Drama Korea – Sinopsis She Would Never Know Episode 6 Part 2, Daftar link lengkap tersedia selengkapnya di goresan pena yang ini. Untuk simak part pertama Episode sebelumnya link ada di sini.

Song Ah ke toilet. Ia kayak merasa kesal sekaligus sedih. Ia kemudian mencuci tangannya.

Ibu belanja ke pasar. Dia berbelanja sayur pakis dan bunga lonceng. Sama penjualnya ibu minta dikasih tang terbaik soalnya itu mau diletakkan di meja sembahyang suaminya.
Penjualnya nanyain putri ibu yang kalo nggak salah sudah memasuki usia menikah. Dia mau menjodohkannya sama keponakannya yang juga melakukan pekerjaan di Seoul. Ibu menolak. Baru berusia 28 tahun, untuk apa menikah begitu cepat?
Habis belanja ibu ngedumel. Putri orang lain, menikah apa enggak kenapa begitu khawatir? Ibu mau nelpon Song Ah untuk menentukan beliau tiba apa enggak. Ah nggak jadi. Ia kemudian kembali menyimpan ponselnya di saku.



Song Ah gres aja hingga dan turun dari taksi. Dia telponan sama Ga Young. Ga Young berpesan biar Song Ah jangan bertengkat sama ibunya. Song Ah mengiyakan dan menutup telponnya.
Restoran ibu tutup. Ia ke pintu samping dan menekan bel. Karena nggak ada yang membukakan jadinya ia masuk memakai kunci yang ada di kotak surat.
Ibu nggak ada di rumah. Rumah berserakan banget kayak kapal pecah. Setelah ganti baju sama mengikat rambut, Song Ah membersihkan meja, di depan ada banyak botol bekas ibu minum juga ia beres kan sama basuh piring.


Setelah seluruhnya beres, Song Ah masuk ke kamar ibu dan merapihkan daerah ibu tidur. Di meja ada foto ibu sama ayah. Di dekatnya ada suatu kotak. Ada surat di dalamnya. Song Ah mengambil satu dan membacanya.
Ibu pulang dan manggil Song Ah. Song Ah nyuruh ibu untuk mencampakkan surat sama foto-foto ayah. Ia mengeluhkan ibu yang tidur di ruang tamu padahal punya kamar cantik namun nggak dipakai.
Ibu meluk surat itu. Ia nggak mau membuangnya alasannya merupakan itu merupakan benda berharga. Itu sama kayak ayahnya Song Ah. Song Ah yang kesal bangun dan meninggalkan ibu.

Hyun Sung ada di daerah pemilik bar. Lah nggak tahu namanya. Hyun Sung sukses menyelesaikan satu. Kakak itu mencobanya dan dingklik rakitan Hyun Sung beneran kuat dan kuat. Hyun Sung heran. Kakak nggak bisa memasangnya namun kenapa yang mesti dipasang sendiri? Kakak berargumentasi kalo itu lebih murah. Hyun Sung mengungkit kalo dahulu abang bukannya melakukan pekerjaan dengan baik di bidang finansial? Ke mana semua duit itu?


Kakak menginformasikan kalo ia menggunakannya untuk mentraktir mereka makan dan minum ketika kuliah. Dan kini seluruhnya sudah habis. Hyun Sung mengaku nggak punya kenangan itu. Kakak bilang ada dan nyuruh Hyun Sung untuk memikirkannya.
Hyun Sung mengiyakan dan akan memikirkannya di rumah. Ia mau pulang namun abang menahannya dan menampilkan kalo masih ada banyak dingklik yang mesti di pasang.
Hyun Sung nggak mau. Gimana bisa beliau menyelesaikan semua itu sendiri? Kakak menenangkan dan bilang kalo beliau sudah mengundang bantuan. Ternyata abang juga mengundang Se Rim.

Song Ah dan ibunya melaksanakan penghormatan pada ayah. (Maaf kalo salah bilangnya). Habis itu kerja makan bersama. Ibu mengungkit kalo dahulu ayah paling suka sayur setempat buatan ibu. Ibu menanyakan kabar Song Ah namun Song Ah nggak menjawab. Ia menyesalkan insiden kemarin. Harusnya Sing Ah nelpon balik. Apakah kau nggak peduli dengan hidup mati ibumu yang hidup sendiri? Apakah kemarin kau ada masalah? Sepertinya kau menangis.


