Drama Korea – Sinopsis Mr Queen Episode 6, Cerita untuk Episode sebelumnya baca di sini. Sedangkan daftar dari episode nya ada di goresan pena yang ini.
Flashback sebelum Raja menolong Ratu di danau
Pengawas Hong (teman bersahabat Raja) sedang menerangkan taktik perang, tetapi Raja sedang tidak fokus, ia sedang mempertimbangkan Ratu.
“Dia perempuan aneh, berperilakuan aneh, tidak sopan kepadaku, tetapi kerap kali ia manusiawi dan bersikap menyerupai budha” gumam Raja dalam hati.
Raja teringat ucapan Ratu pada dikala hujan, “cukup hingga hari ini, saya berada di sini”. Raja menyadari makna ucapan Ratu yang artinya Ratu akan bunuh diri lagi, Raja dengan ketakutan bergegas pergi ke danau.
Flashback end
Raja sukses menenteng Ratu keluar dari danau. Ratu sungguh marah, “Sial, Apa yang sedang kau lakukan!! Apakah kau peduli dengan hidup matiku, kau pernah menjajal membunuhku, bukankah ini yang kau inginkan!!”
“Apakah kau sudah gila!! Kenapa kau menjajal bunuh diri lagi?! Apakah kau mengalah dengan hidupmu!! Belum telat untuk saya mengerti kamu” ucap Raja.
Ratu tetap ingin kembali melompat ke danau, Raja berupaya menahan Ratu.
“aku memang sudah berdosa besar terhadapmu, mulai kini saya berjanji mengikuti hukum yang kau inginkan”
Ratu mulai tertekan menerangkan seluruhnya terhadap Raja, alasannya yakni apapun yang ia katakan Raja tidak akan mengerti maksudnya.
Tidak usang kemudian Dayang Choi dan Hong Yeon tiba mereka sungguh kalut menyaksikan Raja dan Ratu yang lembap kuyup. Raja mengutus mereka untuk secepatnya menenteng Ratu ke kamar.
(Kediaman Ratu)
Ratu sedang berpikir mengapa ia tidak sanggup kembali padahal sudah melompat ke danau. “Kenapa jiwa perempuan ini tidak datang, apakah danau bukan solusinya?” gumam Ratu dalam hati.
“Yang Mulia, kenapa Anda sanggup lembap kuyup?, apakah Anda menjajal bunuh diri lagi” ucap Hong Yeon dengan panik.
Ratu menenangkan Hong Yeon, “aku cuma senang menyaksikan air danau, sehingga pergi berenang”
Dayang Choi dan Hong Yeon cuma sanggup menghela napas dengan tingkah Ratu.
Ibu Suri Jo mendatangi Hwa Jin, Ibu Suri Jo kembali mengingatkan Hwa Jin untuk senantiasa waspada. “Hari ini saya menenteng kado panah untukmu, kudengar kau sungguh jago dalam memanah”.
“tetapi itu bukan kado sesungguhnya, kado sesungguhnya akan diantarkan terhadap Yang Mulia di pengadilan istana” lanjut Ibu Suri Jo sambil tersenyum sarat arti.
(Hadiah itu yakni rencana Klan Jo yakni petisi untuk menurunkan Ratu).
Ratu sedang berpikir keras, “di mana jikalau bukan danau? Bukankah kami sama-sama berada di air pada dikala itu? Apa saya mesti mengerti perempuan ini dulu?”.
“Kim So Yong, kenapa bunuh diri? Karena ia tak ingin hidup” lanjut Ratu.
Ratu mulai menyadari sesuatu, “Sial, saya tahu perempuan ini niscaya sudah melarikan diri, ini namanya penculikan!! Aku mesti mengundang Roh perempuan ini, tetapi bagaimana cara memanggilnya??” .
“Biasanya roh diundang dengan suatu Ritual?! Benar sekali, saya mesti mengadakan ritual atau berbelanja jimat mahal” lanjut Ratu.
Ratu secepatnya mengundang Dayang Choi, kemudian menanyakan wilayah untuk mengadakan ritual atau berbelanja jimat.
Dayang Choi mengingatkan Ratu bahwa program penyembahan atau jimat tidak boleh di istana, “tetapi jikalau Yang Mulia menginginkannya, saya mempertimbangkan ada satu orang yang sering melakukan itu”. Ratu dengan semangat ingin secepatnya menemui orang tersebut.
