeong. Hye Ryeong menyuruhnya untuk pulang dan ambilkan saya syal. Sa Hyun mengambil jaketnya. Nggak jadi. Ia kembali memandang Hye Ryeong dan bilang: Akan saya akhiri. Dia juga nggak meminta menikah. Jadi, saya cuma perlu memutuskannya.
Hye Ryeong membuka matanya dan memandang Sa Hyun. Berarti kau yang menahannya. Apa yang kau suka darinya? Karena mengandung anakmu?
Sa Hyun nggak menjawab dan cuma menghela nafas. Ada lagi yang kau butuhkan? Hye Ryeong yang merasa amat letih menghela nafas dan kembali memejamkan mata.
Gabin, Ami dan Song Won duduk bersama. Ini kali pertama Ami ke sana. di saat malam, lumayan. Nggak terlalu ramai juga. Lebih baik ketimbang perkiraanku.
Ami, kau menyerupai ibumu? Tanya Song Won. Ami mengangguk membenarkan. Gabin berpikir kalo ibunya niscaya cantik. Ami memanggil mereka untuk ke rumahnya pekan depan. Song Won memberitahu kalo ia akan ke Pulau Jeju pekan depan. Ami mengubahnya menjadi pekan berikutnya.
Ada program keluarga? Tanya Gabin. Song Won memberitahu kalo ada perayaan 15 tahun ijab kabul kakaknya. Kami sudah usang nggak bertemu. Ia menampilkan mereka untuk ikut dengannya. Ia mengajukan pertanyaan pada Ami; Kamu pernah ke Jeju?
Ami menginformasikan kalo di saat neneknya meninggal, ia dan ibu ke sana tiga hari dua malam. Song Won menyayangkan sebab itu nggak cukup. Ami mengiyakan namun tetap menyenangkan. Gabin memberitahu kalo seenggaknya kau mesti bermalam seminggu di Jeju. Song Won meminta mereka unyhk ikut dengannya kalo nggak ada jadwal. Kakakku punya ruang santai dan rumahnya luas.
Ami menyatakan kalo beliau akan ikut. Habin pikir mereka bisa tidur di hotel. Aku sanggup potongan harga 50 persen dari kartu keanggotaan.
Ayah termangu di meja makan. Ibu tiba dan memberinya teh. Apa yang kau pikirkan? Tanya ibu. Ayah bilang nggak mempertimbangkan apa-apa. Bisa belikan saya tas? Tanya ibu. Ayah nyuruh ibu untuk beli sendiri. Kenapa mesti saya yang belikan?
Ibu mengaku juga ingin tas yang dibelikan suami. Ayah malah bilang kalo ibu ingin ia mati cepat. Ibu nghak ngeh. Apa relevansinya tas dengan nyawa? Ayah memberitahu kalo melaksanakan hal yang nggak pernah dilaksanakan yaitu firasat akan meninggal. Jangan menyuruhku.
Ibu memberitahu kalo itu cuma benar kalau kau melakukannya sendiri. Selain itu, berbuat baik pada istri akan buat kau mujur dan panjang umur. Pria-pria yang menipu istri baik nggak panjang umur.
Ayah paham. Pantas saja. Sun-gil, kawan dekat SD-ku yang main perempuan sana-sini meninggal tahun lalu. Nggak bisa lihat putranya menikah.
Ibu bahagia dengar ayah percaya. Kamu mau belikan yang harga berapa? Belikan saya yang bagus. Produk bermerek punya kelas sendiri. Ayah mengaku mengerti. Ibu tertawa dengarnya. Mereka kemudian meminum teh masing-masing.
Ayah heran lihat ibu. Kamu bahagia cuma sebab satu tas? Ibu membenarkan. Kamu pikir perempuan berharap hal besar? Hal kecil saja sudah menghasilkan tersentuh. Ibu kemudian bilang kalo beliau bercanda. Ibu mengajak ayah untuk membelikan tas bagus untuk Hye Ryeong dan penuhi dengan amplop uang. Dia memang bicara begitu pada kita, namun saya yakin, hatinya berkecamuk. Kita mesti terus menghiburnya.
Ayah setuju. Suaranya kemarin juga terdengar datar. Nggak tahu dengan pendengar lain, namun saya merasakannya. Ibu membenarkan.
Ji a mengunjungi ayahnya yang sedang berkemas-kemas dan minta dikasih duit jajan tambahan. Yu Sin menanyakan untuk apa?
“Mentraktir kawan dekat camilan.”
