Drama Korea – Sinopsis Twisted Fate of Love Episode 4 (Terlilit Takdir Cinta), Silahkan untuk membaca daftar lengkap goresan pena CDrama ini di goresan pena yang ini. Kamu juga mesti tahu gaes Episode sebelumnya baca di sini.

Marquis An sungguh bingung lantaran saban hari tanaman di halaman belakang rumahnya senantiasa terdapat noda darah. Marquis An teringat dengan perkataan Feng Xi bahwa Dong Yue memiliki kekuatan supernatural, alhasil Marquis An tentukan untuk mengundang Dong Yue biar sanggup menetralisir kesialan di rumahnya.

Dong Yue tak mau pergi ke tempat tinggal Marquis An sehingga ia menjajal untuk bersembunyi, tetapi malah tidak sengaja berjumpa Lu Chuan. Dong Yue memukau Lu Chuan, “kenapa kau ke sini?”.
“aku mencarimu, ini untukmu dari Feng Xi” ucapan Lu Chuan sambil menyerahkan suatu bingkisan. Dong Yue ketakutan di saat menyaksikan isi bingkisan itu ternyata baju wanita, ia bergegas menyembunyikannya.

Tidak usang kemudian petinggi Departemen Sejarah muncul, “Dong Yue, kau mesti pergi ke tempat tinggal Marquis An !!”. Dong Yue alhasil mengalah untuk bersembunyi dan pergi ke tempat tinggal Marquis An.
(Kediaman Marquis An)

Marquis An meminta pertolongan terhadap Dong Yue untuk menangani keanehan yang terjadi di rumahnya. Dong Yue berupaya menerangkan bahwa ia tak punya kesanggupan supernatural. Saat mereka sedang berdiskusi terdengar bunyi seseorang sedang dipukuli.
Dong Yue, “suara apa itu?”.
Marquis An, “ siapa yang sedang menghasilkan kericuhan di sini !”

Pelayan Marquis An tiba dengan menjinjing seorang pramusaji perempuan yang sudah babak belur, “Tuan, pramusaji ini sudah menghasilkan Nyonya kesal, lantaran itu sedang dihukum”
Pelayan perempuan itu berjulukan Mingzhu. “sudah kukatakan kesialan di rumah ini terjadi lantaran karma” ucap Mingzhu.
Mingzhu akan dieksekusi lagi tetap Dong Yue secepatnya menolongnya. “Tuan, di saat melaksanakan kiprah saya mesti sendirian, tetapi saya butuh satu orang pelayan, bagaimana jika pramusaji perempuan ini tinggal saja beliau di sini untuk membantuku” ucap Dong Yue.
Marquis An menyepakati undangan Dong Yue, kemudian pergi dari sana.

Dong Yue mengajukan pertanyaan terhadap Mingzhu apa yang dimaksudnya dengan sanksi alam tadi. Mingzhu menerangkan bahwa ia punya seorang adik berjulukan Xiaosi, adiknya diperlakukan secara tidak adil hingga meninggal dan dikuburkan di sini, semenjak itu di halaman belakang rumah ini senantiasa terjadi keganjilan. “Mingzhu memohon terhadap tuan untuk menenangkan arwah Xiaosi” ucap Mingzhu sambil terisak.

Dong Yue mengunjungi Marquis An, ia menyampaikan sudah mengenali cara untuk menetralisir kesialan di sini. Marquis An sungguh bahagia mendengarnya, ia berjanji akan melaksanakan apapun biar kesialan ini bisa hilang.
“caranya tuan mesti membuka baju sambil menulis kitab suci di halaman belakang ” ucap Dong Yue. Marquis An merasa aib untuk melakukannya.
Tiba-tiba terbesit dipikiran Dong Yue untuk sekalian mengerjai Feng Xi. “Tuan, biar lebih sukses saya sarankan untuk menulis bareng tanpa baju dengan seorang lelaki yang lahir pada bulan Februari tahun macan” lanjut Dong Yue. (Dong Yue tahu tanggal lahir Feng Xi dari kisah Lu Chuan waktu itu).
Marquis An mengikuti anjuran Dong Yue, ia bergegas mengutus bawahannya mengundang Feng Xi untuk datang.

Feng Xi datang, ia memandang Dong Yue dengan kesal. Dong Yue tersenyum bahagia lantaran bisa membalas perbuatan Feng Xi. “Feng Xi, bukankah tanaman berdarah ini yakni rencanamu? Kamu terus menggangguku, bahkan mengirimkanku busana wanita!” ucap Dong Yu ke Feng Xi tetapi tidak terdengar oleh Marquis An.
“tentu, ternyata kau tidak mengecewakan juga” balas Feng Xi.
“silahkan dimulai penulisan kitab suci” ucap Dong Yue kemudian pamit pergi meninggalkan Feng Xi dan Marquis An.

Penulisan kitab suci selesai, Marquis An berterimakasih terhadap Dong Yue lantaran sudah menetralisir kesialan di rumahnya. Marquis An memamerkan Dong Yue beberapa emas selaku kado tetapi Dong Yue menolak, ia cuma ingin meminta pramusaji perempuan tadi (Mingzhu) menjadi pelayannya. Marquis An pun dengan bahagia hati menyetujuinya.