Orang itu yakni Ibu Suri Jo. Tanpa basa-basi Ratu menanyakan wacana ritual dan jimat , Ibu Suri Jo mulai waspada. Ibu Suri Jo menerka Ratu sedang menginterogasinya.
“Apa maksudmu Yang Mulia, saya tidak mengerti hal menyerupai itu” ucap Ibu Suri Jo sambil tertawa kecil.
Byeong In resmi dilantik selaku kepala Departemen Kehakiman. Raja berakting memuji Byeong In yang menjadi pejabat termuda di istana. Byeong In memandang tajam Raja sambil mengenang semua perlakuan Raja selama ini ke Ratu.
Ratu sudah tertekan dengan kehidupannya, bahkan ia mesti disuapi Hong Yeon untuk makan.
“baiklah, saya akan mencicipinya dan hidup senang disini” ucap Ratu sambil terisak.
Klan Jo mulai mengajukan petisi untuk menurunkan Ratu, “kondisi mental Ratu sedang tidak sehat” ucap Menteri Jo.
Raja marah, ia menolak petisi itu, “aku senantiasa mengamati Ratu, Ratu baik-baik saja”.
Setelah final konferensi di istana Byeong In mendatangi Ratu, tetapi tidak usang kemudian Raja juga datang. Byeong In menyindir Raja, “Yang Mulia, bukankah perlakuanmu selama ini yang menghasilkan Ratu bertujuan bunuh diri”.
Raja mengingatkan Byeong In bahwa ia tidak berhak ikut campur urusan internalnya, “ingatlah, kau cuma sepupunya”.
Suasana menjadi hening, Ratu secepatnya memecahkan suasana tersebut, “apa kalian berantem alasannya yakni aku? Apakah terjadi sesuatu di istana mengenai aku?”.
Raja menerangkan bahwa ada petisi untuk menurunkan Ratu.
“Astaga, gres saja saya ingin menikmati hidup di sini! Ada saja duduk kendala gres muncul” gumam Ratu.
Raja menenangkan Ratu, Raja menyampaikan tidak akan menyepakati petisi tersebut. Byeong In tidak mau kalah, ia mempertanyakan niat Raja, “Kamu tidak akan sanggup melindunginya, alasannya yakni kau hanyalah Raja yang lemah”.
Tiba-tiba Ratu bersin, tidak usang kemudian Raja juga bersin. “ternyata kita sama-sama flu, Ratuku. Sepertinya Ratu butuh istirahat” ucap Raja sambil tersenyum kecil memandang Byeong In. (Raja memberi instruksi ke Byeong In untuk pergi dari sana). Byeong In meminta Ratu untuk secepatnya beristirahat, kemudian pergi.
Saat Byeong In sudah pergi, Raja berlutut di depan Ratu, “Berikan saya satu potensi lagi, saya akan menjajal memahamimu”.
Ratu galau menghadapi suasana yang terjadi. “kamu tidak perlu menyerupai ini, oke saya menerimanya” ucap Ratu dengan kikuk. Raja pun tersenyum senang.
Ratu mendatangi Ibu Suri Agung, dikala itu Ibu Suri Agung sedang berdiskusi dengan Menteri Kim Jwa Geun.
Ratu meminta maaf atas duduk kendala yang sudah ia buat, kemudian ia berjanji untuk menangani duduk kendala tersebut. “Mereka cuma menghasilkan rumor wacana sikapku, saya akan menghasilkan rumor lain untuk mengatasinya”.
Rumor gres mulai tersebar bahwa Ratu berbohong, bahwasanya Ratu tidak bunuh diri, Ratu cuma menjajal menyelamatkan Raja dan selir Hwa Jin. Rumor pun makin tidak terkendali di saat salah satu pramusaji menerka bahwa Selir Hwa Jin memang yang mendorong Ratu.
Ibu Suri Jo menemui Selir Hwa Jin. “Apakah kau sudah mendengar rumor hari ini?”. Hwa Jin cuma menggelengkan kepala.
“Rumor yang tersebar bahwa Ratu mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan kau yang menjajal membunuhnya, siapa pun niscaya akan mengutukmu selaku perempuan jahat” ucap Ibu Suri Jo.
Hwa Jin terkejut, “siapa yang menyampaikan menyerupai itu? Aku akan secepatnya menemui Raja agar Raja tidak tergoda dengan rumor itu, saya percaya Raja akan percaya terhadapku”.
“Apakah kau percaya raja akan senantiasa berada di pihakmu? Tadi di istana, raja menolak untuk menurunkan Ratu” ucap Ibu Suri Jo dengan sinis.