Yu Sin tersenyum mendengarnya. Pi Young masuk dan nyuruh mereka untuk sarapan. Dia curiga lihat Ji a di sana. Tapi Ji A nggak mau bilang. Pi Young sudah menyangka kalo Ji a minta duit sama ayahnya. Ji a tersenyum membenarkan. Pi Young mengklaim kalo Ji a terlalu boros.
Yu Sin memberitahu kalo Ji a mau traktir teman. Pi Young mengingatkan kalo beliau bukan mesin pedagang otomatis. Harusnya mereka bergiliran. Yu Sin mengeluarkan dompetnya. Lebih baik memberi ketimbang menerima. Dia mengeluarkan selembar, ah nggak jadi. Dua lembar buat Ji a.
Pi Young menegur kalo itu kebanyakan. Ji a eksklusif mengambilnya dan berterima kasih. Dan habis sanggup duit beliau kemudian pergi. Yu Sin dan Pi Young tertawa menyaksikan putri mereka.
Pi Young manyun dan bilang; Aku juga minta duit saku. Yu Sin memberikan dompetnya. Ambillah dompetku sekalian. Pi Young tertawa lihatnya. Ih manisnya pak dokter😅
Hye Ryeong sendirian di ruang rawatnya.
Hae Ryun tiba ke ..kemana ya yang buat bercerai. Di dalam beliau ketemu sama Shi Eun. Keduanya cuma membisu dan saling tatap. Mereka sama-sama mengambil surat tuntutan cerai.
Seo Ban berjumpa Pi Young di depan ruang siaran dan menanyakan kondisi Hye Ryeong. Pi Young memberitahu kalo nanti ia mau ke sana. Kudengar tukak usus 12 jari akut. Seo Ban titip salam.
Pi Young mengiyakan. Kamu nggak ikut bersamaku? Seo Ban mengiyakan dan mau masuk ruang siaran. Pi Young menahannya dan meminta kejelasan pergi apa enggak? Seo Ban bilang enggak.
Pi Young merasa kalo sebaiknya Seo Ban menjenguknya? Karena kita satu tim. Seo Ban menyampaikan kalo ia pergi pun nggak bisa menyembuhkannya. Seo Ban mau masuk namun Pi Young kembali menahannya. Apa kelompok darahmu? Bukan kelompok darah B, kan? Seo Ban menjawab bukan.
Ayah sama ibu lagi ada di toko tas. Ayah menyaksikan suatu tas hitam dan berpikir kalo itu cocok buat Dongmi. Ibu menentukan tas pink dan menanyakan nasehat ayah. Ayah pikir itu terlalu lembut untuk Hye Ryeong. Ternyata itu buat ibu. Ayah kesal. Katanya mau beli buat Hye Ryeong.
Ibu mengingatkan kalo ia juga wanita. Ayah kian kesal. Kenapa menyinggung soal gender? Ibu juga sama kesalmya. Nggak bisakah kau membelikanku? Ayah menurut dan menanyakan harganya.
Karyawan toko mau memberitahu namun ibu memotong. Untuk apa tanya? Nggak patut dilihat. Belikan saja. Nggak boleh tanya harga? Karyawan toko mengiyakan kalo untuk hadiah.
Ayah mengeluarkan kartunya sambil mengomeli. Siapa peduli kepantasan. Tanya harga sebelum beli itu normal, kan?
Ayah sama ibu di dalam mobil. Ibu bahagia banget rapi nggak sama ayah. Dia malah menyindir ibu. Kamu sanggup yang kau mau berkat menantumu. Kamu bawa nama Hye Ryeong biar dibelikan tas, kan? Ibu mengangguk membenarkan. Istrimu ini melaksanakan itu. Astaga, pimpinan Signal Country bisa sungguh pelit.
Ayah mengaku cuma asal bicara. Dia nyuruh ibu untuk nelpon.
Sa Hyun mengirimkan kliennya. Ibu nelpon. Seharusnya Hye Ryeong sudah selesai siaran, namun ponselnya mati. Apa hari ini ada program belanja rumah? Sa Hyun duduk dan ngasih tahu kalo beliau masuk rumah sakit. Masuk rumah sakit? Kenapa? Ceritakan lebih jelas.
Sa Hyun menginformasikan kalo ia sudah komitmen kepadanya. Jangan cemas.
Sambil menghela nafas ayah mengaku sudah menduganya. Akan terjadi masalah. Ibu nyuruh lak Kim untuk ke Rumah Sakit Sangam. Mendadak ayah nyuruh untuk putar balik. Ke kantor Sa-hyeon.
