Drama Korea – Sinopsis Twisted Fate of Love Episode 3 (Terlilit Takdir Cinta), Pastikan membaca keseluruhan dongeng di goresan pena yang ini. Ayo dilihat juga dongeng sebelum ini di Episode sebelumnya baca di sini.
Dong Yue sudah membaca isu modern mengenai program penyembahan langit, kemudian ia mulai berpikir, “pasti program penyembahan ini akan didatangi Lu Yuantong, namun bagaimana caranya saya bisa ikut ke program Itu? Oh yaa benar, saya mesti mengunjungi Department Sejarah dan menjadi petugas di sana” gumam Dong Yue dalam hati.
Petinggi Departemen Sejarah memarahi para pegawainya, Lu Chuan yang ialah salah satu dari pegawai tersebut memberi saran, “bagaimana jikalau minta pemberian yang mulia di dalam”.
Petinggi Departemen Sejarah mewaspadai Pangeran Pang Yu, “minta pemberian Pangeran di dalam, apakah kau yakin?! Pangeran itu cuma bisa bersembunyi di dalam sambil menulis syair! Apakah dengan begitu bisa menurunkan hujan ?!”.
Tepat di saat itu Dong Yue hingga di Departemen Sejarah, Dong Yue ingin diterima melakukan pekerjaan di sana. Dong Yue berupaya menyakinkan mereka bahwa ia bisa menyaksikan fenomena astronomi, “tuan dalam waktu dekat akan turun salju lebat” ucap Dong Yue.
Petinggi Departemen Sejarah mewaspadai ucapan Dong Yue, “bagaimana bisa ada salju? Ibukota ini sudah mengalami kekeringan selama 3 bulan !! Pelayan usir saja orang asing ini !!”.
Dong Yue berupaya memberontak dengan teriak, “tuan, percaya padaku!!”
(Tentu Dong Yue bisa mengenali apa yang mau terjadi, alasannya ia dari masa depan).
Keributan yang terjadi mengusik fokus Pangeran Pang Yu yang sedang menulis syair. Pangeran Pang Yu mewakilkan asistennya (Qing Xiao) untuk menyaksikan kericuhan apa yang terjadi di luar.
Awalnya Qing Xiao menampilkan peluang untuk Dong Yue menunjukan ucapannya, namun di saat Dong Yue menampilkan plakat Feng Xi, Qing Xiao menjelma hambar terhadap Dong Yue kemudian mewakilkan Dong Yue pergi saja dari sana.
Malam Tiba, Pangeran Pang Yu sedang berjalan-jalan di Ibukota, di saat menyaksikan Dong Yue sedang duduk dengan lesu sambil memeluk suatu payung Pangeran Pang Yu merasa asing dengan Dong Yue, “apakah Tuan dari luar Ibukota?” Tanya Pangeran Pang Yu.
Dong Yue mengiyakan perkataan Pangeran Pang Yu, “bagaimana Tuan bisa tahu?”
Pangeran Pang Yu tersenyum, “karena Ibukota sudah usang tidak hujan, cuma orang dari luar yang menjinjing Payung”
(Dong Yue memperoleh payung dari suatu Toko yang mencampakkan payungnya, alasannya animo kemarau payung tidak laris dijual).
Dong Yue memegang perutnya alasannya lapar, Pangeran Pang Yu dengan baik hati membelikan roti untuk Dong Yue. Dong Yue sungguh berterimakasih atas kebaikan Pangeran Pang Yu, “sebagai jawaban untuk kebaikan Tuan, ambil payung ini, dalam waktu dekat akan turun salju niscaya Tuan akan membutuhkannya”.
Pangeran Pang Yu cuma tersenyum kecil mendengar ucapan Dong Yue, “bolehkah Saya tahu siapa nama Tuan?”
“Namaku Dong Yue” ucap Dong Yue sambil pamit pergi.
Pangeran Pang Yu membuka payung pemberian Dong Yue, Tepat di saat Itu salju turun. Pangeran Pang Yu bengong mengenang semua ucapan Dong Yue dan ia sadar bahwa Dong Yue yakni orang yang pernah menghasilkan kericuhan di Departemen Sejarah.
Keesokan harinya Lu Chuan akan pergi keluar mencari Dong Yue, Lu Chuan bahagia di saat menyaksikan Dong Yue ternyata berada di depan pintu Department Sejarah. “Ternyata kau tidur semalaman di depan sini. Ini untukmu surat kerja”.