Dong Yue menjinjing Mingzhu tinggal bersamanya di Departemen Sejarah, Dong Yue juga memamerkan Mingzhu suatu salep untuk lukanya. Mingzhu sungguh terharu dengan kebaikan Dong Yue.

Keesokan harinya, di saat Mingzhu berlangsung keluar untuk mengambil air, para petugas Departemen Sejarah menertawakan Mingzhu lantaran di tampang Mingzhu terdapat suatu tanda lahir besar yang menjadikannya dianggap jelek. Melihat Mingzhu ditertawakan, Dong Yue secepatnya memukau Mingzhu untuk masuk ke dalam ruangannya.
“sebenarnya kau terlahir cantik” ucap Dong Yue. Lalu Dong Yue teringat dengan busana pemberian Feng Xi. Dong Yue menegaskan memamerkan busana itu ke Mingzhu.
“sekarang, kau ikut saya ke pasar untuk berbelanja beberapa komestik” lanjut Dong Yue.

Dong Yue dan Mingzhu pergi ke pasar dengan dikirim oleh Lu Chuan. Di sana mereka tidak sengaja berjumpa dengan Feng Xi dan Dao Le. Feng Xi sungguh kecewa di saat menyaksikan Mingzhu memakai baju pemberiannya untuk Dong Yue.
Feng Xi memaksa Mingzhu untuk ikut dengannya, Dong Yue membela Mingzhu, “Feng Xi, kau tidak dapat menindas wanita! Kamu tidak dapat membawanya”.
Feng Xi mengancam Dong Yue jika Mingzhu tidak ikut dengannya maka Dong Yue akan dipecat dari jabatannya sekarang.
“Tuan, jangan mempertaruhkan pekerjaanmu untukku. Biarkan saja saya ikut dengan Tuan Feng Xi” ucap Mingzhu.
“ternyata selera gadis Feng Xi memang berlainan dari yang lain” gumam Lu Chuan sambil mengeluarkan buku untuk menulis informasi yang gres ia dapatkan.
Dong Yue menjadi makin kesal lantaran Lu Chuan malah memuji Feng Xi dan tidak membantunya untuk menjaga Mingzhu.

Mingzhu pun di bawa Feng Xi ke kediamannya. Di sana Feng Xi mengutus Mingzhu melepaskan baju yang Mingzhu kenakan. Mingzhu dengan takut-takut melepaskannya. Feng Xi secepatnya memukau baju Mingzhu dari tangannya, kemudian Feng Xi memperabukan baju itu.

Tidak usang kemudian Li Yurou datang, “Tuan, saya dengar ada kemunculan tamu”. Feng Xi mengutus Li Yurou untuk mengelola Mingzhu.
(Di Istana)

Kaisar mengundang Feng Xi, mereka berdiskusi mengenai Marquis An, “aku mendengar rumor bahwa kediaman Marquis An sementara waktu kemudian melaksanakan upacara penyembahan besar, apakah kau sudah mendengarnya” ucap Kaisar.
Feng Xi mengakui sementara waktu kemudian beliau diminta oleh Marquis An menulis kitab suci, “Baginda, saya tidak tahu jika ternyata itu untuk program penyembahan”.
Kaisar mulai berpikir bahwa Marquis An melaksanakan penyembahan untuk kerajaan sebelumnya, “Marquis An yakni menteri di kerajaan sebelumnya, sesudah ikut denganku beliau tidak pernah memperoleh kekuatan lagi. Pasti ada unek-unek didalam hatinya” ucap Kaisar, kemudian mengutus Feng Xi untuk menyelidikinya.
Feng Xi “Kaisar, Marquis An yakni atasanku. Aku sulit dipercayai berani menyelidikinya. Bisakah saya meminta pemberian Mahkamah Agung?”.
Kaisar menyepakati undangan Feng Xi.
(sepertinya rumor itu yakni planning Feng Xi untuk memuluskan jalannya menyingkirkan Marquis An).

Dong Yue dan Lu Chuan sedang berkata-kata mengenai Feng Xi, Dong Yue kesal lantaran setiap mengatakan mengenai Feng Xi, Lu Chuan senantiasa saja memuji Feng Xi. Tidak usang kemudian beberapa penjaga pengadilan datang, mereka menangkap Dong Yue.
(Di Mahkamah Agung)

Jaksa Mahkamah Agung menanyai Dong Yue, “apakah benar kau yang menyarankan Marquis An untuk melaksanakan upacara penyembahan? Apakah ada konspirasi dibalik itu semua?”.
Dong Yue menerangkan penyembahan itu cuma untuk menghalau kesialan di Kediaman Marquis An tidak ada maksud lain, “Marquis An kejam dan banyak melaksanakan pembunuhan, oleh lantaran itu banyak keanehan di kediamannya. Jika tuan ragu-ragu padaku, silahkan selidiki rumah Marquis An, di sana ada tanaman dengan noda darah, serta ada jenazah yang dikuburkan”.