Menemui Sa Hyun? Tanya ibu. Ayah ngasih tahu kalo mereka mesti menghasilkan Hye Ryeong merasa tenang. Ibu ngasih tahu kalo Sa Hyun berjanji akan mengakhirinya. Ayah berpikir kalo itu nggak mudah. Mau apa di sana?
Mereka hingga di depan kantor Sa Hyun. Ayah nyuruh pak Kim untuk mengunci pintunya begitu Sa Hyun masuk. Ia kemudian nelpon Sa Hyun dan menyuruhnya turun.
Nggak usang kemudian Sa Hyun sampai. Dia ngajak bicara di kafe depan namun ayah malah menyuruhnya masuk mobil. Dan sehabis di dalam pak Kim mengunci pintu menyerupai yang ayah perintahkan.
Sa Hyun protes. Ayah mau menemui wanitanya Sa Hyun dan nyuruh Sa Hyun untuk ngasih alamatnya ke Pak Kim. Di Nohyeon-dong, kan? Apartemen apa? Sa Hyun mengeluhkan apa yang ayah laksanakan dan mengingatkan kalo beliau sedang kerja.
Ayah nggak peduli. Mereka cuma ingin menghasilkan Hye Ryeong merasa tenang. Sa Hyun berat. Apa salahnya perempuan itu?
“Karena terlibat denganmu.”
Ayah meyakini kalo mereka cuma akan terus berputar hingga ayah menemuinya. Sa Hyun tetap nggak mau. Alasannya nggak mau ada yang sakit lagi selain Hye Ryeong. Ia mengungkit kalo beliau juga lagi hamil. Takutnya kenapa-napa. Ia menekankan akan mengakhirinya dan mengeluhkan ayah sama ibu yang nggak percaya sama anak sendiri. Ayah minta Sa Hyun untuk beneran mengakhirinya.
“Iya!”
Ayah marah. Beraninya membentak pada orang tua? Memang kau bisa apa? Kalau nggak bisa melaksanakan yang terbaik, pilih cara kedua. Perasaanmu nggak penting di suasana kini ini. Mengakhiri korelasi kalian yaitu satu-satunya pilihanmu.
Ayah kemudian nyuruh pak Kim untuk balik ke kantor. Ibu menyayangkan Hye Ryeong yang hingga batuk darah. Ayah juga kesal sama Sa Hyun. Kalo Hye Ryeong yaitu putrinya maka ia sudah mematahkan kaki menantunya. Kalo perlu sama tulang rusuknya sekalian.
Yu Sin habis bicara dengan pasiennya. Dia kemudian nelpon Dongmi dan bilang pingin makan gimbab buatannya gegara lihat perawat makan gimbab tadi. Dingmi bilang akan membiarkannya. Yu Sin menanyakan apa ia bisa memakannya malam ini?
Dongmi mengiyakan. Dia kemudian keluar dan ngajak ahjumma untuk belanja.
Ayah sama ibu menjenguk Hye Ryeong. Dia lagi sama manajernya. Hye Ryeong mau duduk dan menyapa mereka namun ayah melarang dan menyuruhnya untuk berbaring saja. Hye Ryeong nyuruh manajernya untuk mengambil minum namun ayah sama ibu bilang nggak perlu.
Ibu menyesalkan nggak tahu kalo Hye Ryeong sakit. Mereka nelpon mai ngasih tas namun ponselnya nggak aktif. Dari Sa Hyun mereka tahu kalo Hye Ryeong di rumah sakit.
Ayah menanyakan kondisi Hye Ryeong. Hye Ryeong mengaku sudah baikan. Ibu menyerahkan tasnya dan meletakkannya di meja. Dia nyuruh Hye Ryeong untuk membukanya nanti.
Ayah menanyakan apa yang dibilang dokter? Hye Ryeong memberitahu kalo ia mesti dirawat sepekan. Tapi besok saya mau siaran sebentar. Ayah dan ibu mengkhawatirkannya. Mereka merasa malu. Ayah menenangkan kalo Sa Hyun sedang mengorganisir seluruhnya untuk menuntaskan hubungannya. Ibu juga melarang Hye Ryeong untuk terlalu memikirkannya. Nggak baik untuk kesehatannya.
Hye Ryeong yang merasa letih cuma menghela nafas dan memalingkan wajahnya. Ayah menyinggung masakan Hye Ryeong dan berpikir lebih baik ditemani perawat ketimbang manajernya. Dia mau bicara dengan dokternya Hye Ryeong namun Hye Ryeong melarang. Dia lebih tenteram dengan manajernya ketimbang perawat.
Hye Ryeong membuka tasnya sehabis ayah dan ibu pergi. Di dalamnya juga ada dompet berisi banyak uang.
Bersambung…