Song Ah secara tiba-tiba minta biar program sembahyang Ayah pindahkan ke kuil. Sudah melalui 13 tahun. Ibu masih muda dan sudah saatnya mengawali hidup baru. Ibu nggak mau dan malah ngomelin Song Ah yang menyuruhnya untuk ninggalin ayah dan menikah lagi. Song Ah mengingatkan kalo ibu nggak meninggalkan ayah namun ayah sudah sungguh usang meninggal.
Ibu malah bilang kalo Song Ah kejam. Padahal bagi ibu, ayah sungguh penting. Hanya alasannya merupakan ayah meninggal, Song Ah lantas menyuruhnya untuk mencari tang lain. Apa alasannya merupakan kau sudah punya pacar makanya pingin ninggalin Ibu? Ibu malah menanyakan menyerupai apa pacarnya Song Ah? Apa beliau baik hingga menghasilkan Song Ah mesti berkorban? Apa ayah bukan orang baik? Apa ayah orang jahat? Ibu nyuruh Song Ah untuk menampilkan padanya kalo ada orang sebaik ayah.
Song Ah malas bicara sama ibu dan mau pergi aja. Ibu memanggilnya alasannya merupakan beliau belum selesai makan. Song Ah bilang kalo beliau sudah selesai dan pergi.



Sesampainya di luar Song Ah ingat pada apa yang ia pernah lihat. Saat itu ia masih sekolah. Di suatu ruangan ia menyaksikan ayahnya sedang bermain piano. Ternyata ayah nggak sendirian. Ia bareng dengan seorang perempuan dan perempuan itu bukan ibu.



Akhirnya Hyun Sung dan Se Rim selesai menolong abang memasang kursi. Sebagai gantinya mereka sanggup makanan dan minuman. Se Rim sudah merasa asing kenapa dahulu ketika kuliah abang sering mentraktir mereka. Nggak tahunya demi hari ini.
Kakak membenarkan kalo beliau sering mentraktir mereka. Ia mengeluhkan Hyun Sung yang nggak mengingatnya. Hyun Sung pikir mungkin alasannya merupakan abang sering mentraktir bau kencur wanita. Kakak mengungkit kalo ia paling menjaganya di antara bau kencur pria. Sebagai gantinya beliau minta Hyun Sung untuk menemaninya hingga tua.
Hyun Sung keberatan. Berapa banyak yang sudah kumakan? Aku bayar saja. Kakak menolak. Ia nggak berdaya kalo mereka mati dalam kecelakaan. Hyun Sung merasa kalo abang sungguh perhatian kayak mafia. Ia berpikir untuk menertibkan kencan buta untuknya mencarikannya pacar yang dapat mendapatkannya seumur hidup.
Se Rim baiklah dan mencarikannya juga.

Ji Sung janjian sama Hyun Sung dan sambil telponan beliau menginformasikan kalo beliau sulit hingga di lobi. Mendadak Jae Won yang hendak pergi melihatnya dan menghampirinya sambil senyum. Apakah kau menungguku? Tanyanya dengan sarat percaya diri. Ji Sung cuma membisu sehingga Jae Won pikir bukan. Ia kemudian menyodorkan untuk mengajak Ji Sung makan siang bersamanya.
Asisten Jae Won mengingatkan kalo beliau sudah ada janji. Dengan santainya Jae Won nyuruh buat dibatalkan aja. Asistennya mengingatkan kalo akad itu sudah dibentuk sebulan yang lalu. Sambil memandang Ji Sung dalam Jae Won ngasih tahu kalo beliau masih punya kesanggupan untuk merubah yang nggak dapat menjadi bisa.


Di belakang asistennya Jae Won ngasih kode ke Ji Sung biar menolaknya. Dengan sopan Ji Sung ngasih tahu kalo ia sudah ada janji. Jae Won nggak maksa lagi. Lagian mereka juga akan ketemu lagi. Lipstik yang kemarin kau cari sebaiknya sudah bisa kau beli. Jika meneleponmu, datanglah ketika ada waktu luang. Aku akan menunggumu dengan tampan.
Ji Sung cuma membisu memandang Jae Won hingga ia menghilang. Ih Eonni kayaknya dah mulai terkesan sama pak manajer.