Hwa Jin pergi menemui Raja. “Hwa Jin, kebetulan saya juga ingin menemuimu, ada yang ingin saya diskusikan” ucap Raja.
”apa itu Yang Mulia?”
“Aku memperoleh petisi untuk menurunkan Ratu, tetapi saya menolaknya. Ratu sudah mempertaruhkan nyawanya untuk Kita, Kita mesti membantunya. Kaprikornus saya ingin meminta Sekretariat Kerjaan untuk memukau petisi tersebut. Bagaimana menurutmu? Apakah kau tidak masalah?”
Hwa Jin dengan berat hati menyepakati kehendak Raja, “jika Anda memintanya, saya akan menulis surat untuk ayahku”
“Yang Mulia, saya ingin menyampaikan sesuatu, saya berharap Anda sanggup senang dan hening bersamaku, tetapi hingga kini kita belum menghabiskan malam bersama” lanjut Hwa Jin.
Raja meminta maaf alasannya yakni kesibukannya menghasilkan Hwa Jin kesepian, “baiklah, saya akan mengunjungimu malam ini”.
Hwa Jin pun tersenyum lega, kemudian ia pamit pergi untuk mendatangi Ratu.
(Kediaman Ratu)
Hong Yeon menyampaikan terhadap Hwa Jin bahwa Ratu sedang sakit tidak sanggup diganggu. dikala Hwa Jin akan pergi, Ratu eksklusif timbul dengan sarat kharisma.
Hong Yeon kebingungan menyaksikan Ratu, “Yang Mulia, bukankah tadi Anda sedang tidur nyenyak?”. Ratu secepatnya memandang tajam Hong Yeon. (Tentu saja, Ratu sungguh senang berjumpa Hwa Jin alasannya yakni Ratu menggemari Hwa Jin).
Ratu mempersilahkan Hwa Jin masuk ke dalam ruangannya.
“dia niscaya ingin berterimakasih terhadapku dikarenakan sudah menyelamatkannya” gumam Ratu dalam hati.
Dugaan Ratu salah, ternyata Hwa Jin malah menyindir Ratu yang senantiasa bertingkah akal-akalan bodoh.
“Aku akan membantumu membatalkan petisi itu, sehingga saya tak punya hutang apapun denganmu” ucap Hwa Jin dingin.
Ratu menjajal mendekati Hwa Jin, “aku tidak menyerupai yang kau pikirkan, saya juga tidak terpikat dengan Raja sama sekali”.
“Bagaimana kita tidur bareng malam ini? agar kita sanggup lebih dekat” lanjut Ratu dengan semangat.
Hwa Jin tersenyum sinis, “malam ini saya tidak bisa, alasannya yakni saya akan tidur bareng Raja”.
Ratu kesal mendengarnya, alasannya yakni merasa Raja akan mencuri perempuan yang ia sukai.
Hwa Jin salah paham dengan sikap Ratu, Hwa Jin menerka Ratu cemburu dengannya.
Hwa Jin menyindir Ratu yang gres saja menyampaikan tidak terpikat sama sekali dengan Raja tetapi sungguh kesal dikala mendengar mereka akan tidur bersama. Hwa Jin pun pamit pergi.
Ratu sedang duduk santai di dapur Kerajaan. Koki Kerajaan cuma sanggup menggerutu di belakang Ratu, “dia senantiasa mengucapkan hal yang aneh, menghasilkan lidahku menjadi pahit”.
”apakah kau pikir saya tidak mendengarmu” ucap Ratu kesal. Koki kerajaan eksklusif terdiam.
Hwa Jin sudah final dandan untuk menyambut kedatangan Raja.
Di wilayah lain, Ibu Suri Jo mengundang dukun untuk melakukan ritual pengusiran roh jahat.
“Di dalam badan Ratu, saya menyaksikan ada jiwa yang jahat, ia dirasuki oleh jiwa jahat ” ucap Dukun dengan histeris. Ibu Suri Jo pun ketakutan melihatnya.
Di zaman modern, ternyata Jang Bong Hwan sedang koma dan ada seseorang yang berupaya membunuh Bong Hwan. Tiba-tiba monitor detak jantung Bong Hwan terhenti.
Secara bersama-sama di zaman Joseon Ratu tiba-tiba pingsan. Semua orang menjadi panik, Koki Istana secepatnya menganalisa kondisi Ratu, ia terkejut dikala menyadari Ratu tidak bernapas lagi.
“Aku tidak mencicipi denyut nadi” ucap Koki Istana dengan gemetar.