Dong Yue sungguh bahagia mendengarnya, “aku diterima kerja. Hmm, kalian sudah percayakan dengan perkataanku bahwa akan turun salju”
Lu Chuan memuji Dong Yue, “Iya, kau betul-betul hebat, bahkan Pangeran Ketiga yang merekomendasikanmu untuk bekerja”.
Dong Yue berpikir siapa Pangeran Ketiga, padahal mereka tidak saling mengenal, namun di saat Lu Chuan mengembalikkan payung, Dong Yue sadar bahwa Pangeran Ketiga yakni Tuan yang ia jumpai tadi malam.
Kini Dong Yue resmi menjadi pegawai Departemen Sejarah. Dong Yue pergi menemui Pangeran Ketiga untuk berterimakasih dan meminta maaf jikalau ia pernah tidak sopan di saat berjumpa pertama kali.
Pangeran Pang Yu tidak mempermasalahkan hal tersebut, Qing Xiao (asisten Pangeran Pang Yu) terlihat tidak bahagia dengan Dong Yue.
Pangeran Pang Yu bertanya, “apakah kau dan Feng Xi saling mengenal? Karena kau memiliki plakat gioknya”.
Dong Yue menerangkan bahwa ia dengan Feng Xi tidak saling mengenal, “aku cuma mendapatkan gioknya di suatu tempat, alasannya Feng Xi yakni wakil menteri kementerian Ritus sehingga saya berpikir dengan menggunakan giok itu akan mempermudahku menjadi pegawai Departemen Sejarah, namun ternyata dugaanku salah”.
Dong Yue dan Pangeran Pang Yu lanjut berbincang-bincang sambil berlangsung di daerah pertama kali mereka bertemu.
Dong Yue takjub dengan akal dan sifat Pangeran Pang Yu, sedangkan Pangeran Pang Yu menggemari kepribadian Dong Yue.
“Kenapa saya memiliki perasaan asing terhadap pria” gumam Pangeran Pang Yu dalam hati sambil memandang kepergian Dong Yue.
Dong Yue ingin mandi namun di daerah pemandian sungguh ramai sehingga Dong Yue menanti siapa pun pergi. Saat merasa sudah sepi Dong Yue bergegas pergi ke sana, tepat di saat itu ia berjumpa Lu Chuan yang juga akan mandi.
Dong Yue menjadi gugup. Lu Chuan menyadari bahwa ternyata ia sama menyerupai Dong Yue tidak senang mandi di saat ramai.
Lu Chuan pun dengan baik hati mempersilahkan Dong Yue mandi duluan dan ia akan menanti di luar.
Kediaman Feng Xi
Dao Le melaporkan eksistensi Dong Yue ke Feng Xi. “Dong Yue kini melakukan pekerjaan di Department Sejarah”.
Feng Xi sungguh percaya bahwa Dong Yue memperoleh jabatan tersebut alasannya plakat giok miliknya.
“Jabatan Itu bukan alasannya plakat giok milik paman namun atas rekomendasi Pangeran Ketiga, bahkan plakat giok paman didapatkan di pot bunga” ucap Dao Le. Feng Xi menjadi kesal mendengarnya.
“Oh ya, di sana Dong Yue juga terlihat bersahabat dengan Lu Chuan” lanjut Dao Le. Mendengar hal tersebut Feng Xi mulai tersenyum alasannya ia memiliki suatu rencana.
Kediaman Marquis An (Menteri Kementerian Ritus)
Kediaman Marquis An dihebohkan dengan suatu tanaman dengan banyak bercak darah. Marquis An yang melihatnya pun ketakutan.
Di Istana
Marquis An sedang jalan di Aula kemudian Feng Xi tiba menghampiri, “Marquis An menyerupai terlihat sedang murung” tegur Feng Xi.
Marquis An sedang tidak mau basa-basi dengan Feng Xi sehingga ia tidak begitu banyak bicara.
“Kudengar penulis isu Ibukota yakni salah satu pegawai di Department Sejarah, namanya yakni Lu Chuan” gumam Feng Xi.
(Feng Xi mengenali Marquis An mencari penulis isu tersebut, alasannya di dalam isu tersebut menghasilkan Marquis An Malu).
Departemen Sejarah
Marquis An tiba ke Departemen Sejarah, ia mewakilkan semua pegawai berkumpul kemudian mengajukan pertanyaan siapa yang berjulukan Lu Chuan. Lu Chuan karenanya mengakui bahwa ia memang penulis isu Ibukota.
Lu Chuan berupaya membela diri, “Tuan, apa salahnya Saya menulis. Saya senantiasa menulis sesuai fakta yang terjadi”.