Nggak usang kemudian Hyun Sung datang. Mereka kemudian makan bersama. Ji Sung dongeng kalo perkara Pop-up Store sudah diputuskan. Tapi ia nggak tahu keputusan ini benar atau enggak. Nggak tahu apakah bisa kutangani sehabis dikembangkan.
Hyun Sung meyakinkan kalo ia niscaya bisa melakukannya. Ji Sung menyaksikan kalo wajah Hyun Sung kian kurus dan menanyakan apa ada masalah? Hyun Sung menyaksikan bayangannya di beling dan mengaku nggak papa.
Ji Sung menyodorkan mau menertibkan kencan buta untuknya. Hyun Sung menolak dan nyuruh abang aja yang pergi ke kencan buta yang dibicarakan abang ke dua. Ji Sung mengaku nggak tahu. Ia kemudian menanyakan apakah memproduksi kosmetik yang sudah nggak dibuat lagi merupakan hal yang gampang dilakukan? Contohnya lipstik.
Hyun Sung menginformasikan kalo itu nggak mudah. Itu sama menyerupai menolong SKU yang sudah mati. Tahapannya rumit, dan nggak jamin bisa berhasil. Lebih sulit dari memperbesar jumlah produksi. Namun, kenapa kau menanyakan ini? Ji Sung menjawab nggak papa.


Jae Shin mendapat telpon yang mengharuskannya untuk secepatnya pergi. Ia tadinya mau pergi sama Ketua tim Yoo. Tapi alasannya merupakan beliau sedang nggak ada jadinya ia pergi bareng Song Ah. Mereka akan pergi ke toko dan itu sungguh mendesak.

Song Ah dan Jae Shin tiba ke toko bareng Jae Won. Do sana Presdir sudah di sana dan menyaksikan beberapa produk. Ia menanyakan pada Song Ah apa ia juga karyawan mereka? Song Ah mengiyakan dan memperkenalkan diri. Jae Won menyertakan kalo Song Ah sungguh mengerti warna produk.


Di kantor para karyawan sedang makan siang. Mereka makan biskuit sambil membicarakan Song Ah. Belakangan BM-nim sering mengajaknya keluar. Yang lain berasumsi kalo tadi itu niscaya sungguh penting makanya mereka terburu-buru pergi ke toko.
Hyun Sung kembali dan mengonfirmasi kalo Sunbae pergi sama BM-nim? Mereka membenarkan. Telpon di meja Song Ah bunyi. Dari ketua departemen produksi. Ia mencari Song Ah. Karena Song Ah nggak ada, Hyun Sung minta disampaikan padanya.
Kayaknya terjadi masalah. Hyun Sung eksklusif menyaksikan lainnya setelahnya. Tapi mau ngasih tahu juga risau gimana ngasih tahunya.

Sementara itu di toko Song Ah sedang memandu presdir melihat-lihat produk mereka. Tahu-tahu ada bunyi perdebatan. Jae Won nyuruh Jae Shin untuk melihatnya.
Ternyata ada 2 siswa yang oleh karyawan toko diyakini mencuri. Mereka diminta untuk menampilkan isi tas namun mereka menolak. Karyawan toko mengancam akan melaporkan mereka ke polisi namun mereka nggak takut dan bahkan menantang karyawan toko itu untuk melakukannya.
Jae Shin menanyakan CCTV namun kata karyawan toko itu ada di titik buta jadi mungkin nggak terekam. Karena itulah ia bermaksud untuk mengundang polisi. Jae Shin minta biar mereka dibiarkan pergi alasannya merupakan menurutnya kini ini itu nggak terlalu penting. Karyawan itu kaget. Dibiarkan gitu aja?


Presdir tiba dan menanyakan yang terjadi. Karyawan toko menjelaskannya namun dua anak itu membantah sudah melakukannya. Presdir menyaksikan produk di akrab mereka dan berpikir kalo mereka sedang ada di usia yang menghendaki produk itu.
Presdir kemudian nyuruh karyawan toko untuk membungkus berbagai jenis produk dan memasukkannya ke dalam keranjang. Ia ingin melakuan pertukaran dengan mereka. Kalo mereka menjawab jujur, maka ia akan menyodorkan semua yang ada di keranjang untuk mereka. Nggak tanggung-tanggung presdir akan ngasih masing-masing satu keranjang.
Gadis yang sebelah kiri nampak termakan namun temannya ngasih kode biar ia nggak mengatakannya. Gadis itu mau bilang kalo itu… . Temannya kesal dan eksklusif mengeluarkan apa yang ia ambil. Cuman tester doang. Ia mau pergi namun karyawan presdir menghadang. Presdir minta biar ia dibiarkan pergi.