Lu Chuan pergi memohon pemberian ke Feng Xi untuk menolong Dong Yue. Feng Xi tersenyum kecil, “katakan terhadap Dong Yue, asal beliau mau menunduk kepadaku. Aku jamin beliau bisa selamat”

Feng Xi tiba menemui Jaksa Mahkamah Agung. Jaksa Mahkamah Agung menyampaikan bahwa mereka sudah mengecek kediaman Marquis An tetapi tidak mendapatkan jenazah cuma mendapatkan suatu kayu dengan tulisan.

Feng Xi membaca goresan pena tersebut dan menerangkan bahwa maksud dari goresan pena itu yakni niat untuk memberontak, “sepertinya Marquis An memang sudah bermaksud untuk memberontak, secepatnya tangkap Marquis An” ucap Feng Xi.
(Di Penjara)

Dong Yue menimbang-nimbang cara untuk keluar, “apakah saya mesti mengikuti anjuran Lu Chuan untuk tunduk terhadap Feng Xi ?. jika saya di penjara, maka saya tidak dapat membunuh Lu Yuantong” gumam Dong Yue.
Tidak usang kemudian Feng Xi datang. Feng Xi menyindir Dong Yue, “bukankah kau bisa meramal masa depan? Kemarin kau bisa meramal salju! Dan juga janjkematian Feng Jing. Apakah kini kau bisa meramal apa yang mau terjadi padamu di penjara ini?”
Dong Yue, “Feng Xi, bukankah semua ini tergolong rencanamu. Dari tragedi di kediaman Marquis An hingga dengan bukti pemberontakan Marquis An !!”
Feng Xi, “tebakanmu tidak jelek juga”
“jangan bilang kemunculan Mingzhu juga pecahan dari rencanamu !!” lanjut Dong Yue.
“kamu sungguh-sungguh cerdas, bagaimana jika kau bergabung denganku?, Dengan bantuanku kau bisa keluar dari sini, saya akan tunggu jawabanmu. Silahkan pertimbangkan baik-baik” ucap Feng Xi, kemudian pergi dari sana.

Di kawasan lain, Dao Le mengantarkan Mingzhu dan Xiaosi (adik Mingzhu) untuk pergi ke luar kota. Mingzhu berterimakasih lantaran sudah membebaskannya dari Marquis An, cuma saja beliau merasa tidak yummy lantaran sudah mendustai Dong Yue, “Tuan, saya dengar Tuan Dong Yue di penjara. Aku berharap kalian akan menyelamatkannya, cuma itu tuntutan terakhirku”.
(Kediaman Feng Xi)

“sudah beberapa hari tetapi Dong Yue masih saja keras kepala” ucap Dao Le.
“apakah paman akan membiarkan Dong Yue di hukum?” lanjut Dao Le.
Feng Xi cuma membisu menimbang-nimbang sesuatu kemudian mengutus Dao Le untuk memindahkan Dong Yue dari Mahkamah Agung ke Kementerian Ritus, “bilang saja, saya akan menyelidikinya sendiri”.

Dao Le pergi ke penjara, “aku akan memindahkanmu ke Kementerian Ritus” ucap Dao Le terhadap Dong Yue. Tidak usang kemudian Jaksa Mahkamah Agung tiba dan menghentikan Dao Le.
“Dong Yue, kau mesti ikut ke Pengadilan Mahkamah Agung” ucap Jaksa.
(Kediaman Feng Xi)

Dao Le secepatnya pergi melapor terhadap Feng Xi bahwa di saat ia akan menjinjing Dong Yue pergi ia ditahan oleh Jaksa Mahkamah Agung. Feng Xi mulai berpikir mengapa Jaksa Mahkamah Agung menahan Dong Yue.
“Mungkinkah ini planning menteri kiri ?? Jaksa Mahkamah Agung sungguh erat dengan menteri kiri. Sepertinya Menteri kiri akan ikut campur dalam perkara ini” gumam Feng Xi.
(Pengadilan Mahkamah Agung)

Di sana Dong Yue disiksa oleh Jaksa Mahkamah Agung.
Jaksa Mahkamah Agung menuduh Dong Yue ingin menjebak Marquis An, “setelah diselidiki, bukti pemberontakan di Kediaman Marquis An kau yang meletakannya bukan?! Kamu berpura-pura menyarankan penyembahan kemudian meletakannya di sana.”
Dong Yue membantah, “aku tidak melakukannya, saya cuma mendustai Marquis An untuk melaksanakan penyembahan lantaran Marquis An kejam terhadap pelayannya. saya bisa mengundang saksi, Ada seorang pramusaji perempuan bersamaku di saat itu”

Penjaga menjinjing masuk Mingzhu. Dong Yue sungguh bahagia menyaksikan Mingzhu. “Mingzhu katakan bahwa memang benar ada jenazah adikmu di sana”.
Mingzhu memandang Dong Yue dengan sedih, “maafkan aku. Aku yakni pramusaji di Kediaman Marquis An, mengenai Adikku bergotong-royong masih hidup”.
Dong Yue terkejut, tidak menyangka Mingzhu akan menyampaikan hal sebaliknya.