Marquis An menjadi sungguh marah, “tangkap dan pecat dia!!”.
Dong Yue berupaya membela Lu Chuan alasannya ia sudah menilai Lu Chuan temannya dan menggemari goresan pena Lu Chuan.
Marquis An menjadi tambah kesal dengan perilaku Dong Yue, “penjaga, tangkap mereka berdua!!”.
Tepat di saat itu gerbang terbuka dan Feng Xi muncul, Feng Xi sukses mempengaruhi Marquis An sehingga tidak jadi menangkap Dong Yue dan Lu Chuan, namun Lu Chuan tetap memperoleh eksekusi kecil yakni di pukul.
Feng Xi menyampaikan terhadap Marquis An bahwa Dong Yue memiliki kesanggupan supernatural, bahkan selir Guifei (selir kesayangan baginda) ingin berjumpa dengannya, “Marquis An, jikalau Tuan menjalankan langkah-langkah asal pilih ke Dong Yue, takutnya di saat ia berjumpa selir Guifei, ia akan menyampaikan langkah-langkah Tuan”.
Marquis An cuma bisa menahan kesal, kemudian pergi dari sana.
Tidak usang kemudian Pangeran Ketiga datang, situasi antara Pangeran Ketiga dan Feng Xi sangatlah canggung. Mereka saling menyindir sifat masing-masing.
Feng Xi mendekati Dong Yue sambil tersenyum, “plakat giok ini jangan hingga hilang lagi, jikalau hilang maka saya bisa mengeluarkanmu dari sini”
Dong Yue merasa tidak yummy dengan Pangeran Ketiga alasannya ia terlihat saling mengenal dengan Feng Xi, padahal di saat itu Dong Yue menyampaikan ke Pangeran Ketiga bahwa ia dan Feng Xi tidak saling mengenal.
“Ingat kau yakni milikku, dan namamu juga dariku” ucap Feng Xi sambil tersenyum, kemudian pergi dari sana.
Di luar prasangka Dong Yue, ternyata Pangeran Pang Yu tidak mempermasalahkan hal tersebut, Pangeran Pang Yu mengerti bahwa siapa pun memiliki belakang layar yang tidak dapat dikatakan, “tidak usah takut dengan ancaman pejabat menyerupai itu, saya percaya dengan kamu”.
Di malam Hari, Dong Yue menolong Lu Chuan mengobati lukanya. Dong Yue menyemangati Lu Chuan untuk tetap menulis dan tidak mengalah alasannya hal tadi. “Kamu mesti tetap menulis, namun minimalisir tulisanmu dalam memuji Feng Xi”.
“Apa yang mesti ku kurangi, Feng Xi memanglah sungguh sempurna. Bahkan ia lahir di bulan Februari pada tahun Macan, itu ialah tanggal yang sungguh langka” ucap Lu Chuan dengan sarat semangat.
Dong Yue malas mendengar ucapan Lu Chuan yang terlalu memuji Feng Xi, Dong Yue akan pergi namun terhenti di saat menyaksikan tumpukkan buku mengenai penyembahan langit. “Apa kau membaca buku-buku ini?”
Lu Chuan, “aku terpaksa membaca buku-buku tersebut, alasannya petugas departemen sejarah mesti mengetahuinya”.
Dong Yue mulai berpikir, “jika saya ingin berjumpa dengan Lu Yuantong, maka saya mesti pergi ke program penyembahan langit, mudah-mudahan saya bisa pergi ke sana tentunya saya mesti mengetahui mengenai program penyembahan langit. Itu ia jawabannya … Aku mesti membaca buku wacana penyembahan langit”.
Keesokan paginya, Dong Yue akan pergi keluar untuk berbelanja buku, namun dicegat oleh Feng Xi.
Dong Yue malas berbasi-basi dengan Feng Xi, namun Feng Xi mengancam Dong Yue dengan identitasnya selaku perempuan (pejabat mesti laki-laki), Dong Yue kesal dengan perilaku Feng Xi namun mau tidak mau karenanya ia mengikuti Feng Xi.
Feng Xi menjinjing Dong Yue ke pasar, Feng Xi ingin membelikan Dong Yue busana perempuan namun Dong Yue menolak, ia lebih kesengsem berbelanja suatu buku.
Sebelum pergi Feng Xi mengingatkan Dong Yue untuk waspada dengan sifatnya, “Sifatmu akan menghasilkan keberadaanmu dalam bahaya” ucap Feng Xi.