Gadis yang tersisa bertujuan untuk mengambil keranjang yang disiapkan. Presdir menanyakan apa yang sudah dikatakannya? Gadis itu menampilkan kalo temannya tadi mengeluarkannya alasannya merupakan dirinya. Presdir meremehkan apakah beliau sendiri yang menyampaikan kalo temannya mencurinya? Kamu kehilangan potensi alasannya merupakan ragu dengan pertemanan yang lemah. Sekarang kau minta padaku, bukankah terlalu berhati pencuri?
Gadis itu merasa kesal dan pergi. Presdir kemudian beralih ke para karyawannya. Baik belum dewasa ataupun orang dewasa, mengaku teman dekat di mulut, tetapi ketika menyaksikan laba di depan mata maka akan berkhianat, inilah kebiasaan manusia. Jadi, nggak boleh membina orang yang nggak tahu balas budi. Yang mesti dilepaskan mesti dilepaskan.
Jae Shin bengong mendengar semua itu. Song Ah yang juga di sana tahu kalo semua itu ditujukan untuk Jae Shin.

Di kantor Hyun Sung menginformasikan pada lainnya kalo bungkusan lipstik yang mereka buatan kembali salah cetak. Yang sebelumnya merupakan jenis edisi terbatas. Dan Song Ah Sunbae mengirimnya sehabis memperbaikinya. Tapi kelihatannya yang dipakai merupakan edisi sebelumnya. Padahal itu akan dipakai pada acara lusa.
Semuanya menimbang-nimbang solusinya. Kalo dicetak ulang, gres bisa selesai besok siang. Akibatnya barangnya nggak bisa dikirim besok. Ketua tim menyarankan biar mereka melaporkannya dahulu pada BM-nim. Hyun Sung tahu-tahu menyarankan untuk ngasih Stiker. Kemarin Song Ah Sunbae juga melaksanakan hal yang serupa ketika selebaran bermasalah.


Ketua tim setuju. Tapi melekat stiker juga menjadi masalah, apakah bab pabrik bisa menempelnya? Bagian pabrik merasa berat. Secara mencari pekerja paruh waktu juga sungguh sulit. Hyun Sung menyodorkan diri untuk membantu. Selain itu ia juga akan mengirimkan stiker. Ia meminta ijin pada biro Kang dan Agen Kang juga mengijinkannya.
Ketua tim menginstruksikan untuk mencetak stiker dulu. Ia juga akan menyodorkan pada pabrik kalo mereka memerlukan pekerja paruh waktu.

Jae Shin dan Song Ah kembali ke kantor. Jae Shin nyuruh Song Ah untuk naik duluan. Song Ah nggak ngerti. Untuk apa melakukannya hingga begini? Mereka yang menahanmu, namun kenapa mesti menemukan perlakuan menyerupai tadi? Jae Shin merasa nggak ada perkara dengan itu. Selain mereka, saya bisa hidup dengan baik di depan orang lain. Menerima sumbangan orang, mesti melaksanakan respon yang setimpal.


Tapi menurut Song Ah, Apa yang ia laksanakan hingga sekarang, sudah cukup untuk balas budi. Apakah kau begitu ingin menjaga posisi ini?
Jae Shin membenarkan. Asalkan menemukan hinaan beberapa orang, semua orang nggak akan tahu saya merupakan anak dari orang itu. Song Ah menanyakan apa itu alasannya merupakan ayahnya? Jae Shin menekankan kalo ia mesti menjaga posisinya. Karena itulah ia memerlukan Song Ah.
Song ah cuma menatapnya sinis. Menurutnya Jae Shin sama menyerupai dua tahun yang lalu. Murid Sekolah Menengan Atas yang hidup menyerupai nggak punya apa pun. Song Ah pergi dan Jae Shin nggak bisa menahannya. Ia bengong setelahnya.

Hyun Sung tiba ke pabrik untuk merapikan perkara itu. Karena waktunya mendesak pihak pabrik cuma bisa menemukan dua pekerja paruh waktu untuk menolong Hyun Sung dan mereka cuma bisa melakukan pekerjaan hingga jam 9. Nggak mau menangguhkan lagi mereka pun mulai bekerja.

Song Ah hingga di kantor dan mengenali kalo Hyun Sung pergi ke pabrik untuk merapikan masalahnya. Ketua tim Yoo pikir nggak cukup cuma dengan dijalankan sama pekerja paruh waktu. Makanya Hyun Sung membantu.

Sudah jam 9 dan para pekerja paruh waktu sudah minta pulang. Hyun Sung mempersilakan dan akan menyelesaikan sisanya. Wah masih banyak. Mengerjakannya semalaman juga mungkin nggak akan bisa selesai.


Song Ah nelpon. Masih sedang melekat stiker? Tanyanya. Hyun Sung membenarkan. Song Ah menanyakan berapa yang masif tersisa? Nggak mau khawatir, Hyun Sung bohong dan bilang kalo nyaris selesai. Palingan sejam atau dua jam lagi. Dong ah lega dengarnya. Ia menyinggung kalo Hyun Sung lah yang menganjurkan wangsit itu. Ia memuji apa yang Hyun Sung lakukan. Hyun Sung pikir itu alasannya merupakan panduan Song Ah. Kelak, meski kau nggak ada, saya juga akan melakukan pekerjaan dengan baik.
Song Ah menginformasikan kalo ia akan senantiasa ada. Ia nggak akan pergi ke Eropa. Hyun Sung senang banget dengarnya. Sampai nggak bisa berhenti tersenyum. Boleh nggak pergi? Song Ah mengiyakan. Kenapa nggak boleh?


Hyun Sung senang banget. Ia bilang ke sunbae akan nelpon lagi nanti. Habis itu ia teriak-teriak. Jongkok, berdiri, guling-guling di meja hingga ngomong sama tongkat pel segala. Dia nggak tahu kalo Song Ah senyum-senyum ngelihatin di luar. Sampai ketika Song Ah masuk. Dih aib banget. Song Ah menyindir kalo Hyun Sung pintar menari. Dia menyaksikan yang ada di meja. Lah kok masih banyak? Katanya sejam dua jam. Ia kemudian mengikat rambutnya dan eksklusif membantu.

Jae Shin tiba ke bar. Terngiang kembali apa yang dibilang Song Ah kalo ia menyerupai dua tahun yang lalu. Murid Sekolah Menengan Atas yang hidup…seperti nggak punya apa pun.
Ia teringat apa yang ia alami ketika beberapa orang mendatanginya di terperinci alasannya merupakan ditipu oleh ayah. Dan tadi ketika ia tiba ke kantor polisi untuk menyelesaikan perkara ayah dengan orang yang ditipunya.
“Apa yang saya punya?”

Sambil menempelkan stiker Hyun Sung menanyakan kenapa Sunbae nggak pergi ke Eropa? Sambil senyum Song Ah ngasih tahu kalo itu bukan hal yang ia inginkan. Ia suka pada pekerjaan yang sekarang. Selain itu makanan Korea lebih cocok untuknya.



Hujan turun namun Song Ah sama Hyun Sung masih belum selesai. Lah Song Ah malah mengantuk dan jadinya tertidur. Hampir aja ia jatuh. Hyun Sung eksklusif mempersiapkan pindahnya buat jadi sandaran kepala Song Ah. Ia menjamah wajah Song Ah dan mau menyibakkan poninya. Ih lagunya enak.
Ah aakhirnya kelar. Hhh belakangan lelet banget nyinopnya. Hmm kasih spoiler nggak ya…🤔
Spoiler episode 7
kabar perihal ijab kabul Hyo Jo dengan salah satu BM jadinya mencuat. Dan Jae Shin jadinya mengakui kalo ia akan menikah. Hyun Sung panik banget sama Sunbae-nya namun Song Ah bilang kalo beliau nggak papa.
Suatu hari Song Ah jalan sama Hyun Sung dan Ga Young. Kayaknya dari hari itu Song Ah mulai membuka diri buat Hyun Sung. Dia hingga nanyain apa yang Hyun Sung senangi darinya. Hyun Sung sendiri berpikir kalo mungkin ambisinya terlalu besar. Ia bersedia untuk menjaga jarak selama Song Ah bersedia. Dan nggak tahu Gimana jadinya di kantor Hyun Sung senyum-senyum mulu sambil lihatin Song Ah. Jangan ketawa! Pinta Song Ah. Keduanya kayak senang banget.
Bersambung…